AD - MY FIRST (1.2)

41.9K 1.8K 12
                                    

DANIEL :

             "Aku disini Daniel..." gumamnya lirih lalu terdengar dengkuran halus dari bibir mungil nya. Wajahnya terlihat cantik saat tertidur. Terlihat tenang dan menyejukkan untuk ku lihati. Aku belai lembut pipinya. Lily membalas pelukan ku. Menyusalkan wajahnya ke dadaku.
             "Dia sangat imut Daniel. Aku jadi tak tega melihatnya wajah polosnya ternodai oleh gairah seksual mu" ucap Grey yang tiba tiba muncul di pikiranku. Serigala ini pengganggu.
           "Diamlah Grey"
           Aku putuskan mindlink dengan Grey. Dia selalu muncul disaat aku sedang bersama Lily.
            Lily tampak bergumam aneh saat tidurnya. Mengatakan bahwa dia ingin makan permen dengan suara kecil dan lucu. Mengigau saja dia terlihat lucu, apalagi kalau sedang marah. Wajahnya semakin lucu.
            "Permen... Manis... Ciuman... Danie...."
            Aku tersenyum melihat tingkah Lily. Dia sedang memimpikan ku. Mengingat ciuman pertamanya dengan ku. Oh, itu sangat lucu. Lily gadis yang istimewa.
            Perlu diketahui bahwa aku bisa memasuki mimpi seseorang, maupun melihat mimpi seseorang saat dia tertidur. Itu suatu kelebihan ku. Sudah sepatutnya aku bersyukur. Apalagi aku bisa melihat mimpi mimpi indah Lily setiap malam. Dia mengatakan tidak mencintaiku, tetapi memimpikan diriku setiap malam.
             Cinta datang karena terbiasa. Mungkin Lily akan membuka hatinya untuk ku. Mencoba menerima kenyataan yang ada, bahwa aku adalah kekasih abadinya. Kita akan hidup abadi sebagai kekasih. Ku harap Lily mencintai ku, walaupun terlambat. Sedikit demi sedikit, hari demi hari, Lily akan mencintai ku. Aku yakin itu.
                Aku sedikit terkejut melihat mimpi Lily. Terdapat darah disekelilingnya. Dia tampak ketakutan. Keringat mengucur deras dikeningnya. Aku mencoba membelai lembut punggungnya. Sesekali mencium keningnya, memberikan kehangatan untuk nya. Tapi tiba-tiba aku tak bisa membaca mimpinya. Semuanya terlihat gelap. Seakan ada yang masuk kedalam mimpi Lily. Tak lama kemudian Lily terbangun dengan meneriakkan nama ku.
               "Daniel!!!" Lily berteriak lalu terbangun dari mimpinya. Menatapku sejenak lalu memelukku erat. Apa yang dia mimpikan? Kenapa aku tak bisa melihat mimpinya ? Semua pertanyaan muncul di otakku.
             "Tenanglah Lily. Aku disini"
             Aku melepaskan pelukan untuk sesaat. Mengambil air minum untuk Lily. Membantunya minum, supaya dia lebih tenang. Setelah agak tenang, aku coba untuk bertanya. Apa yang sebenarnya dia mimpikan sehingga aku tak bisa melihat mimpinya.
              "Aku melihat mu meninggal Daniel..." Lily menangis terisak-isak. Aku peluk erat tubuhnya.
              "Tenanglah sayang. Aku akan selalu hidup untukmu"
              Lily mengeratkan pelukannya seakan dia tak ingin aku meninggalkannya. "Kamu di bunuh oleh seorang pria berambut pirang" gumamnya.
               "Aku takut..."
               Aku menangkup wajah nya dengan tanganku. Menatap matanya penuh keyakinan dan ketenangan.
               "Aku akan tetap disini untukmu Lily. Aku tidak akan mati dengan mudah. Aku akan mati jika kau meninggalkanku"
              Lily menggeleng, "Aku tidak pergi. Aku disini Daniel. Aku tak punya tempat untuk pergi. Aku tak punya keluarga di dunia ini. Hanya kamu yang aku miliki"
              Aku senang Lily berkata seperti itu. Seakan dia telah menerima ku. Membuatku adalah sesuatu yang berharga untuknya.
             "Aku mencintaimu Lily"
             "Terimakasih Daniel" jawabnya. Sebenarnya itu bukan jawaban yang aku inginkan. Aku ingin dia menjawab, "Aku juga mencintaimu Daniel" tapi tak apa. Aku suka cara Lily mendekatiku. Pelan pelan namun indah.
             Bibirku bertemu dengan bibirnya untuk sekian kalinya. Menyesapnya dengan lembut. Tangannya meremas rambutku. Matanya terpejam dan menikmatinya.
              Bibirku terlepas dari bibirnya. Nafasnya memburu. Kening ku dan keningnya bersentuhan. Saling menatap lalu, Lily tersenyum melihat ku.
             "Kenapa tersenyum?"
             "Aku baru menyadari bahwa aku sangat cepat untuk menyukaimu" ucapnya dengan tersenyum manis
             "Tapi aku yakin sebentar lagi kamu akan mencintaiku"  ucapku percaya diri. Wajahnya terlihat serius.
              "Kita lihat saja nanti. Aku beri waktu 24 jam untukmu membuat ku jatuh cinta kepadamu"
              "Jika aku berhasil?"
              "Apapun yang kamu mau dari ku. Jika kamu kalah, aku ingin kamarku sendiri. Dan jangan paksa aku untuk jatuh cinta denganmu"
               "Oke, deal!"
               Aku kecup bibirnya sekilas. Lily tampak terkejut. Aku tersenyum manis kepadanya. Lihat saja, dalam waktu kurang dari 24 jam aku yakin Lily akan mengatakan cinta kepadaku.

LILY :
 
            Aku tak bodoh kan memberinya tantangan seperti ini. Jika dia benar benar mencintai ku maka dia pasti bisa membuat ku jatuh cinta dengan cepat dan mengatakan cinta kepadanya.
            Ini gila memang, entah kenapa aku ingin memberikan tantangan ini. Ini semua hanya spontan aku ucapkan. Dan aku yakin Daniel akan berhasil. Dengan tatapan matanya saja membuat ku menyukainya. Ciumannya membuat jantungku berdetak lebih kencang. Seakan jantungku ingin keluar dari tempatnya.
              Sejak kapan aku menyukai ciumannya. Membuatku merasakan kenikmatan yang sulit untukku jelaskan. Terasa manis, dan candu. Jadi seperti ini rasanya ciuman. Tidak begitu buruk.
             Pantas saja teman teman sekolahku sangat senang berciuman di setiap tempat. Dan itu membuat ku sedikit terganggu. Apalagi jika ada pesta dimalam libur, aku yakin setiap gadis yang ikut pesta itu akan keluar dengan hilangnya keperawanan mereka. Tentu aku tak mau ikut pesta bodoh seperti itu. Aku masih waras, aku harus terus belajar hingga aku tak memiliki teman. Mereka menganggap ku aneh, kulot, dan kuno. Di jaman seperti ini? Usia 21 tahun masih perawan, itu adalah hal paling aneh. Bahkan menjadi lelucon bagi orang orang disekitar ku. Bukannya tak ada yang mau denganku, hanya saja aku sulit untuk mendekat dengan pria.
             Tapi aneh, aku malah suka dekat dengan Daniel. Dia pria pertama yang dekat denganku. Pria pertama yang mengenggam tanganku erat, memberikan pelukan, kenyamanan, keamanan, dan ciuman. Seakan ada koneksi antara aku dan Daniel. Tak butuh waktu lama untuk membuat yakin bahwa Daniel adalah pria yang baik.
            Setiap pelukannya membuat ku nyaman. Rasanya aku ingin dipeluknya setiap saat. Menunggu pagi didalam pelukannya, sambil menonton acara TV. Aku tak bisa tertidur lagi sejak mimpi buruk tadi. Aku tak akan pernah bisa melupakan mimpi buruk tadi. Aku belum bisa untuk kehilangan seseorang yang aku sukai, Daniel.
            Pelukannya mengerat, saat angin malam membuat ku kedinginan. Aku tak perlu menggunakan baju tebal untuk menghindari udara dingin, pelukan Daniel sudah menghangatkan tubuh ku.
            Acara TV semakin membosankan. Dan aku belum bisa tertidur. Ini masih jam 5 pagi. Aku matikan TV nya.
           "Aku bosan Daniel. Aku juga tidak mengantuk"
           "Mau aku tunjukkan sesuatu"
           Aku mengangguk cepat.
           "Pakailah baju hangat, kita akan berjalan jalan keluar"
           "Ini masih sangat pagi Daniel. Bahkan langit nya masih gelap. Diluar sana masih sepi"
            "Percayalah, aku akan melindungi mu. Lagi pula tidak akan ada yang akan menggangu kita berdua. Kita bebas melakukan apapun" ucapnya sambil tersenyum.
            "Oke, tapi tunggu sebentar. Aku akan berganti pakaian"
            Setelah berganti pakaian yang cukup hangat. Aku sedikit merapikan rambutku. Setelah siap, Daniel menggenggam tanganku erat.
           Mengajak ku berjalan kaki keluar rumah. Udaranya masih sejuk dan dingin tentu saja. Kita berjalan di atas jalan setapak ditengah hutan yang masih gelap. Aku tak perlu takut, ada Daniel disamping ku.
           "Kita akan kemana Daniel?"
           "Ke tempat yang pasti akan kau sukai"

Alpha Daniel [TERBIT E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang