Chapter 2

580 59 5
                                    

Happy Reading

.

Ceklek.

Hyukjae membuka pintu kamarnya, lalu dia berjalan tanpa semangat menuju kasur king size-nya. Hyukjae membanting tubuhnya sendiri kekasur empuknya tanpa ada minat mengganti pakaiannya dulu. Tubuh Hyukjae terasa remuk karena seharian ini dia harus berlatih dengan keras untuk lomba dance nya.

Hyukjae menoleh kesamping, disana dia melihat foto dirinya yang tengah tersenyum bahagia menghadap kamera bersama dengan orang tuanya. Dulu dia sangat bahagia hidup bersama keluarganya, tetapi itu dulu. Yah dulu sebelum Eomma kandungnya pergi meninggalkan dirinya dan Appa-nya yang menikah lagi dengan Leeteuk. Hyukjae masih sangat kecil saat Eomma kandungnya pergi meninggalkan dirinya dan sejak kepergian Eomma-nya, sikap Appa-nya pun berubah drastis. Appa-nya selalu keras padanya dan terus menuntutnya untuk menjadi yang terbaik. Hyukjae lelah terus seperti ini. Semua orang sangat egois padanya, termasuk juga orang tuanya sendiri.

"Eomma, Hyukkie merindukanmu" ucap Hyukjae dengan air mata yang mengalir dari pelupuk matanya.

Bertahun-tahun Eomma kandungnya pergi meninggalkan dirinya dan Hyukjae sangat merindukan Eomma-nya itu. Hyukjae tak mengerti apa alasan Eomma kandungnya pergi meninggakan dirinya. Semua terlibat baik-baik saja bahkan orang tuanya tak pernah bertengkar sama sekali, tetapi hingga akhirnya kejadian itu terjadi dan membuktikan jika semuanya tidak baik-baik saja. Semua orang memakai topeng topeng mereka, termasuk orang tuanya sendiri.

Hyukjae lelah, dia sangat lelah dengan hidup yang dia jalani selama ini. Tak ada yang mengerti dirinya, termasuk Eomma kandungnya sendiri. Hyukjae tak tau apa kesalahan yang dia lakukan sehingga Eomma-nya pergi meninggalkan dirinya, bukankah dia lahir dari rahim Eomma-nya? Lalu kenapa seorang ibu tega meninggalkan anak kandungnya sendiri dan menghilang bak ditelan bumi?

"Arghh...!" Hyukjae frustasi, dia ingin marah dan berteriak pada semua orang jika dirinya butuh perhatian tetapi sekeras apapun teriakannya tidak akan ada yang mau mendengarkan suaranya.

Memikirkan kehidupannya membuat dadanya terasa sesak. Kemudian Hyukjae menghapus air matanya dengan kasar. Tidak, dia tidak boleh menangisi orang-orang yang telah menciptakan luka dihatinya. Hyukjae beranjak dari tempatnya untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karena keringat.

Tanpa Hyukjae sadari, Donghae sendari tadi melihat apa yang dia lakukan. Donghae menatap sendu punggung Hyukjae. Jika boleh jujur, Donghae ingin membebaskan benteng yang membatasi saudaranya itu dan membiarkan saudara nya terbang bebas seperti burung. Namun, Donghae tidak bisa melakukan apa-apa karena sekuat apapun usahanya untuk membuat Hyukjae bebas menentukan pilihan nya sendiri, dia tetap tidak bisa melawan peraturan Appa tirinya. Appa triknya memang sangat baik padanya, tetapi Appa tirinya itu selalu membatasi saudaranya.

.

.

.

.

.

.

.

Hyukjae menatap pantulan dirinya didepan cermin. Hyukjae tersenyum miris melihat bayangan dirinya sendiri.

Appa-nya pergi keluar negeri untuk mengurus bisnisnya yang ada disana dan itu artinya dia juga harus mengurus perusahaan Appa-nya. Disatu sisi Hyukjae senang Appa-nya pergi keluar negeri sehingga dia bisa bebas melakukan apapun yang diinginkannya, tetapi disisi lain dia menderita karena harus menghadiri meeting dan bergulat dengan dokumen-dokumen kantor.

For DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang