9

184 9 2
                                    

Hai hai readers!!😀 Author cuma mau bilang kalau___"budayakan vote setelah mebaca" tekan tombol bintang di ujung kiri bawah yaa!! Author yakin kalo readers yang baca cerita author pada baik, and ga pelit😁 jangan lupa Oce😉😘
-
-
-
-
-
-

Disinilah sekarang Acha dan Dion berada. Yap di warung bubur ayam. Acha memaksa Dion untuk membeli bubur ayam karena perutnya sangat lapar. Lagipun Acha juga kasihan melihat Dion menggendongnya dari taman. Acha tahu bahwa dion kelelahan, tapi Dion menutupinya dengan wajah datarnya. So, akhirnya Acha meminta untuk membeli sarapan karena mungkin Dion juga belum makan.

"Buk, bubur ayamnya dua ya!!" Teriak Acha pada sang penjual

"Siap neng!"

"Kenapa dua?" Tanya Dion tiba-tiba

"Apanya?" Tanya acha karena tidak mengerti ucapan Dion.

"Itu!" Kata Dion sambil mengangkat dagunya menuju arah yang dituju.

"Ck. Lo ngomong apa sih kak? Ga ngarti sumpah" kata Acha kesal.

"Huft. Buburnya kenapa beli dua?"

"Oh kirain apa!! Makanya kalo ngomong tuh jangan setengah-setengah" kata Acha menasehati, sedangkan Dion hanya memutar bola matanya malas.

"Iyalah gue pesen dua, emang kakak ga mau sarapan?" Timpal Acha bertanya.

"Gak" jawab Dion

Kruyuk,,,,kryuk,,,

Ups ternyata keadaan perut Dion tak sesuai dengan perkataannya. Yah Dion memang belum sarapan, tapi dilain sisi dia juga enggan menerima tawaran Acha. Alahasil perutnya berbunyi dan Acha pun mendengarnya. Hal itu tentu membuat Acha terkekeh.

"Bener ga mau?" Tanya Acha menggoda sambil menaik-naikkan alisnya dan menampakkan giginya.

"Ck. Terserah" jawab Dion malas

"Hahaha makanya kak jangan sok jual mahal!! Kalo lo ga sarapan tu perut kasian, hahaha" kata Acha dengan tawanya.

Sedangkan Dion hanya menatapnya datar dan perasaan kesal. Bisa-bisanya adik sahabatnya ini mengoloknya.
Namun ada satu hal yang membuat aneh, entah kenapa merasakan tenang saat melihat Acha tertawa, ditambah dengan lesung pipi yang menghiasi kedua pipinya.

'Manis' gumanya

Kini Acha sudah berhenti tertawa, dan sudah disibukkan dengan memainkan HP nya. Namun, Dion masih setia memandanginya dan Acha tidak menyadari itu dari saking fokus pada kegiatannya. Entah kenapa Dion senang memandang wajah Acha, yah walau terkadang juga menyebalkan. Namun entahlah. Beberapa menit Diom memandang Acha hingga semuanya buyar karena bubur pesana mereka sudah datang.

"Ini neng buburnya" kata ibu penjual sambil meletakkan mangkuk berisi bubur di meja yang sudah tersedia.

"Eh? Iya makasih buk" kata Acha seraya tersenyum.

"Iya" ibu itupun kembali masuk

"Nih kak buburnya" kata Acha menyodorkan semangkuk bubur di hadapan Dion.

DionAchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang