Three

149 21 0
                                    

Happy Reading Guys!!
Jangan lupa vote & koment :)

***

Setelah pulang sekolah, Dinda menunggu jemputan dari rumah. Biasanya ia pulang dengan memesan ojol namun uang dari sisa sakunya sedang tidak bersahabat.

Hari ini ia berniat untuk ke rumah sakit dengan bundanya sesuai janji pada Ana.

Sambil menunggu jemputan sopirnya, matanya melihat sekeliling para murid yang berhamburan untuk pulang. Titik pusat perhatiannya beralih pada cowok tinggi yang sedang memakai helm full face di samping motor ninja putihnya.

Dinda pikir orang itu tak asing baginya.

'Oh ya! Dia yang ngasih ponsel gue di toilet waktu itu'

Batinnya seolah olah memberi jawaban. Tanpa berfikir panjang Dinda berjalan menuju cowok itu.

"Hai" Sapa Gadis itu ramah sambil memamerkan senyum manisnya. Maybe ia tertarik?

Sang empu yang disapa hanya diam tak terbaca. Ni orang siapa?

Dinda menarik nafas panjang lalu menghembuskan, sepertinya ia harus bersabar dengan cowok yang didepannya ini.

"Kenalin nama gue Dinda Anastasia, panggil aja Dinda. Rumah gue dijalan turi nomor empat puluh Jakarta Timur. Disini gue bicara sama lo pengen mengucapkan terima kasih karena lo udah balikin ponsel gue yang tertinggal di kantin.  Sekian!" Tutur Dinda panjang lebar. sekeliling dari mereka berdua pun banyak yang bertanya tanya.

'Ada hubungan apa deh mereka?'

'Ih ganjen banget jadi cewek'

'Raka itu cowoknya Fara si trio pinky kan? kok sekarang deket sama cewek itu?'

Masih banyak lagi komentar siswa siswi sekitar dan Dinda tak perduli itu semua, toh ia mendekat karena ada tujuan yang harus dituntaskan.

Cukup lama mereka berdua diam, sampai sampai Dinda rasanya pegal menunggu cowok didepan ini bicara.

"Ya." Jawab cowok itu dingin lalu ia menaiki motornya dan pergi melintas keluar dari area parkiran sekolah.

"What? Hanya itu?" Tanya Dinda tak percaya. dua huruf satu kata cukup menggambarkan ekspresi Dinda yang lumayan kaget. Padahal waktu di toilet, nada bicaranya tidak seperti ini.

Tak hanya kaget, Dinda pun merasa jantungnya berpacu dua kali lipat lebih dari sebelumnya.

Merasa ia seperti orang gila, akhirnya ia pergi dari parkiran dan untungnya saja jemputan sopirnya sudah datang.

Mobil itu melaju pergi meninggalkan area sekolah.

***

RAKADINDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang