II: Siapakah Aku?

39 7 1
                                    

"Lo tau darimana soal merpati dan gagak?" Tanya Bella

Nathan hanya terus tersenyum

Tasya dan lelaki yang duduk di samping Nathan bingung melihat mereka berdua. Mereka berbincang seperti seolah-olah mereka sudah mengenal satu sama lain, dan hanya mereka berdua yang mengerti apa yang mereka bicarakan

"Bella, Nathan, hadap ke depan, perhatikan saya berbicara" kata Bu Hetty menegur mereka berdua

"Iya, maaf bu" kata Bella menunduk. Bella pun terpaksa menghentikan pembicaraannya dan memerhatikan Bu Hetty

Bella curiga dengan Nathan. Bagaimana, lelaki yang baru saja ia kenal, mengetahui soal merpati dan gagak yang ia lihat di dalam mimpinya itu?

***

"Lo tau darimana?" Tanya Bella. Ia terus mendesak Nathan untuk menjawab, sementara Nathan hanya menunjukkan senyumannya yang menyebalkan, seakan-akan ia mengetahui segalanya. Bella benar-benar kesal dengan lelaki ini. Bel istirahat sudah berbunyi, sementara mereka berempat tidak mau beranjak dari kursinya

Tasya yang enggan beranjak dari bangkunya, masih duduk diam di kursi. "Gue rasa semua orang tau kasus pembunuhan berantai sadis yang terjadi beberapa bulan lalu" kata Tasya angkat bicara

Bella menoleh ke arahnya

"Itu kasus yang bener-bener viral beberapa waktu lagu" kata lelaki berkulit sawo matang yang Bella ketahui bernama Gerald saat ia melihat badge namanya

"Nah, Yang Mulia Ratu Isabella dari Kastilia, udah tau kan? Kenapa gue bisa tau? Kasus itu viral banget, semua orang udah tau" kata Nathan "udah, cacing di perut gue minta makan, gue mau ke kantin dulu" Nathan pun beranjak dari kursinya

"First of all, Gue bukan orang Spanyol, ataupun Ratu Kastilia. Second, menurut gue, hal yang aneh ngebicarain hal semacam itu ke orang yang baru lo kenal" kata Bella menyipitkan matanya

"Lah emang napa? Salah ya? Gue cuma nanya, siapa korban selanjutnya" Nathan sekali lagi cengar-cengir. Bagi Bella, Nathan yang terlihat bodoh seperti mengetahui sesuatu. Menurutnya Nathan hanya 'berpura-pura'

"Aneh aja sih. Seakan-akan lo tau, siapa korban selanjutnya" kata Bella sambil menatapnya tajam. Ia berhenti mendesak Nathan

"Iya, bener kata Bella. Kita ga bakalan tau. Bisa aja, bakalan ada korban selanjutnya" kata Tasya

"Mudah aja ngambil kesimpulan kaya begitu. Eh, btw, gue beneran laper. Gue mau cabut ke kantin, lo ikut ga Glenn?" Ajak Nathan

Gerald mengangguk kepalanya sambil mereggangkan badannya. "Tapi gue ga mau makan mie, masih pengen hidup gue, gamau mati"

"Iya, iya. Gue lagi mood makan bakso. Mumpung gw kaya ni, mari gue traktir" kata Nathan menunjukkan mukanya yang songong "Bella, Tasya, mau join?"

"Ayo Bel, kita ke kantin belanja" ajak Tasya. Ia pun beranjak dari tempat duduknya

"Kalian duluan aja ke kantin, gw masih punya urusan sama anak rese ini" kata Bella. Ia pun berdiri lalu memegang tangan Nathan dan menariknya

"Aduh ngapain lu pegang-pegang tangan gw, naksir ya sama gue" kata Nathan sambil menunjukkan muka bejatnya. Bella pun merasa jijik memutar matanya

"Jijik gw, udah gausah banyak omong" kata Bella. Ia pun menyeret Nathan keluar kelas. Nathan hanya pasrah saat Bella menariknya keluar. Ia mengajak Nathan duduk di bawah pohon beringin dekat lapangan basket. Menurutnya, Ia harus mengintrogasi Nathan

"Apa yang lo tau tentang Lady Bess?" Tanya Bella

"Wanita misterius, kejam, gila. Menyamar sebagai seorang biarawati. Membunuh gadis-gadis muda cantik dan lelaki tampan, rentang usia belasan sampai puluhan, ia sedang berkeliaran. Banyak orang yang bilang kalau dia kerasukan" Nathan menarik nafasnya "Lo tau gak? Kenapa gue nanya soal Lady Bess ke lo? Supaya lo juga penasaran sama gue, ga adil kalo cuma gue yang penasaran sama lo"

Black DahliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang