"Liaaa! cepat bangun, mandi dan buatkan sarapan. Saya sudah lapar." Ibu menjewer dan berteriak tepat di telingaku.
"I-iya Bu. aduh, sakit, lepas." ringis Lia
"Kamu bukannya bangun malah enak-enakan tiduran. Dasar anak pemalas!" Setelah itu, Ibu langsung pergi meninggalkan kamarku.
Aku segera mandi dan setelah selesai langsung menuju dapur. Membuatkan sarapan untuk orang tua ku, tentunya untuk aku juga. Ini sudah menjadi rutinitasku setiap pagi.
Setelah selesai makan, lanjut membersihkan ruangan. Ibu dan Ayahku baru saja pergi keluar, dan lagi-lagi aku sendirian.
Rumah ini tampak sepi, hanya ada Aku dan Pak Didi (satpam rumahku). Kenapa aku hanya dirumah dan tidak berangkat sekolah? jawabannya sekolahku libur, akan masuk 2 hari lagi.
Setelah semua beres, aku mengutuskan untuk bersantai sambil membaca novel favoritku. Jika ditanya memangnya tidak bosan dirumah aja? Jelas! sangat membosankan. Tapi, jika aku keluar rumah pun percuma juga. Sama sekali tidak mempunyai teman, padahal sudah lama tinggal disini.
-
Hari sudah malam, kedua orang tuaku belum pulang juga. Lebih baik aku tidur. Baru saja terlelap dalam mimpi tiba- tiba,
BRUK!! BRUK!!
"Liaa! cepat buka pintunya, Liaa!!" Ibu menggedor pintu kamar dengan kencang.
"Iya bu, sebentar." sahut Lia
Ceklek
"Ada apa bu ?"
"Ada-apa-ada-apa, kerjaan kamu dirumah tuh tidur terus ya! Buatkan kami makan malam. Tidak pakai lama!" Ibu langsung pergi menuju meja makan
Aku berjalan ke dapur untuk membuatkan makan malam. Ya, ini juga termasuk kegiatan malamku. Ibu tidak pernah mau berhadapan dengan kompor, kenapa? karena tidak ingin mukanya rusak gegara asap dan hawa panas.
Saat hendak manaruh makanan, Ayah berbicara-
"Kamu kalau masak lama sekali, sudah tau saya lapar. Cepat pergi! saya muak lihat kamu!" Ayah memang selalu berbicara menyakitkan. Tapi, aku kuat.
Aku pergi ke kamar dengan perasaan sedih, sakit. Inilah keadaanku dirumah, selalu serba salah dimata mereka. Walaupun sudah biasa mendengar kata menyakitkan dari mereka. Tapi, tetap saja karena ini Hati bukan Baja. Aku tidak berani untuk melawan-nya. Mereka adalah orang tuaku.
.
.
.
.
.
.
.- 23 November 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAD GIRL [REVISI]
RastgelePenderitaan yang kalian berikan kepadaku, itu justru tidak membuat kupatah semangat dalam mengejar mimpi. Aku yakin bahwa Tuhan itu adil. Jadi, aku hanya menunggu waktu saja kapan kebahagiaan itu datang. " Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini...