Kring kring kring!
Mendengar bunyi alarm, liya pun terbangun dengan wajah ceria bangkit dari kasur.
"Pagi semuanyaa! Selamat pagi bantal, guling, selimuut. Pagi liya, cakep banget sih lo baru bangun tidur kayak bidadari." liya berbicara dengan dirinya sendiri dicermin, lalu dia bersiap siap kesekolah dengan seragam lengkap.
Setelah memakai seragam lengkap Auliya menghampiri keluarganya dimeja makan "Morning all!" sapanya dengan senyum manisnya.
"Mornang morning, sok inggris banget nilai ulangan b.inggris aja 50. Pengen bergaya pake bahasa inggris kamu." sahut Andre papa Liya dengan wajah dibuat marah.
" Yee sibapak, harusnya tuh ngedukung anaknya kali belajar, ini tuh aku lagi belajar berbahasa inggis tau," balas Liya dengan wajah cemberut.
"Udahlah apaan si pagi pagi kek gini gaseru, mending kaka sama papa tanding silat aja rame tuh." usul akbar adiknya liya.
"Apaan sih akbar silat mulu, mentang mentang papa sama ka liya jago silat." sahut Susan mama liya sambil membawa pisau dari dapur.
Ketiga orang yang sedang sarapan itupun kaget dan takut.
"Mah, mama mau bunuh siapa? " tanya Liya dengan was-was.
" Sembarangan kamu, mana mungkin mama mau ngebunuh keluarga mama sendiri. Ini mama mau motong buah aja kok." jawab Susan.
"Oowh kirain hhe."
~~~~
Disekolah
SMA ANGKASA, disinilah liya bersekolah ia berada dikelas 11 IPA 3.
Liya adalah seorang gadis biasa yang mempunyai bakat salah satunya yaitu bela diri.Liya juga seorang yang humoris, suka kebebasan, dan sangat menyayangi keluarganya, dan dia juga bisa menjadi orang yang cuek kepada orang yang tidak dia kenal.
" Liya, lo udah ngerjain pr gak. Pinjem dong mau nyontek gue" ucap Meira sahabat Liya.
" Yee enak bener idup lo hhh ambil aja dalem tas gue, males ngambil" ucapnya lalu kembali memakai headset dengan menatap handphone nya bermain game free fire dengan teman laki-laki satu kelasnya.
" Wokkeh!" sahut Meira dengan senang hati.
" Anjirr! Liya itu musuhnya didepan lo, kenapa malah lo nembaknya kearah lain ?" teriak Raka salah satu temennya.
" Bodo amaatt yang penting tembak aja udah ntar juga kalo takdirnya mati, tu musuh mati sendiri bacot lo ka" jawab Liya dengan wajah serius memainkan game itu.
" Udah udah sabar ka, Liya kan baru main 2 minggu ya gabisa dipaksain juga tim kita menang." bisik Leo pada Arka, dan Arka hanya berdecak pasrah.
Brakk!
Gebrakan meja itu membuat seisi kelas hening dan langsung duduk ketempatnya masing masing.
" Sudah masuk jam belajar sibuk dengan dunianya masing masing, harusnya kalian sambil nunggu guru datang baca buku, ulangi materi yang sudah dipelajari ja-"
" Nah kann apa gue bilang ka, menang kan gue! Usaha itu ga pernah ngehianatin hasill ha.. Ehh Bu Tuti sejak kapan berdiri didepan bu? Kok saya ga liat, apa jangan-jangan ibu punya kekuatan super ya bu?" tanya Liya dengan tampang polos miliknya.
" STEFANI AULIYA! Sekarang juga kamu berdiri didepan kelas, cepat! " titah Bu Tuti dengan wajah marahnya.
" I-iya bu, tapi ga ada hukuman lain ya bu ?" tanyanya sambil berjalan kedepan.
"Kamu mau berdiri didepan sini sampai jam pelajaran saya habis atau kamu mau squat jump 30 kali?" tanya Bu Tuti sambil menahan amarahnya.
" Squat jump aja bu biar sekalian olahraga saya, soalnya akhir akhir ini saya jarang olahraga bu." jawaban liya membuat seisi kelas geleng-geleng.
"Yasudah vina bantu liya hitung skot jump disana dan yang lain perhatikan saya menjelaskan," ucap bu tuti sambil menunjuk kearah pojok belakang kelas.
Bel istirahat pun berbunyi, kantin pun mulai ramai didatangi siswa siswi yang ingin memberi makan cacing cacing diperutnya.
" Eh gue yang pesenin yah, lo berdua mau makan apa?" tanya liya.
"Gue nasi goreng sama es jeruk aja deh ya" ucap yura sahabatnya liya.
"Mei ?"
"Samain aja deh ya."
"Oke" jawab liya lalu berjalan pergi.
5 menit kemudian...
Pesanan mereka pun tiba dan dengan lahapnya mereka bertiga memakan makanannya.
Tidak ada yang membuka pembicaraan diantara mereka sampai..
"Eh tau nggak, tadi pagi gue sikat gigi pake sabun muka keren ga?" ucap liya membuka pembicaraan.
Yura yang baru saja memasukan suapan terakhir kemulut langsung tersedak mendengarnya.
Meira pun sudah tertawa mendengarnya.
"Sumpah lo ngelawak ga tepat banget sih liya, abisin makanan dimulut gue dulu kek." kata yura dengan wajah kesal lalu berubah tertawa.
"Gimana rasanya, enak ga?" tanya meira.
"Awalnya gue gasadar kan gue lagi ngehayal sambil sikat gigi, pas udah dimulut ih kok ada manis-manisnya ya kata gue. Tapi, pas gue liat ditangan gue ada sabun muka terus gue ketawa sendiri dikamar mandi." jelas liya dengan serius.
"Ada-ada aja ya lo. " ucap yura geleng-geleng kepala.
~LIYA~Jangan lupa vote and comment ya! Semoga kalian suka ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
L I Y A
Teen FictionSTEFANI AULIYA seorang gadis biasa yang mempunyai sejuta rahasia dibalik sikapnya. Ini kisah perjalanan liya dengan segala lika liku kehidupan yang dihadapinya. "Jangan pernah bandingin hidup lo dengan orang lain diluar sana. Mereka punya jalan...