AD - CHOICE (1.1)

30.6K 1.4K 6
                                    

LILY :
        Menunggu.
        Menunggu adalah pekerjaan paling membosankan bagiku. Sudah hampir dua jam aku menunggu Daniel datang. Setelah dari taman tadi Daniel mengajakku pulang terlebih dahulu untuk sarapan. Menyuruhku mandi dan menunggu nya diruang tamu.
          "Tunggu aku satu jam lagi!" Pesannya lewat salah satu maid. Sebenarnya dia kemana ? Pergi tanpa pamit, dan hanya meninggalkan pesan singkat menyuruhku menunggu. Seharusnya dia tau aku sangat benci menunggu.
            Aku hanya melihat orang orang berlalu lalang melewati ku, sesekali menyapaku, "Selamat Pagi Luna"
             Hingga kata selamat pagi, berubah menjadi, "Selamat Siang Luna"
             Aku sadar hari sudah siang. Aku menunggu Daniel terlalu lama. Seharusnya aku pergi meninggalkannya. Dia tidak akan datang. Mungkin dia sibuk dengan urusan menjadi seorang Alpha. Dia tau tugas tugasnya sebagai Alpha lebih penting dari pada menepati janjinya kepadaku.
               Tapi bagaimana dengan janjinya yang satu lagi ? Bahwa dia akan membuat ku mengatakan cinta padanya dalam waktu 24 jam. Seperti nya janjinya itu akan gagal. Seperti aku menunggu janjinya akan menemuiku di ruang tamu, menyuruhku untuk menunggu kehadirannya.
              Dia sudah membuatku kecewa. Rasanya rasa ini berkurang beberapa persen. Aku benar-benar tak bisa mencintainya.
              Aku berjalan menuju kamar dengan perasaan kecewa. Sebenarnya dia kemana? Ada inisiatif untuk bertanya kepada salah satu maid dimana keberadaan Daniel, tetapi maid itu tak bisa berbicara banyak. Dia seperti ketakutan. Aneh sekali.
              Aku lanjutkan berjalan menuju kamar ku dan Daniel tentunya. Saat aku ingin membuka pintu kamar, aku mendengar suara geraman entah dari mana.
            Tentu aku penasaran ingin tau asal suara itu. Suara geraman itu seperti berasal dari salah satu ruangan yang berpintu besar dipojok lorong gelap.
            Saat aku ingin melangkah kan kakiku, aku teringat ucapan Clara untuk tidak melewati lorong gelap itu. Lorong itu cukup dekat dengan kamar ku. Aku semakin penasaran lagi, saat tak sengaja suara tangisan seseorang.
           Ah, aku harus lihat ada apa sebenarnya. Kaki kecilku berjalan cukup pelan melewati lorong gelap tanpa penerangan itu. Apa Daniel tidak punya cukup uang untuk membayar tagihan lampu? Kenapa lorong ini tidak diberi penerangan?
            Hingga aku sampai diujung lorong gelap ini. Ada sebuah pintu besar yang terbuat dari baja yang sangat kuat. Tiba tiba ada seseorang yang menarik tanganku. Sontak aku kaget.
            "Siapa kamu?!"
            "Maaf Luna, Alpha memerintahkan kami untuk menjaga Luna. Luna tidak diperbolehkan untuk kemari"
            "Kenapa aku tak bisa kemari?"
            Orang suruhan Daniel ini menundukkan kepalanya, "Maaf Luna. Saya mohon jangan mendekati ruangan ini. Alpha Daniel bisa marah"
             "Daniel tidak akan marah kepadaku, jika aku benar benar Luna nya. Ijinkan aku masuk"
             "Maaf Luna..."
             Orang ini akan tetap kekeuh untuk tidak membiarkan ku disini. Tapi aku mendengar suara tangisan lagi. Hatiku semakin gusar. Aku seperti kenal dengan suara tangisan nya. Tangisan yang aku dengar kemarin malam, saat aku tertidur dikamar Clara.
               Aku semakin penasaran saja. Aku menghiraukan perkataan pesuruh Daniel. Membuka pintunya, tapi tak bisa. Tentu aku tak bisa. Pintu ini terbuat dari baja yang sangat kuat. Aku kesusahan sendiri membuka pintunya.
            "Luna saya mohon jangan buka pintunya. Luna nanti akan terluka" ucapnya.
            "Kalau begitu bukakan pintu ini untukku!"
            "Tapi Luna, Kata Alpha..."
            "Kata Daniel lagi?!! Aku bosan mendengar namanya. Sekarang bukakan pintu ini untukku! Atau kau akan ku bunuh sekarang!!" Ancam ku. Tentu aku tak berani membunuhnya. Aku hanya mengancamnya.
            Dia tetap tidak bergerak, oke dia tidak takut dengan ancaman ku. Aku akan menggunakan ancaman yang lain.
            "Jika kau tidak membukakan pintu nya aku akan gantung diri didepan pintu pack!!"
            "Luna! Jangan berkata begitu! Alpha akan marah jika mendengarnya"
            "Kalau begitu cepat bukakan pintu nya!"
            Sepertinya ancaman ku berhasil. Dia membukakan pintunya. Dia terlihat ketakutan. Aku menjabat tangannya, "Terimakasih telah membukakan pintunya, aku akan menyelamatkan mu dari amukan Daniel. Aku janji"
             "Terimakasih Luna"
            Aku masuk kedalam ruangan itu. Ini bukan ruangan. Seperti pintu masuk lorong lagi. Tapi lebih gelap. Dengan banyak jeruji besi disamping sampingku. Aku merasa ini seperti ruangan penjara.
            Tidak mungkin kan? Ada penjara di rumah sebesar ini? Jika iya, aku mau pulang saja. Rumah ini cukup menakutkan.
            Tiba tiba aku merasa ada yang mengawasi ku dari balik salah satu jeruji besi itu. Aku penasaran dan mendekati jeruji itu.
             Ada tangan dengan kuku kuku panjang yang keluar dari jeruji besi itu. Tangannya sangat menyeramkan, seperti ingin meraihku. Aku menjerit keras.
             "Daniel Mate...." Suara yang sangat menakutkan yang memenuhi telingaku. Aku berlari menjauh dari jeruji jeruji besi itu, hingga berhenti didepan pintu besar lagi. Tapi pintunya tidak tertutup sempurna. Aku bisa mengintip sedikit apa yang terjadi didalam. Apalagi suara tangisan itu sangat jelas terdengar di ruangan ini.

TBC
.
Maaf lama update, karena banyak sekali tugas disekolah, saya harap kalian tetap suka cerita ini walaupun slow update.
.
Sebagai ucapan permintaan maaf, saya update 2 part.
.
Swipe up!!

Alpha Daniel [TERBIT E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang