part 5 - kenth kembali dingin

29 12 0
                                    

Jika beku adalah caramu untuk menarik perhatian. Maaf,aku sama sekali tidak tertarik.


Pagi kembali menyapa vio dalam kondisi matahari yang tertutup awan hitam. Vio merasakan jantungnya ingin lepas jika hujan benar-benar mengeluarkan butiran airnya pagi ini. Ia tidak ingin peristiwa kemarin ter-ulang kembali. Mendapat ceramah berlapis membuat vio muak. "Kayak mereka nggak pernah salah aja". Vio berceloteh sembari meraih handuk mandinya.

Sementara dibawah, Ifqa dengan tubuh yang lunglai tengah memasak layaknya chef handal.

Hari pertamanya disini sampai sekarang,dirumah Tante Ifqa memang hanya mereka berdua yang menguasai rumah besar itu. Suasana sunyi sudah menjadi hal biasa. Mungkin telah menjadi kawan.

Faiq suami Ifqa yang otomatis menjadi paman vio,sibuk kerja di luar kota bahkan sesekali kerja di luar negeri. Menjadi kapten kapal bukanlah profesi yang bisa di anggap enteng,butuh kekuatan batin untuk berpisah dengan keluarga tercintanya.

Ifqa pun sudah terbiasa dengan kepergian suaminya itu. Dan sampai sekarang,di usia pernikahannya yang sudah lama belum mendapatkan sama sekali seorang buah hati. Mungkin belum waktunya tuhan nitip amanah jadi orang tua.

"Vio,jangan lupa sarapan yahh. Tante udah masak". Teriak Ifqa seakan itu merupakan kewajibannya tiap pagi,menyiapkan sarapan untuk vio.

"Iya Tan,tungguuuuu". Suara Vio tak kalah nyaring dari suara Ifqa.

"Tante mau keluar yah,ada urusan diluar soalnya,mumpung juga belum hujan. Pulangnya palingan malam. Kalau nggak,Tante kayaknya bermalam di rumah teman Tante. Baik-baik dirumah yah vio". Ifqa masih berteriak di dasar rumahnya karena vio tak kunjung keluar dari sarangnya.

"Hati-hati Tante". Ucap vio sambil berlari menuruni tangga.
"Iya". Jawab Ifqa singkat
"Tann!!". Vio seperti mencegat langkah Ifqa.

Ifqa berhenti dan memutar balikkan badannya.

"Apa?".
"Kalau misalkan Tante jadi bermalam di rumah teman tante. Vio boleh nggak ngajak temen vio buat nemenin vio dirumah?. Vio takut sendiri". Ucap vio dengan perasaan takut-takut cemas.
"Iya,boleh!".

Ifqa meng-iyakan permintaan vio lalu melangkah keluar dengan dandanan yang terbilang WOW untuk kalangan Tante-tante. Ditambah dengan jenjengan tasnya membuat iqfa layaknya tante-tante sosialita.

Mobil yang dikendarai Ifqa semakin menjauh. Vio langsung menuju meja makan. Beberapa lapis roti panggang dan segelas susu telah masuk di mulutnya. Ia hendak mengecek ponselnya. Namun,hujan mengguyur sangat deras di luar rumah.

"Nggak mungkin gue naik ojol kalau keadaan hujan kayak gini". Vio berbicara pada dirinya sendiri dengan mulut yang melengkung ke atas.

Vio baru mengingat, Dona memberitahukan alamatnya kepada vio via chat tadi malam bahwa Dona ternyata tinggal satu kompleks dengannya.

Buru-buru vio mencari kontak Dona di ponselnya.

Dona paling cantik.
Tuuttt. Hanya dengan sekali deringan. Vio langsung bisa mendengar suara temannya. Eh,bukan,suara sahabatnya itu.

"Halo". Sapa Dona diseberang sana.
"Don. Lo belum kesekolah kan?".
"Belom. Kenapa".
"Lo kesekolah naik mobil atau motor?".
"Naik mobil,diantar sama pak supir. Emang kenapa?".
"Boleh nebeng nggak. Diluar hujan".
"Udah gue duga".
"

This is My JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang