END

6.5K 520 10
                                    

Leonard Fuchs benar-benar dibuat tidak berdaya dengan kepulangan putra nya bersama seorang gadis buta yang putra nya klaim sebagai kekasih. Sosok paruh baya itu kehilangan pijakan nya. Menatap sosok gadis muda belia yang sangat cantik tengah berdiri bersisian dengan putra nya.

Mata gadis itu kosong. Begitu hampa kendati senyuman teduh nan manis menghiasi bibir indah nya. Rasanya bagai memakan kerikil. Leonard kesulitan berucap barang sepatah kata saja.

"Dad, apa kau mendengarku? Aku menolak seluruh wanita yang kau jodohkan denganku karena aku sudah memiliki pilihanku sendiri." Jerry sedikit heran melihat wajah Ayah nya yang nampak pias. Mata itu tidak sedikitpun meninggalkan wajah Jessy yang Jerry tahu tengah gugup.

"K-Kau..."

Jerry semakin dibuat pusing. Ada apa dengan tingkah aneh ayah nya?

"Sebenarnya ada apa denganmu, Dad? Apa kau sudah mengenal Jessy sebelumnya?"

Tentu saja Leonard menggeleng. Tidak. Bukan itu. Ia hanya tidak habis pikir dengan jalan pikiran putra nya. Menolak semua gadis cantik dan terbaik pilihan nya hanya karena gadis buta yang tampak miskin di depannya.

"Apa kau yakin dia yang terbaik? Apa kau yakin dia mampu mendampingi mu dengan baik nanti nya? Kau tahu bukan, kau sudah menolak puluhan gadis yang Dad pilihkan untukmu dan ternyata hatimu jatuh untuk seorang gadis buta sepertinya. Apa kau benar-benar yakin dengan ini semua?"

Ucapan Ayah nya benar-benar membuat Jerry naik pitam. Apa urusannya dengan keadaan Jessy? Toh ia juga bukan manusia sempurna. Tapi tetap saja, seorang Leonard Fuchs tidak menerima sebuah kekurangan.

Jerry nyaris meneriaki ayah nya jika saja tangan mungil itu tidak menggenggam nya erat dan mengusap nya dengan lembut. Hati nya langsung terasa dingin hanya dengan sentuhan kecil seperti itu. Jessy memang luar biasa.

"Tuan, maaf jika kekurangan saya dianggap bisa menghambat dan membebani hidup putra tuan. Tapi saya berani jamin, saya bisa melayani dan menemani hidup putra anda sama baik nya dengan para perempuan sempurna di luar sana. Saya sudah terbiasa mandiri, tuan." ucap Jessy luar biasa lembut tanpa tersinggung sedikitpun.

Hati nya sudah ia siapkan dengan baik karena ia tahu kalau kejadian seperti ini pasti akan terjadi. Dan benar saja dugaannya.

Jerry menyeringai menatap ayah nya yang saat ini tampak menganga mendengar pembelaan Jessy akan dirinya sendiri. Gadis ini benar-benar berbeda. Dia seolah tidak mau dianggap lemah oleh orang lain kendati keadaannya yang lain daripada yang lain.

Jika biasanya gadis-gadis muda pilihannya akan sangat senang menunjukkan kemanjaannya dan berbagai prestasi yang ia punya, gadis ini justru menunjukkan kalau dia mampu mengurusi hidup Jerry nanti nya.

Hati nya tersentuh melihat ketulusan itu. Ketulusan yang belum ia dapatkan dari gadis terbaik pilihannya bagi sang putra. Ia menatap lekat sosok sederhana di hadapannya.

Seorang gadis dari Dundalk yang mampu menjerat hati anak nya yang liar. Bahkan Leonard mampu melihat sorot memuja yang baru pertama kali ini putra nya tunjukkan.

"Siapa namamu, young lady?"

"Saya Jessica Griffin, tuan. Anda bisa memanggil saya Jessy." sahutnya lembut penuh sopan.

"Berapa usiamu?"

"Sembilan belas, tuan."

Leonard terkesiap. Ia memandang putra nya dengan tajam. Jerry nampak salah tingkah. Ia meringis menyadari perbedaan usia nya yang cukup mencolok dengan Jessy.

"Apa kau sudah tahu berapa usia putraku?"

Jessy terdiam. Ia memang lupa menanyakan berapa usia Jerry. Astaga, bagaimana jika Jerry ternyata pria yang sudah beristri? Bagaimana jika Jerry...

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang