KEPINGAN HATI DUA PRIA

26 0 0
                                    


Semoga kamu memang tidak berniat untuk pergi

Omoteshizu tutup setengah jam lalu dan menyisakan lima karyawan yang sedang membereskan kedai. Di dalam sana, Haruka terlihat tidak sabar menyelesaikan pekerjaan. Pria itu merapatkan bangku dengan meja di hadapannya, menyapu lantai berlapis kayu sambil tergesa-gesa, dan terakhir membersihkan coffee maker kesayangannya dengan gerakan super cepat.

"Berhati-hatilah sedikit Haruka-senpai. Kalau tidak, kau bisa merusak benda itu," ujar Mizuki yang mengawasi Haruka dari jarak lima meter di belakangnya.

Semua dilakukan Haruka dalam waktu lima belas menit. Keempat rekannya sudah maklum melihat situasi saat ini. Panik, terburu-buru, dan berakhir dengan kemungkinan ia merusak sesuatu. Beruntung, hal tersebut belum pernah terjadi.

"Aku tahu, lima menit lagi selesai. Kau antarkan Sakura dan Miyako ke stasiun setelah ini," kata Haruka mengingatkan.

Mizuki mengangkat jempolnya tanda siap menjalankan tugas. Pekerjaan yang tersisa darinya ialah menata gelas-gelas bening di rak masing-masing. Tidak butuh waktu lama, setelah menaruh gelas terakhir di tempatnya, Mizuki melenggang ke ruang loker dan mengganti seragam.

Tepat pukul setengah sebelas malam semua karyawan selesai dengan urusan di kedai. Sakura bertugas memeriksa serta mengunci semua pintu kedai. Terakhir, ia memberikan kunci cadangan kepada Haruka.

"Aku akan pergi ke club, kalian pulanglah!" Haruka menerima kunci dari Sakura, menyimpannya di saku coat bagian bawah.

"Janji dengan lelaki itu?" Sakura bertanya karena penasaran.

"Ya."

"Apa perlu Yuuzuru temani?"

"Di pikiranmu aku ini apa? Kami cuma mau mengobrol." Haruka menatap Mizuki dengan pandangan tidak percaya. Kali ini Haruka tidak ingin memulai debat dengan juniornya. Mereka berjalan pelan di trotoar dan sebentar lagi persimpangan, pria itu mengambil langkah panjang.

"Untuk jaga-jaga saja. Mungkin di sana kau mabuk lagi." Kali ini Yuuzuru ikut bersuara disusul tatapan sadis dari Haruka. Semua tersenyum geli.

"Aku harus pergi. Matta ne(19)!" Haruka pamit, ia melesat melewati jalanan yang masih ramai oleh pejalan kaki lain.

Haruka pergi menemui Tomoya di sebuah club malam yang masih berada di kawasan Ropponmatsu, sementara empat kawannya harus pulang ke rumah masing-masing. Mizuki mengantar Sakura dan Miyako ke stasiun kerena tempat tinggal mereka cukup jauh, Yuuzuru, rumahnya hanya tiga blok dari Omoteshizu dan Mizuki sendiri, kediaman orang tuanya berada di dekat stasiun Ropponmatsu.

Dibalut coat putih, Haruka siap menerobos hawa malam di musim gugur. Ringan dan kering, udara yang tidak terlalu disukainya. Ia sekarang baru sadar kalau meninggalkan coat di kedai adalah pilihan bagus.

Sepuluh menit berjalan kaki, Haruka tiba di Sugouri Building, kemudian naik ke lantai dua di mana Jojo Club berada. Sorotan lampu warna-warni menyita perhatian begitu ia memasuki ruangan. Beberapa detik, kelip itu membawa Haruka kembali pada memori musim semi tahun lalu, saat hubungannya dengan Ayumi harus berakhir.

"Harusnya aku perjelas hal ini sejak lama. Aku cuma tertarik padamu. Itu saja."

"Selain itu. Katakan selain itu!" Haruka mencengkeram lengan atas Ayumi, bukan jenis cengkeram yang menyakiti, namun saat itu Haruka lebih merasa cemas dan tidak percaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OmoteshizuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang