Chapter 2
"Kaa-chan cepatlah! Sola tidak bisa membuka pintunya " pinta seorang anak kecil yang kesusahan membuka pintu. Dengan cadelnya anak kecil tersebut meminta bantuan Ibunya.
Seorang wanita berambut merah berjalan dengan angkuhnya mendekati anak kecil tersebut. Dia tersenyum melihat tingkah laku putranya. 'kemana sekertarisnya? Kenapa tidak ada ditempat?' iner wanita beranak satu itu setelah sempat melirik meja sekertaris. Wanita itu membuka pintu yang tadi ingin dibuka putranya.
" ketuk pintu terlebih dahulu! " suara lelaki menggema setelah pintu terbuka.
" maaf " ucapan maaf terlontar dari sipelaku pembuka pintu.
"Tou-chaaaaan " anak kecil tadi berlari menuju Ayahnya. Sasuke menoleh yang awalnya tengah menandatangani berkas, dengan sigap dia merentangkan sebelah tangannya untuk mengangkat anak kecil tersebut menuju pangkuannya.
"Tou-chan, Sola kangen " adu anak kecil itu dengan ceria.
" hn " gumam Sasuke meneruskan menanda tangani berkas.
" selesai Sakura, bawa kembali berkas ini! " Sasuke menyodorkan berkas yang sudah ditanda tanganinya ke hadapan Sakura.
" baik Tuan " Sakura mengambil berkas tersebut.
" Bibi Cakula " Sakura tersenyum, yang ditujukan untuk anak kecil dipangkuan Sasuke.
" hai Sora-kun, apa kabarmu? "
" kabal Sola baik Bibi " Sakura kembali tersenyum dengan kecadelan Sora nama anak kecil itu.
" kalau begitu, saya undur diri " Sakura membungkukkan badannya lalu melangkah pergi. Disamping pintu masih berdiri Karin dengan angkuh, Sakura tersenyum kepada Karin.
" senyummu lebih dari palsu, Nona " kata Karin dengan menekankan di akhir kata.
" Karin, jangan berulah! " Karin bungkam, atas teguran dari suaminya.
Sakura berjalan melewati Karin dengan elegant, dia juga memamerkan senyuman kemenangan kepada Karin. Didepan pintu Sakura berhenti, menyibakkan sedikit rambut panjang terurainya kebelakang. Sehingga menampilkan sedikit kissmark yang baru saja didapatkannya.
Wajah Karin merah padam, dia sangat jelas melihat tanda kepemilikkan dileher Sakura. Karin ingin mencaci Sakura, namun ia urungkan karena dia berada ditempat kuasa suaminya. Sakura keluar ruangan, Karin pun melangkah mendekati suami dan putranya.
" semalam kau tidak pulang, Sora merindukanmu. Lalu dia mengajakku menyusulmu ke perusahaan. Dia tadi- "
" hn " kata penjelasan Karin dipotong gumaman Sasuke.
" aku akan mengajaknya bermain sebentar. Kau tunggu disini! " Sasuke melangkah keluar dengan Sora yang digendongnya.
Karin terdiam mematung ditempat, hingga terdengar bunyi pintu terbuka lalu menutup kembali. Dia membalikkan badannya memandang sendu pintu yang baru saja dilewati lelaki yang sangat dicintainya. Beberapa saat kemudian dia ikut melangkah keluar. Melihat sekertaris suaminya berada ditempat, tanpa aba-aba dia langsung menuju meja Sakura.
" dasar jalang, apa kau sebegitu murahnya hingga menjadi selingkuhan seorang pria beristri? " Karin langsung mencaci Sakura.
" bukankah menjadi selingkuhan pria beristri itu lebih menarik? " jawab tenang Sakura sambil menyiapkan berkas untuk meeting sesaat lagi.
" apa kau tidak punya urat malu, hah? "
" untuk alasan uang aku sudah membuang urat maluku " Sakura membalas tatapan tajam Karin dengan tak kalah tajamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Essence
Fanfiction18+ Mohon bijak dalam memilih bacaan! Dianjurkan untuk orang dewasa! Tidak untuk anak-anak! Menjadi kekasih simpanan mungkin terdengar tidak etis. Namun, apa peduli sakura? Yang terpenting adalah dia bisa mendapatkan segalanya. Pria tampan nan...