Part 3: Baper

23 8 0
                                    

Cahaya matahari masuk ke dalam kamar milik seseorang mengusik tidur lelap salah seorang yg tidur dikamar itu.

Seorang gadis mulai membuka matanya perlahan. Mengucek matanya sebentar,
Lalu....

"AAAAAAAAAAAAAAA!!!!!! SETAN!!!" teriaknya kaget.
Teriakannya itu sukses membuat gadis lain yang tidur di kasurnya itu terbangun.

"Argh, apa, sih, Jean? Orang lagi enak enaknya tidur juga." Gadis isstu menggerutu kesal.

Gadis yang dipanggil Jean itu masih berdiam dengan tatapan terkejutnya itu.

"Sejak kapan lo ada di sini?" tanya Jean.

"Ya, sejak semalam, lah. Masa lo lupa kemarin gue ikut lo nginep di rumah lo, sih?" jawab gadis itu dengan ketus, masih kesal karena terbangun tiba-tiba akibat teriakan Jean.

"Ohh, iya, lagian Lola, rambut lo, tuh
hitam pekat, panjang, gimana gua gak kaget kalau lo tidur dengan rambut lo nutupin muka lo?"

"Yah, gue mana tau rambut gue yang hitam panjang dan kinclong ini nutupin muka cantik gue pas gue lagi tidur?"

"Dihh, najis!"

"Terserah lo, deh. Dan gue mau kembali tidur," ucap Lola

"Emang lo gak sekolah?"

"Enggak, gue libur hari ini," ucap Lola.

"Oh."

Jean pergi menuju kamar mandi, lalu mulai membersihkan diri.

Hanya sepuluh menit, Jean sudah keluar memakai handuk. Dia berjalan menuju lemarinya lalu memakai seragamnya.

Setelah siap, dia kembali membangunkan Lola.

"Lol, ayo sarapan," ucap Jean sambil membangunkan Lola.

"Lo duluan aja, gue masih ngantuk, nih," ucapnya lalu kembali tidur.

Lola hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuaan sahabatnya, yang masih sama kayak dulu.

Karena Lola gak mau sarapan, jadilah Jean turun sendiri untuk sarapan.

"Lho, Jean, mana Lola?" tanya Mamanya pada Jean yang baru turun.

"Katanya masih pengen tidur, nanti dia nyusul," jawab Jean lalu duduk di kursi.

"Emang Lola gak sekolah?"

"Katanya enggak."

"Oh gitu, kalau begitu kamu cepat makan, nanti kamu telah lho," ucap Mamanya.

Jean mengangguk lalu menyantap makanannya.

***

Hari ini, Jean lupa kalau dia ada piket, karena itu sekarang dia disuruh ngepel seluruh koridor.

Dalam hati Jean terus saja menggerutu, "Duh, karena Lola, nih, gue kan jadi dihukum!"

Akhirnya, Jean telah selesai membersihkan lantai koridor.

Dia pergi menuju kantin, untuk membeli minuman.

Sesampainya di kantin, Jean melihat ada Kevlan di sana. Dia berjalan, lalu menghampiri Kevlan.

"Lho, Kev, lo kok ada di sini? Bukannya ini masih jam pelajaran, ya?" tanya Jean.

Kevlan yang sedang memakan nasi gorengnya, mendongak lalu menjawab, "Hehe, gue laper, lo sendiri ngapain di sini? Kan, masih jam pelajaran?"

"Gue mah beda, gue kena hukum karena gak ngelaksanain piket."

"Ooh, pantesan, lo pasti lelah, kan? Ayo duduk dulu," ucap Kevlan.

Jean mengangguk lalu duduk di depan Kevlan.

"Lo mau pesen apa? Biar gue bayar," ucap Kevlan.

"Wah, beneran, nih?" tanya Jean dengan berbinar-binar. Soal makanan, Jean tidak pernah menolak.

"Iya, lo pesen aja," ucap Kevlan sambil tersenyum.

Jean memanggil Mang Tono, yang bekerja di situ.

"Mang? Bakso satu, sama es nutrisari satu," ucap Jean saat Mang Tono sudah ada di depannya.

"Siap atuh neng, ditunggu, yakk pesanannya." Jean mengangguk.

Tak lama kemudian, pesanannya telah sampai, Jean langsung berbinar-binar melihat bakso yang ada di depannya. Pasalnya, dia sangat menyukai bakso, jika ada uang, pasti Jean selalu membeli bakso.

Jean langsung memakan baksonya dengan lahap. Dia tak peduli dengan image nya di depan cowok akan rusak, karena menurutnya, jika cowok itu suka sama dia, maka cowok itu harus menerima apa adanya.

Kevlan yang melihat itu, hanya geleng kepala melihat Jean.

"Duh, kenyang, makasih Kevlan untuk traktirannya," ucap Jean saat ia selesai makan.

"Iya, sama-sama," ucap Kevlan.

Tiba-tiba, Kevlan memajukan dirinya ke arah Jean. Jean yang melihat itu, reflek memundurkan dirinya.

Saat jarak mereka sudah sangat dekat, Jean menutup matanya, dia berpikir bahwa Kevlan akan menciumnya, tetapi ternyata tidak. Kevlan ternyata mengambil bawang yang ada di sudut mulutnya, lalu memakannya.

"Kenapa tutup mata? Berharap dicium, ya?" goda Kevlan, yang membuat Jean malu sendiri.

"Apaan sih, nggak, ya," elak Jean.

"Haha, iya, deh," ucap Kevlan sambil tertawa.

"Udah, ah, gue mau pergi, ntar dikiranya bolos lagi," ucap Jean berniat untuk pergi.

"Tunggu."

"Kenapa?" tanya Jean.

"Nih, sapu tangan, keringat lo banyak banget, tuh," ucap Kevlan.

Jean menatap sapu tangan itu, lalu kembali menatap Kevlan.

"Ayo ambil, atau lo mau gue lapin?"

"Ah enggak," ucap Jean lalu mengambil sapu tangan itu.

"Makasih, ya, nanti gue balikin," ucap Jean.

"Iya, sama-sama."

Jean sedari tadi tidak menyadari sesuatu, yaitu, bukannya Kevlan selalu menjauhinya? Kenapa sekarang tidak?

Jean pun pergi menuju kelasnya. Sepanjang perjalanan, dia merutuki dirinya.

"Duh, kenapa dia sweet banget, sih? Kan, gue jadi baper," batinnya.

To Be Continued

Hai gayss, sorry lama gak update🙏
Soalnya Author lagi fokus nyelesain cerita Author di lapak sebelah, dan akhirnya udah tamat, yeeeeyyy^^
Karena itu, Author akan kembali menyelesaikan cerita ini.

Jangan lupa Vote & Comment❤

Salam cinta dari para Author😘
Rylan325
agnesrey9
Rain13GdnH
JeonieKimie

I'm Not a BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang