EXTRA PART

9.1K 536 21
                                    

Seseorang itu berdiri menatap lembut sebuah foto pernikahan. Di foto itu tampak sepasang anak manusia yang begitu tampan dan cantik tengah bersanding dengan senyum lebar yang begitu memukau, kendati si pengantin wanita itu tampak memandang kosong ke arah fotografer.

Ia menatap lama foto itu dengan perasaan yang bercampur aduk. Bahagia tak terkira rasanya saat sumpah setia itu terucap lantang dari bibir nya.

Sepasang lengan kekar yang melingkari pinggang nya membuat ia terhenyak kaget. Dipukul nya ringan tangan itu hingga si pemilik tangan terkekeh pelan.

"Kau tampak cantik di foto itu sayang." bisik nya mesra dengan mengecupi sisi leher istrinya.

"Jadi maksudmu aku tidak cantik jika tidak di foto itu?" sungutnya kesal yang malah memancing tawa sang suami.

"Kau selalu cantik setiap saat istriku." ujar nya lembut.

Sang istri membalik tubuhnya dan mengalungkan kedua tangannya pada leher sang suami yang dibalas dengan rengkuhan erat di pinggang nya.

"Benarkah?" tanya nya berbinar.

Sang suami mengangguk. Tangan nya mengusap lembut punggung yang selalu pegal tiap malam itu.

"Kau selalu cantik sayang. Terlebih dengan kehadiran buah cinta kita. Aura mu makin keluar dan bersinar."

Sang istri yang mendengar itu bersemu merah. Ia memekik pelan ketika merasakan sebuah tendangan kuat di perut nya yang membuatnya meringis kesakitan. Sang suami yang melihat itu kontan langsung panik.

"Ada apa sayang?" tanya nya panik.

Sang istri terkekeh pelan. Ia menggeleng menenangkan sang suami. "Aku tidak apa, sayang. Fuchs junior tampak nya sangat bersemangat mendengar kita yang sedang membicarakannya."

Sang suami yang tak lain Jerry Fuchs itu tersenyum lega. Ia mendekap erat tubuh mungil istrinya. Tubuh yang amat mungil dengan perut buncit bagai bola basket itu kerap kali membuat nya gemas. Setiap malam disela acara perbincangan ringan mereka, tangannya tak lupa memberi belaian sayang pada sang jabang bayi.

"Aku tidak sabar melihat nya hadir di dunia. Jika dia perempuan, ia pasti akan cantik seperti ibunya." Jerry menatap penuh cinta pada perut sang istri. Dikecupnya lembut dahi istrinya.

"Dan kalau dia lelaki, ia pasti akan tampan seperti ayah nya." bisik Jessy dengan senyum manis nya.

Jerry tertawa. Ia bahagia tentu saja. Rumah tangga yang di bangun nya bersama Jessy makin membuat hidup nya semarak dan berwarna. Tidak ada hal yang membosankan selama itu dengan Jessy.

Terlebih ketika ia berhasil mendapat donor mata untuk istrinya. Ia berkali-kali menangis. Mengucap terima kasih luar biasa pada berkat dari sang empu nya hidup. Jessy juga tidak henti-henti nya menangis bahagia.

Terlebih karena setelah operasi nya berhasil, ia untuk pertama kali nya bisa menatap wajah sang suami yang ternyata sangat tampan. Berkat tamabahan untuk nya selain Jerry yang teramat lembut pada nya.

"Menangis lagi, hm?" Jessy terkekeh. Ia terkadang sering tidak sadar jika ia sudah menitikkan air mata tiap mengingat perjalanan hidup nya.

Hidup yang awal nya penuh dengan cerca dan hinaan berubah menjadi penuh cinta dan kebahagiaan. Takdir Tuhan memang membuat nya jungkir balik. Namun ia tak menyesal jika akhirnya pelangi inilah yang menjadi akhir kisah hidup nya.

"Aku selalu bersyukur karena kau mau datang ke penginapan Ayah waktu itu." bisik nya tercekat tangis. Ayah nya bahkan tak henti-henti nya berterima kasih pada uluran tangan Jerry yang bisa mengembalikan kehidupan normal putri nya itu.

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang