Membaca ulang GTO, atau Great Teacher Onizuka, masih membuatku senang. Seorang guru yang tak umum, yang mirip berandalan, tak punya pengalaman mengajar, tapi memiliki keunikan sendiri dibandingkan para guru tua konvensional yang terlalu gila aturan dan munafik.
Lebih tepatnya, Onizuka tak menutupi siapa dirinya dan bersikap apa adanya. Atau lebih jelasnya, kadang semaunya dan melakukan hal-hal gila yang tak wajar.
Berpikiran mesum, melawan aturan dan kebiasaan dan melakukan banyak hal, jika diterapkan di dunia pendidikan yang kaku. Orang semacam Onizuka pasti sudah dipenjara dan dikeluarkan dari sekolah.
Hanya saja, inti dari manga GTO begitu kuat. Sekolah yang membosankan, tak menyenangkan, dan membuat depresi. Dan kebencian para murid terhadap guru yang begitu besarnya.
Onizuka masuk dalam situasi pendidikan yang kacau semacam itu dan satu persatu memenangkan para murid yang membencinya. Membuat jarak antar murid dan guru layaknya teman sepergaulan atau sahabat. Sebuah dunia, di mana para guru jarang bisa melakukannya dan tak peduli masalah psikologis masing-masing muridnya.
Dan dia juga perlahan-lahan memenangkan kepercayaan guru-guru egois yang sok baik dan pada akhirnya, aku belum kelar membacanya.
Ah..
KAMU SEDANG MEMBACA
JEPANG DAN AKU
Non-FictionAku menyukai hal yang berkaitan dengan Jepang. Sejarahnya. Budayanya. Orang-orangnya. Musiknya. Manga. Anime. Filmnya. Seninya. Ilmu pengetahuannya. Dan alamnya. Setiap hari tanpa ada jeda mendengar musik Jepang atau sekedar membaca manga. Yang jel...