BERBURU MANGA (komik Jepang)

119 2 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, agaknya, hari keberuntunganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, agaknya, hari keberuntunganku. Sebenarnya aku tengah mencari sebuah cafe untuk membaca dan menyingkirkan kebosananku. Tapi pada akhirnya, aku malah berakhir dengan berburu manga atau komik Jepang.

Dan, aku mendapatkan banyak sekali manga. Salah satu yang aku sukai adalah Bakuman.

Aku mendapatkan cukup Bakuman, dengan perjuangan yang melelahkan, membolak-balikkan tumpukkan manga yang bercambur aduk, menumpuk, sehingga membuat jemariku menghitam oleh debu dan begitu lelah. Tapi, perasaan mencari manga yang diinginkan dalam tumpukkan yang menggunung, terasa sangat menyenangkan. Sama menyenangkan saat masa-masa manga masih bersinar dan aku masih membelinya di Gramedia waktu itu.

Perasaan yang bakal jarang dialami oleh mayoritas generasi yang lahir belakangan yang kini selalu membaca komik bajakan dalam bentuk online dan nyaris hampir tak pernah membeli manga atau komik dalam bentuk aslinya. Tapi bangga dan mengaku sebagai penggemar manga padahal semua manga yang dibacanya adalah bajakan. Yang itu berarti membunuh para mangakanya itu sendiri.

Selain mendapatkan Bakuman. Aku juga mendapatkan beberapa nomor dari Bleach, Air Gear, Letter Bee, satu nomor dari Noragami, satu nomor dari Deadman Wonderland, dan satu nomor manga Living Stone.

Total ada 36 manga yang aku dapatkan hari ini. Dan aku merasa, aku ingin sekali lagi memiliki perpustakaan manga. Sebelum buku manga dalam bentuk cetak benar-benar punah.

Masyarakat negara ini belum bisa menghargai buku. Dengan begitu mereka juga belum bisa menghargai manga. Yang mereka lakukan adalah membaca dalam bentuk gratis dari hasil bajakan online dan sama sekali tak merasa ingin membeli versi aslinya. Bagi banyak orang, membeli buku manga bukan hal penting. Selagi ada manga online bajakan yang gratis. Para pembaca manga akan lebih memilih bentuk gratisnya. Terlebih saat generasi baru tak terbiasa dengan membeli dan sudah sangat terbiasa dengan manga yang serba gratis. Membeli manga dalam bentuk buku sangat dirasa berat. Tapi anehnya begitu terang-terangan mengklaim diri sebagai penggemar manga.

Juga, tak banyak lagi yang sekarang yang bisa menikmati manga dalam bentuk cetaknya. Aku salah satu yang menikmati manga dalam bentuk cetak. Membacanya perlahan. Tidak terburu-buru. Mengagumi karya seninya. Merasakan setiap detail gambarnya yang sering mengagumkan. Sebuah perasaan yang jarang bisa dinikmati dalam bentuk online. Karena manga begitu sangat padat dan bertumpuk, tidak seperti manhwa, bentuk onlinenya terkadang begitu sangat sulit dinikmati. Dari katerbatasan kuota, huruf sangat kecil, dan gambar juga menjadi kecil dan kehilangan fokus kesabaran untuk menikmatinya perlahan.

Itulah sebabnya, aku masih sering berburu manga, walau terkadang, tak lagi sebanyak dulu. Hanya saja, sebagai penikmat manga bajakan online yang  sadar diri dan tahu bahwa itu akan menghancurkan para mangaka. Aku setidaknya masih mengumpulkan versi cetaknya. Walau saat sedang dalam kondisi murah atau isi kantong agak sedikit banyak.

Tapi, perasaan saat berburu manga, masih sangat menyenangkan.

JEPANG DAN AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang