Chapter 5

12.8K 531 10
                                    






Chapter 5





"Sakura" panggil Sasuke pelan agar tidak mengagetkan sang pemilik nama.

Dilihatnya wanitanya tersebut berhenti dari kegiatannya menanam pohon, tubuhnya menegang. Perlahan Sakura bangkit dari posisi awalnya, menatap Sasuke. Memastikan, Sakura menggulirkan pandangannya melihat Sasuke dari bawah ke atas. Benar, dia adalah Sasukenya dulu, hanya saja disepanjang garis rahang lelakinya itu ditumbuhi rambut halus yang tidak dicukur.

" Sa su ke-kun? " Sasuke tersenyum. Akhirnya dia bisa menemui wanitanya.
Sakura menggeleng keras, menahan air mata yang sudah mengumpul disudut matanya. Tidak, dia kuat, Sakura tidak boleh menangis lagi.

" pergilah Sasuke-kun! " Sakura hendak berbalik sebelum lengannya dicekal pelan Sasuke.

" tidakkah kau merindukanku Sakura? " tanya Sasuke lirih. Sakura menggeleng, sebelah tangan lainnya memegang perut buncitnya " aku sudah mempunyai suami, dan aku sedang mengandung anak kami "

" hentikan omong kosongmu Sakura! Aku sudah memastikan anak yang kau kandung adalah anakku " Sakura mendengus " kau terlalu percaya diri Sasuke "

" aku sudah memastikan semuanya Sakura, selama ini aku mengirim mata-mata untuk menjagamu. Kau tidak bisa mengelak lagi! " yaa.. Sakura tidak akan bisa mengelak Sasuke. Sakura tahu betul bagaimana Sasuke bertindak. Sasuke akan mendapatkan apapun yang diinginkan bagaimanapun caranya.

Sasuke mendekat memeluk wanita yang sangat dirindukannya. " maafkan aku Sakura, aku baru bisa menemuimu. Ada banyak hal yang terlebih dahulu aku urus sebelum menemuimu. Maafkan aku atas segalanya.." Sasuke semakin mengeratkan pelukannya namun dengan hati-hati agar perut Sakura tidak terhimpit.

" jangan meminta maaf Sasuke-kun! Kau tidak salah, tidak ada yang salah disini semua sudah digariskan " Sakura balas memeluk lelaki yang masih sangat dicintainya.


...


Sepasang lelaki dan wanita itu tengah bermesraan diruang tamu yang berada didalam rumah sederhana. Jangan lupakan ada juga janin yang masih berada dikandungan yang tengah menikmati sentuhan halus dari tangan Ayahnya, janin itu bergerak dan menendang perut Ibunya yang membuat Ibunya meringis karena merasakan tendangan dari anaknya yang sangat hiperaktif atau tengah bahagia karena disentuh oleh Ayahnya.

Sasuke menceritakan semua yang telah diurusnya selama 5 bulan terakhir ini, dimulai dari dia menceraikan Karin, diboikot oleh Ayahnya Uchiha Fugaku karena dituduh membangkang, menyerahkan semua urusan perusahaan kepada Uchiha Obito dan setelahnya sampailah dia disini menemui Sakura.

Sasuke mungkin sudah dicoret dari keluarga Uchiha Fugaku entahlah Sasuke tidak peduli, yang dipedulikannya sekarang adalah Sakura juga anaknya.

Sakura juga menceritakan kehidupannya selama berada di Konoha, kampung halaman Ibunya. Semenjak dia meninggalkan apartemen pemberian Sasuke, langsung saja Sakura pergi ke Konoha. Tidak ada tempat lagi selain rumah peninggalan Kakek dan Neneknya ini. Sebagian cerita Sakura sudah diketahui Sasuke melalui mata-matanya.

Orang tua Sakura sudah lama meninggal semenjak dia lulus SMA, saat itulah dia bertemu Sasuke. Sakura menghidupi dirinya sendiri tanpa mau menyusahkan Sasuke, walau Sasuke sudah menawarkan diri untuk membantunya. Dengan keras kepalanya Sakura menolak, jika sudah begitu Sasuke hanya bisa mendukungnya saja. Hingga suatu ketika Sakura mendapatkan beasiswa karena Sakura cukup cerdas. Sakura kuliah dalam bidang bisnis lalu diikuti Sasuke yang mengambil jurusan sama.

" Minggu depan kita akan menikah " Sakura terkejut " kau bercanda Sasuke-kun? Itu terlalu cepat "

" justru aku terlalu terlambat menikahimu, seharusnya aku menikahimu sejak dulu bukan malah menikahi si jalang tidak tau diri itu " Sakura menunduk.

" tapi Sasuke-kun "

" tidak ada tapi-tapian, apalagi kau sedang mengandung anakku " Sasuke mengangkat Sakura kepangkuannya " cukup persiapkan dirimu! Aku yang akan mengurus segala sesuatunya " Sakura hanya bisa mengangguk pasrah.

" Sasuke-kun, kau tidak melamarku terlebih dahulu? " Sakura mendongak.

" bukankah dulu aku sudah melamarmu? " bibir Sakura mengerucut lucu " itu sudah lama sekali Sasuke "

" benarkah? Tapi kita masih memakai cincinnya " Sasuke mengangkat jari-jemari Sakura yang tersemat cincin pemberian Sasuke dulu ketika Sasuke melamar Sakura saat masih kuliah.

" dasar " Sakura memutar bola matanya, Sasuke terkekeh mengecup cincin Sakura. " besuk kita akan kemakam orang tuamu untuk meminta restu "

" em " Sakura mengangguk antusias.

" sekarang kau istirahat! kau tidak boleh lelah " Sasuke mengangkat tubuh wanitanya menggendong ala bridal style menuju kamar lalu beristirahat bersama.


...


Setelah meminta restu ke makam keluarga Haruno, Sasuke menuju kantor Gubernur yang berada diwilayah pusat kota. Sesampainya disana dia langsung menemui sahabatnya yang menjabat sebagai gubernur kota Konoha.

" kebetulan sekali Teme, posisi kepala kepolisian tengah kosong. Kau bisa menempatinya " Naruto memberitahu sambil membolak-balikan dokumen.

" tidak Dobe, tidak untuk jabatan itu. Biarkan aku menjadi polisi biasa! " Naruto mengangkat kepalanya.

" apa kau tidak memperhitungkan semua resikonya? Aku hanya bermodal sertifikat izin memakai senjata dan bela diri, bukan lulusan akademi polisi "

Yups.. Sasuke mempunyai sertifikat untuk memakai senjata api dan tidak diragukan lagi dia sangat handal mengoperasikan hampir semua jenis senjata api. Jangan lupakan juga ilmu bela dirinya yang membuatnya percaya diri melamar sebagai anggota polisi.

" baiklah jika itu inginmu, padahal aku yakin sekali kau mampu mengemban tugas itu. Kupastikan besuk kau bisa mulai "

" hn. Kalau begitu aku pergi." Sasuke berdiri dari kursi depan lawan bicaranya.

" ah.. yaa.. minggu depan aku akan menikah dengan Sakura " ucap Sasuke saat membuka pintu.

" APAAA? " blam.. pintu tertutup.

" sialan kau Teme! Bagaimana mungkin secepat itu? Hhh..dasar baka Teme " Naruto menyandarkan punggungnya ke kursi kebesaraannya.







Terima kasih atas komen dan votenya..

Semoga menghibur 😊










An EssenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang