Secuil kisah gadis cantik bernama Park sooyoung yang dihadapkan pada dua pilihan. Antara seseorang yang selalu membuatnya tertawa atau seorang yang membutuhkannya untuk bisa bahagia.
(Bahasa agak non baku)
Sehun berjalan gontai di lorong fakultas ekonomi bisnis, tempat bernaung keduanya setelah rumah.
Sepi, tak ada seorang pun disana karna memang masih pagi.
"Sehun-ah"
Sehun reflek menoleh saat samar-samar ia mendengar seseorang memanggil namanya.
Sehun mengerjap memastikan jika dia tidak sedang berhalusinasi. Kepalanya masih terasa pening akibat minum kemarin.
"Irene" sehun tertegun saat melihat sosok yang baru saja memanggil namanya.
Sosok yang ia coba hindari dua bulan terakhir. Wajah yang biasa sehun perhatikan dari kejauhan secara diam-diam kini berada tepat dihadapannya.
Seperti biasa irene selalu tampak ceria, wajahnya yang seputih salju menambah kesan sejuk disana.
Apa yang dilakukan irene selanjutnya membuat sehun semakin luar biasa tercekat. Gadis itu tiba-tiba memeluknya tanpa izin.
Sehun hanya terdiam tidak membalas juga tidak menolak karna sejatinya dia juga rindu gadis itu, namun tak mampu berucap.
Setelah kurang lebih dua puluh detik Irene akhirnya melepaskan pelukannya.
Detik berikutnya ia justru memukul dada sehun berkali-kali dengan skala ringan.
"Lo jahat"
"Kenapa lo tiba-tiba ngilang? ditelfon gak pernah diangkat, line gak dibales"
Sehun hanya diam membiarkan irene meluapkan kesah dan amarahnya.
Dadanya tiba-tiba terasa sesak melihat irene yang mulai menangis. Keceriaan irene yang tadi sempat terlihat kini lenyap beriringan dengan air mata yang jatuh dari matanya.
"Lo sama taehyung tuh sama aja, kenapa kalian ngejauhin gue? Salah gue apa?"
"Gue.... gue kangen sama lo" lanjut irene.
Tangis irene semakin meledak setelah ia berhasil meluapkan beban pikirannya pada sehun.
Semakin keras tangisan irene, dada sehun semakin sakit. Ingin rasanya sehun berteriak bahwa irene tidak salah. Dialah yang salah karna sudah memendam perasaan pada sahabatnya itu.
Sehun mengangkat tangannya menghapus air mata dipipi irene dengan jempolnya.
"kata siapa gue ngejauhin lo" jawab sehun.
"Kita jauh karna keadaan, gue terlalu sibuk sama dunia gue. Maaf" lanjutnya.
...
Irene dan sehun kini berada di sebuah kafetaria dekat kampus. Irene baru saja bertanya tentang keberadaan sehun selama ini.
"Jadi lo udah ga tinggal sama taehyung" tanya irene.
"Kenapa? Kalian gak lagi berantem kan?" Lanjutnya.
"Enggak, gue cuma lagi pengen hidup sendiri aja" jawab sehun bohong.
Irene mengangguk paham. Namun ia tidak begitu saja percaya pada sehun.
Ayolah, sudah lebih dari empat tahun irene mengenal sehun dan taehyung. Ia bisa merasakan bahwa ada yang janggal.
"Tapi lo kok pindah gak bilang-bilang gue sih" wajah irene berubah masam.
Sehun terdiam, gimana mau bilang kalau alasan dia pindah adalah untuk menghindari irene dan taehyung.
"Ini kan udah bilang" jawab sehun akhirnya.
"Seandainya hari ini kita gak kebetulan ketemu, lo pasti ga bilang kan"
'lo yang paling tau gue, tapi kenapa lo ga tau perasaan gue' batin sehun.
Sehun tak menjawab dan memilih menyeruput machiato nya.
"Gue nanti main ke tempat lo ya" tanya irene antusias.
"Jangan, rumah gue..... rumah gue masih kotor" tolak sehun dengan terbata.
"Yaelah gapapa, ntar gue bantu bersihin"
"Gak usah" jawab sehun cepat.
"Kenapa? Gue ga boleh ya main ke rumah baru lo"
Tentu saja, tidak kah irene tau kalau sehun sedang tidak ingin meruntuhkan pertahanannya saat ini.
"Bukan gitu, nanti....nanti kalau saatnya tepat lo boleh main ke rumah"
Jawaban sehun itu makin memperkuat kecurigaan irene bahwa telah terjadi sesuatu.
***
"Gila, kok bisa sih? gue masih gak percaya" lagi-lagi sejong heboh sendiri.
Jennie baru saja bercerita bahwa ia kini telah resmi menjadi kekasih kim jongin.
"gue juga gak pernah ngira kalo dia suka sama gue" pungkas jennie.
Sementara sejong dan jennie heboh tentang status baru jennie, joy justru tidak peduli sama sekali.
Pandangannya kosong dengan tangan yang menopang dagunya sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kabar bahagia kaya gini harus dirayain nih" ucap sejong penuh arti.
Jennie mengagguk.
"Kalian pesen aja, gue yang bayar" jawab jennie seakan paham dengan maksud sejong.
"Assa, kalo gitu biar gue yang pesen" pekik sejong.
"Joy, lo mau pesen apa?" Tanya jennie.
"Joy" panggilan jennie tetap tidak menyadarkan joy.
"JOYY"
Teriakan sejong itu sukses membuat seluruh penghuni kantin menoleh kearah mereka termasuk joy yang akhirnya sadar dari lamunannya.
"Apasih?"
"Lo kenapa sih dari tadi ngelamun terus, lo sakit?"
"Enggak kok, kalian tadi bilang apa?"
"Lo mau pesen apa? Jennie yang bayar"
"Kayak biasa aja" jawabnya.
"Gue juga" suhut jennie.
Sejong pun pergi memesan.
"Congrats ya jen" ucap joy lalu tersenyum.
"Thanks joy"
"Jen kalo orang pacaran artinya mereka saling sayang kan" tanya joy ragu.
Jennie mengangguk.
"Setau gue sih gitu" jawabnya.
"Kak jongin pernah gak bilang sayang sama lo" tanya joy lagi.
"Pernah, sering malah" jawab jennie mantap.
Joy lagi-lagi teringat ucapan sehun.
'kayanya gue beneran sayang sama lo'
'Apa selama kita pacaran dia gak sayang sama gue'
Hal itu tiba-tiba terlintas begitu saja di benak joy.
Harusnya hatinya berdebar saat mendengar sehun berkata dia menyayanginya, tapi entah kenapa joy merasa ada yang aneh dengan kalimat sehun.