Chapter 5

9.2K 1.1K 46
                                    

Maafkan aku yang baru sempat update. Masih seperti biasa, memulai itu sulit bebs 😔😔

Mulmed: Don't wanna try - Frankie J

🍃Happy Reading🍃


"Good morning, baby," kecupan hangat disematkan Aileen pada pipi kekasihnya yang masih terlelap nyenyak di ranjang dengan tubuh yang ditutupi selimut putih tebal dari pinggul ke bawah. Sementara dari pinggul ke atas, ia tidak mengenakan apapun.

Lelaki 29 tahun itu menggeliat. Erangannya terdengar serak dan seksi di telinga. Otot liatnya tertarik menyembul ke permukaan membuat netra kekasihnya berbinar terpesona akan pemandangan pagi ini.

"Ganteng banget sih kamu," Aileen menarik gemas pipinya sambil terkekeh pelan.

Matanya perlahan terbuka meski rasa kantuk masih luar biasa mendera. Marvin, niatnya ke sini ingin mengutarakan keseriusan, malah berakhir terkapar di ranjang.

Ia tersenyum, sedikit mengangkat kepala dari bantal, lalu menangkup wajah Aileen dan menyematkan kecupan pada sudut bibirnya. "Morning too, baby," Ia merapikan rambut kekasihnya yang menjuntai pada pipi ke belakang telinga setelah melepaskan, kemudian merebahkan lagi kepalanya ke bantal seraya menatapnya— mengagumi paras cantik Aileen yang menenangkan.

"Kamu terlihat cantik dengan kemeja ini," puji Marvin melihatnya telah rapi dengan setelan kantornya.

Aileen merona, memukul pelan lengannya. "Aku sudah buatkan sarapan. Ayo kita sarapan bareng," Ia bangkit dari ranjang dan membuka tirai jendela kamar. Kemudian kembali menatap Marvin yang masih linglung di kasur. "Sudah hampir jam delapan, Sayang. Kamu memang tidak berangkat ke kantor? Tadi ponselmu berbunyi. Kakek sepertinya yang menelepon. Beberapa kali juga pesan masuk dari sekretarismu. Dia tanya kamu sudah di mana, mengingatkanmu kalau ada pertemuan nanti siang."

"Iya, sebentar lagi aku mandi."

Aileen mengangguk, berjalan ke arah Marvin dan menyematkan kecupan singkat di keningnya sekali lagi. "Cepat ya. Papa soalnya dari pagi juga sudah menghubungiku. Aku harus segera berangkat ke kantor."

Marvin mengangguk sambil mengubah posisi menjadi duduk. Meraih ponselnya, ia lantas mengecek semua pesan dan panggilan yang masuk setelah kekasihnya berlalu dari kamar. Benar saja. Ada tiga panggilan dari Kakeknya dan dua panggilan dari sekretarisnya. Dari banyaknya pesan yang ada di WhatsApp, ia cuma membuka chat dari Johnny yang berada di urutan paling atas.

Keningnya mengernyit melihat Kakeknya mengirimkan sebuah gambar. Foto Kakak tirinya bersisian dengan seorang perempuan yang tidak ia kenal. Mereka tampak mesra dan serasi dalam foto itu. Saling merangkul dan tersenyum menatap ke arah kamera.

Marcel baru saja mengirimkan ini di grup keluarga. Minggu depan dia ingin mengenalkan kekasihnya pada kita. Ini pertama kalinya dia mengenalkan seseorang. Kakek benar-benar senang. Sepertinya hubungan mereka serius. Kamu datang, jgn sampai tidak. Kakek juga berharap mendengar apa rencanamu bersama kekasihmu itu ke depan.

Itulah serangkaian kalimat yang dikirim beliau. Tanpa bisa diredam, Marvin meremas ponselnya dan membanting ke kasur. Selalu saja Marcel berhasil mengambil hati beliau dan berdiri satu langkah di depannya. Marcel seolah tahu dengan sangat baik apa yang diinginkan Kakeknya bahkan tanpa diminta. Entah bagaimana dia melakukan semua itu.

Sialan! Ia benar-benar muak padanya dan ibunya.

Tapi untuk kali ini, tidak. Tidak akan pernah ia biarkan dia mengambil alih apa yang seharusnya menjadi miliknya!

Fake Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang