6

9 3 0
                                    

happy reading guys!
-
-
-
-
-

Terdengar suara motor memasuki pekarangan rumah Meira. Liya pun menelfon meira sebelum masuk kerumah.

meimei cucu ahtong
Halo hiks, liya tolongin gue hiks

liya iyaiyalah
Lo kenapa sih mei ? posisi lo dimana gue masuk kerumah lo nih

meimei cucu ahtong
dikarmar gu- AAAA!

tut.. tut.. tut..

sambungan terputus

"Halo mei, mei lo denger gue ga." liya begitu cemas takut terjadi sesuatu pada sahabatnya.

Saat liya hendak masuk pintunya terkunci dan tidak ada cara lain ia harus mendobrak pintu tersebut.

BRAK
dengan 3 kali dobrakan liya bisa membuka pintu tersebut dan berlari kekamar meira.

saat didepan pintu kamar meira, liya mendengar ada suara tawa wanita yang terdengar menyeramkan.

Liya mengumpulkan keberanian untuk membuka pintu kamar meira, BRAK!

"Mei.." liya kaget dengan apa yang dilihatnya sekarang.

Terlihat meira tergeletak dilantai dengan berlumuran darah dibagian perut.

liya mendekati meira dengan kaki gemetar, "Me-mei.." seketika kaki liya seperti lumpuh dan dia ambruk kelantai dengan air mata yang sudah mengalir dipipi.

"Mei bangun, siapa yang udah ngelakuin ini sama lo hm? Jawab!" liya mengguncang tubuh meira yang lemah, agar dia sadar.

"HAHAHA ada mangsa baru nih." ucap seorang wanita yang berada tidak jauh dibelakang liya.

Liya mengepalkan tangannya, lalu membalikkan tubuhnya. terlihat seseorang memakai baju serba hitam dan wajahnya ditutupi topeng muka.Terlihat dia memegang pisau berlumuran darah.

Liya tidak pernah takut dengan siapa saja yang melukai orang orang terdekatnya. Seketika wajah liya menjadi dingin dan mengerikan terpancar aura yang membuat siapa saja yang melihatnya akan menjauhi liya saat itu juga.

"Siapa kau?" ucap liya dengan datar.

"Kau tak perlu tau siapa aku, yang terpenting sekarang kau adalah mangsaku." ucap sosok wanita misterius itu dengan tertawa psyco.

Liya tertawa remeh melihat sosok wanita tersebut, kemudian liya melihat sosok tersebut dengan seringaian yang menakutkan.

Tiba - tiba terdengar suara langkah kaki seperti orang berlari mendekat kekamar meira.

Orang itu kaget sesampainya didepan kamar meira, "AAA!"

"Yura, cepet bawa meira keluar dari sini sekarang." ucap liya dengan datar.

"Ta-tapi liya, lo gi-"

"Gausah peduliin gue, sekarang lo bawa meira kerumah sakit biar gue yang urus dia. CEPAT!"

L I Y ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang