Jangan terlalu membenci,juga jangan terlalu mencintai. Bersikap biasa saja. Karna hati sifatnya mudah berubah.
Sesampai di rumah pukul 17.30. vio langsung merebahkan tubuhnya yang lelah diatas kasur yang berukuran super size itu. Tidak ada kegiatan lain sepulang dari sekolah barunya. Untuk sekedar ganti bajupun,vio ogah untuk melakukannya.
"Tok tok tok". Suara ketukan itu berasal dari pintu kamar vio.
"Pintunya di kunci atau nggak nih?". Sahur orang yang berada di ambang pintu
"Nggak,masuk aja Tan!". Balas vio
Ifqa masuk di kamar vio dengan langkah gontai.
"Kenapa baru pulang sekarang kamu? Tau gak ini udah jam berapa?".
"Aduhhh,tanteku yang cantik,manis,dan tidak sombong. Sebenernya tuh tadi pulangnya jam setengah lima. Kan Tante juga tau,jarak rumah sama sekolah aku tuh lumayan jauh. Mana tadi jalanan macet parah lagi. Tante kan baik,jangan marah yah.yah!!. Vio gak keluyuran kok. Sumpah!". Balas vio dengan mata yang berbinar
"Sekolah jaman sekarang. Perginya sunrise pulangnya sunset". Iqfa mengomel sambil menggelengkan kepalanya.
"Hiyyak hiyyak. Tante ternyata ngerti juga yah bahasa anak muda".
"Hellawww. Tante juga pernah muda kelles. Tante tuh dulu jadi ketua geng disekolah. Semua orang segan sama Tante. Kamu harus tau itu. Jadi,kalau bahasa-bahasa kayak gitu Tante mah masih inget. Jangankan bahasa gaul,bahasa planet lain Tante juga ngerti". Iqfa menjelaskan masa lalunya panjang lebar.
"Tante bebas ngomong gitu. Toh aku juga nggak pernah liat Tante pake baju seragam sekolah".
"Secara kan vio belum lahir. Gimana sih". Kata Ifqa sambil melangkahkan kakinya keluar dari kamar vio.
"Iyyain dah,biar seneng". Teriak vio.
Vio hanya bisa terkekeh sendirian di atas kasurnya.
-
Sehabis vio tertidur dengan sangat pulas. Vio bangun pagi sekali. Bahkan sebelum matahari memamerkan cahayanya, vio telah terjaga.
Tidak ada aktivitas yang dilakukan vio pagi itu selain mengecek notifikasi handphonenya.
"Ni hp didiemin satu malam kok nggak ada notif atau spam sama sekali. Ibu seharian nggak ngasih kabar,Group alumni juga sepi kayak kuburan. Ini hp gue yang rusak atau guenya yang nggak penting". Ucap vio sambil memasang kacamatanya dengan selimut yang masih melekat di tubuhnya.
"Japri Dona aja deh,biar gak keliatan kosong-kosong amat".
Vio mencari kontak Dona di dalam hp nya. Namun,not enough found.
"Ahh,bego. Kemarin kan gue nggak minta kontak Dona. Mana mau nanya jam berapa berangkat ke sekolah sama minta nebeng. Ish ish ish. Tak patut emang". Decak vio
"Disekolah aja lah baru ambil kontaknya si Dona. Awasss!!, Jangan. Sampai lupa Viii". Vio melanjutkan pembicaraannya dengan dirinya sendiri sambil memegang kedua telinganya dengan posisi tangan yang menyilang.
-
Jam menunjukkan pukul 06.00. Waktunya untuk bangun,tinggalkan tempat tidur,mandi,gosok gigi,dan siap-siap untuk pergi kesekolah. Tapi,seakan-akan ranjang vio tidak mau melepaskan pelukannya.
"Tidurnya nanggung. Lanjut tidur 5 menit cukuplah". Ucap vio dengan memeluk bantal gulingnya.
Waktu terus berjalan.
Mata vio membulat sempurna saat melihat jam dinding tepat di jam 06.45.
"Siallll. Kenapa gue bangunnya jam segini. Nggak sesuai ekspektasi. Arghhh".Vio berlari tak karuan. Terbesik dalam hatinya. Vio tak ingin mandi,berhubung vio yakin bahwa ia benar-benar akan terlambat
"Kalau misalkan gue nggak mandi,nanti lalat bawa keluarganya dong camping di tubuh gue. Iuwh. Akhh,,mandi ajalah".
Vio lalu meraih handuknya dengan mata yang masih ingin sekali terpejam.Hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 menit. Vio keluar dari kamar mandi. Dengan sigap,vio memasang satu demi satu seragamnya cukup rapih. Lagi-lagi dengan waktu yang singkat. Tidak lupa vio menjumpai kembarannya di cermin.
Tersenyum tipis,menyisir rambut,dan memasang kacamata adalah hal yang harus dilakukan oleh vio ketika cermin berada dihadapannya. Make up? Ohh,,vio tidak suka neko-neko:v
-
Laju motor ojol yang ditumpangi vio sangatlah menyebalkan. Jalanan pun sedang tidak bersahabat dengan vio. Macet benar-benar macet. Semua kendaraan berhenti total. Tidak ada cela untuk bergerak. Sementara itu jam sudah menunjukkan jam 07.29.
"Pasrah aja gue udah. Terlambat-terlambat dahh". Gerutu vio dalam hati.
-
Setelah terbebas dari jebakan macet yang sadis itu. Motor ojol membawa vio dengan sangat laju atas permintaan vio sendiri.
"Om,cepetan yah. Terlambat soalnya. Hehehehe". Pinta vio.Tidak lama,vio sampai disekolah pada jam 07.49. dengan rambut yang urung acak-acakan diterpa badai topan. Eh,angin maksudnya:v.
"Wahh,ini terlambatnya keterlaluan nih". Serbuk cowok gumpalan berbagai almamater itu.Vio yang tidak merasa bahwa cowok gumpalan itu menyinggung dirinya. Vio terlihat santai sambil memberikan helm yang tadi di pakainya ke pemiliknya,om ojol. Dan membereskan rambutnya yang tadi diporak-porandakan oleh angin.
"Tadi pagi sial,sekarang apes. Aduh tuhan. Tolong berikan aku kekuatan untuk menembus pagar ini". Vio menatap pagar sekolahnya itu tanpa penjaga.
"Hei kamu". Panggil kakak ber almamater itu.
Vio membalikkan badannya dan mencoba mencari sumber suara.
"Saya kak?". Dengan nada bertanya.
"Bukan!!!. Ya kamu lah. Masa pagar".
"Ohh,bilang kek dari tadi. Kan vio jadi nggak enak".
"Coba ulang. Nama kamu siapa tadi?".
"Violet Devalhopa kak. Panggil aja vio. Hehehe". Vio terkekeh layaknya seorang yang tidak punya masalah.
"Kak?. Berarti adek kelas dong. Kamu kelas X?". Kakak OSIS itu kembali bertanya namun dengan pulpen yang terus mengadu bersama bukunya.
"Hehehe. Iya". Kembali vio terkekeh."Kamu kan terlambat yah?. Jadi mohon ijin. Nama kamu saya catat di daftar pelanggaran siswa. Dan kamu satu-satunya siswa yang terlambat hari ini. Masih berstatus anak baru pula. Cepet masuk,didalam lagi ada acara nentuin kelas tuh". Ceramah kakak OSIS itu panjang lebar
Vio spontan berjalan menjauhi pria itu dan mendekati pagar yang masih dalam situasi terkunci.
"Kak,minta kunci". Teriak vio.
Pria yang berhasil membuat vio mati kutu itu langsung melemparkan kunci pagar dan hampir mengenai kacamata vio. Untung saja vio dengan tanggap menghindar dan meraih kunci pagar hanya dengan 1 tangan".
"Thank you kak". Ucap vio sambil mengocek gembok pagar.
"Yoi. Gemboknya simpan aja disitu. Jangan di kantongin. Awas!". Balas si gumpal."Thomas ripta?. Dia menyebalkan. Tapi,lebih menyebalkan lagi si ketuanya. Uhh,kenapa sekolah se keren ini menampung banyak siswa yang menyebalkan". Kata vio dalam hati dengan kondisi mata yang menyipit untuk memfokuskan matanya ke papan nama Kaka gumpal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is My Journey
Teen Fictionkehidupan Violet Devalhopa berubah sangat drastis dari kehidupannya yang dulu semenjak memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahirannya demi meraih citanya di tempat barunya, Violet Devalhopa banyak menemukan pengalaman dan orang baru. salah satunya...