Sehun, Irene dan Taehyung adalah sahabat dari SMA. Memasuki bangku kuliah orang tua sehun membelikannya rumah untuk ia tinggali namun ia memilih untuk tinggal bersama taehyung di apartment pemberian ayahnya.Sehun jarang bersama mereka ketika di kampus karna gedung fakultas dan jurusan yang berbeda.
Flashback on
Sehari setelah ospek mahasiswa baru.
Selama perjalanan irene mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaan nya pada taehyung.
Sudah sejak lama ia ingin mengungkapkan pada taehyung namun ia tidak punya keberanian. Kali ini tekat irene sudah bulat, ia tidak bisa terus-terusan memendam perasaannya.
Sepuluh menit di perjalanan akhirnya mereka sampai.
Setelah melepas seatbelt nya irene membuka pintu lalu keluar dari mobil taehyung.
Langkah irene terhenti saat ia sudah berada di depan pagar rumahnya.Ia memutar badannya lalu kembali menghampiri taehyung. Mengetuk jendela mobil dan memberi isyarat taehyung untuk keluar.
Dan akhirnya taehyung pun keluar.
"Wae?" Tanyanya setelah keluar dari mobil.Irene menunduk sejenak mengumpulkan keberanian.
Detik berikutnya ia memejamkan mata, berjinjit lalu mendaratkan bibirnya di pipi kanan taehyung, hal itu membuat mata taehyung membulat.Taehyung menatap irene dengan tatapan mengintrogasi.
"Gue suka sama lo" ucap irene tanpa membalas tatapan taehyung.
Disaat yang sama.
Dengan semangat sehun mengendarai motornya menuju rumah irene.Sebelumnya dia sudah memberi tahu Irene bahwa dia akan datang, namun tidak berkata bahwa ia akan menyatakan perasaannya.
Benar, hari ini sehun akan menyatakan cintanya pada irene.
Kurang lebih lima ratus meter dari rumah irene, motor sehun terhenti.
Ia memilih tidak melanjutkan laju motornya saat melihat hal yang seharusnya tidak ia lihat.
Dengan jelas sehun bisa melihat irene yang baru saja mencium taehyung. Sehun merasa seperti dihujam oleh puluhan belah pisau yang mungkin bisa membunuhnya saat itu juga jika ia tidak segera meninggalkan tempatnya berdiri sekarang.
Saat itu juga sehun mengurungkan niat awalnya mendatangi irene dan secepatnya pergi dari sana.
Irene mendongak, matanya menatap taehyung yang belum juga mengalihkan pandangannya.
"Gue suka sama lo" ulang irene.
Beberapa detik hanya ada eye contact dan desiran nafas mereka yang saling berbalas. Semakin lama taehyung diam semakin membuat irene tergugup.
"Gue juga suka sama lo" ucap taehyung akhirnya.
Mendengarnya membuat sudut bibir irene terangkat.
"Sebagai teman" taehyung melanjutkan kalimat nya.
Seketika seyum yang terukir di wajah irene lenyap.
"Taehyung-ah lo tau bukan itu maksud gue"
"Perasaan gue beda, gue suka lo sebagai laki-laki" lanjutnya.
"Gue kira selama ini lo gak nganggep gue sebagai laki-laki" celetuk taehyung seraya menunjukkan senyum kotaknya.
"YA...!!" Pekik irene. Kenapa laki-laki dihadapannya ini susah sekali diajak serius.
Taehyung terkekeh lalu meletakkan tangannya di pundak irene.
"Lo itu udah gue anggep kayak saudara gue sendiri dan seterusnya akan seperti itu, ga bakal berubah" pungkas taehyung tidak bercanda.
Irene paham betul bahwa taehyung saat ini tengah menolaknya dengan halus.
"Tapi gue mau kita lebih dari itu"
"Kalo boleh jujur gue gak pernah nganggep lo cuma temen" lanjutnya seraya maju selangkah medekat pada taehyung.
Taehyung menjauhkan tangannya dari pundak irene saat menyadari gadis itu mulai agresif.
"Terus mau lo apa?" Tanya taehyung.
"Lo putusin sekarang. Kita pacaran atau kita gausah ketemu lagi"
Taehyung terdiam sejenak.
"Ok, gue ga akan pernah nemuin lo lagi dan lo juga jangan pernah temuin gue lagi"pernyataan taehyung itu terdengar seperti petir yang menyambar di siang hari bolong dan meruntuhkan pertahanan irene. Penyesalan bergemuruh di benaknya mengutuk dirinya sendiri karena telah mengatakan hal bodoh.
***
Didalam sebuah tenda terbuka berwarna oranye tampak beberapa orang tengah berbincang dengan rekannya masing masing dengan beberapa botol soju dimeja. Beberapa dari mereka tampak bahagia, beberapa tampak melampiaskan keluh mereka ditempat ini.
Malam hari memang saat yang tepat untuk minum di tenda pinggir jalan sperti ini sekedar untuk berbincang ataupun mencari kesenangan setelah menjalani hari yang penat.
Termasuk juga seorang pemuda yang duduk sendiri di sudut tenda dan sudah kehilangan akal sehatnya karena minuman beralkohol yang entah sudah berapa banyak ia tenggak.
Kemudian datang pemuda lain menghampiri. Ia memang berniat minum hari ini, namun ia menemukan sesorang yang familiar tengah terduduk di sudut tenda. Ia tidak seberapa terkejut, karena dia memang sering datang ke tempat ini bersama sehun.
"Sehun-ah bagus lo disini"
Taehyung lalu duduk di kursi di hadapan sehun.
"Oh lihat siapa yang datang" sehun berucap dengan cengiran diwajahnya dan mata yang terlihat sayu khas orang mabuk.
"Ini gue Taehyung, gila lo kenapa udah mabuk duluan sih"
"Taehyung... taehyung pacarnya irene kan ha ha ha"
Taehyung terbelalak, ia tahu sehun sedang mabuk tapi apa dasar sehun mengucapkan itu ketika ia tahu mereka bertiga bersahabat.
"Gila lo ya, irene bukan pacar gue" elak taehyung.
Sehun lagi-lagi tertawa lalu menenggak sojunya.
"Kalo bukan terus siapa? Gue?" Sehun menunjuk dirinya sendiri.
"Iya gue, gue yang harusnya pacaran sama irene bukan taehyung eunghh"
Lanjut sehun cengengesan."Maksud lo apa?" Tanya taehyung bingung.
"Ah benar, tadi... tadi gue lihat mereka ciuman ha ha ha, begonya gue malah suka sama pacar sahabat gue sendiri"
"Dasar bodoh" sehun lalu menjatuhkan kepalanya di meja dan tak sadarkan diri.
Taehyung mencelos saat menyadari kejadian tadi sore disaksikan oleh sehun. Terlebih lagi ia baru sadar kalau sehun menyukai irene.
***
Sejak kejadian itu sehun memutuskan untuk pindah dari rumah taehyung. Ia pun belum menyadari bahwa telah mengungkapkan segalanya pada Taehyung saat ia mabuk malam itu.
Flashback off
Akhirnya up lagi setelah sekian lama...👏👏
Semoga kalian ga lupa jalan ceritanya ya..And happy fasting yorobun💜
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYER
Fiksi PenggemarSecuil kisah gadis cantik bernama Park sooyoung yang dihadapkan pada dua pilihan. Antara seseorang yang selalu membuatnya tertawa atau seorang yang membutuhkannya untuk bisa bahagia. (Bahasa agak non baku)