Chapter 1

844 68 9
                                    

Happy Reading

.

SJ High School.

“Hyuk tunggu!” pinta Donghae. Donghae berusaha mengejar saudaranya yang sudah berjalan cukup jauh di depannya.

“Kau masih marah dengan kejadian tadi pagi?” tanya Donghae penasaran. Perasaan Donghae bercampur aduk, dia takut jika Hyukjae masih marah dengan kejadian tadi pagi.

Mendengar pertanyaan saudaranya, Hyukjae hanya mendengus kasar.
“Donghae kau tahu sendirikan, aku tidak suka jika Appa sudah membeda-bedakanku denganmu. Kita ini berbeda Donghae! Kenapa Appa selalu seperti itu. Aku tau aku memang tidak sepintar dirimu, tetapi setidaknya Appa juga harus memahami perasaanku. Sudahlah lebih baik kau pulang saja dan istirahat, aku akan ikut les tambahan sebelum mereka berdua menyeretku” ucap Hyukjae dengan menunjuk dua orang bodyguard suruhan Appa-nya dengan dagunya.

“Baiklah aku pulang dulu, kau jangan terlalu memaksakan dirimu Hyuk, ingat kau juga butuh istirahat.” Nasihat Donghae.

“kalau begitu aku pulang dulu” lanjutnya sebelum pergi meninggalkan Hyukjae.

Hyukjae memandang kepergian saudaranya dengan tatapan sendu.
Gomawo Hae, kau begitu baik kepadaku” gumamnya sebelum pergi menuju sebuah ruangan tempat dimana guru lesnya menunggu.

.

.

.

.

.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.10 KST. Leeteuk terlihat mondar mandir di depan pintu utama keluarga Kim, ia nampak khawatir karena sampai saat ini salah satu putranya belum pulang.

“Kemana kau Hyuk? Kenapa jam segini belum pulang juga” gumamnya dengan kekhawatiran yang terlihat jelas diwajah cantiknya. Berkali-kali yeoja cantik itu melirik jam dinding yang bertengger manis di ruang keluarga.

Ceklek.

“Aku pulang...” ucap seseorang yang membuka pintu utama keluarga Kim.

Mendengar pintu yang di buka dan sebuah sapaan lemah nyaris seperti gumaman menyadarkan Leeteuk, lantas ia berlari ke depan untuk menyambut salah satu putranya yang ia khawatirkan sendari tadi.

“Ya Tuhan Hyuk, syukurlah kau sudah pulang nak” ucapnya seraya memdekati Hyukjae. Ia berniat memeluk putranya yang begitu disayanginya itu. Namun, sebelum dirinya berhasil memeluk putranya, tangan Hyukjae menepis kasar sentuhannya.

“ Tidak usah sok perhatian, aku tidak butuh semua itu” ucap Hyukjae dengan menatap Leeteuk tajam.
Leeteuk kaget mendengar penuturan putranya.

Chagi kau kenapa? Capek hmm? Apa kau mau Eomma buatkan sesuatu? Apa kau sudah makan chagi?” tanya Leeteuk seraya berusaha mendekati Hyukjae.

Hyukjae hanya mendengus kasar sebelum berlalu meninggalkan ruang tamu tanpa menjawab pertanyaan sang Eomma.

Leeteuk memandang punggung Hyukjae yang saat tengah melangkahkan kakinya menaiki anak tangga dengan sendu, ia tidak tahu kenapa putranya itu sangat membencinya. Sejujurnya Leeteuk sangat menyayangi Hyukjae seperti putranya sendiri.

“Istirahatlah nak! Eomma menyayangimu”. gumamnya sebelum berlalu menuju kemarnya sendiri.

Sedangkan ditempat lain, Hyukjae meletakkan tas punggungnya ke sembarangan tempat. Lantas dirinya menidurkan tubuh lelahnya di atas kasur empuknya. Ia memejamkan matanya sejenak sebelum membukanya kembali. Ia memandang langit-langit kamarnya dengan sendu, bayangan sang Eomma melintas di benaknya.

For DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang