Part 4

381 46 1
                                    

Sejak acara ulang tahunnya selesai hingga saat ini- berada di condonya, Off masih belum bisa move on dari agenda terakhir acara ulang tahunnya itu.

Dirinya masih belum bisa melupakan sosok pole dancer yang menyuguhkan penampilan yang tidak bisa Off deskripsikan- saking dirinya menikmati penampilan itu.

Suasananya, pemilihan musiknya, dan yang paling utama- pole dancernya, seolah-olah menarik sebagian dari dalam diri Off dengan aura kuat yang terpancar dari penari tiang itu.

Dengan pakaian yang digunakan oleh sang penari tiang, dirinya sejenak seperti melihat seorang malaikat tengah memberikan blessing pada dirinya yang sedang berulang tahun.

Yang Off sayangkan dari sang malaikat, dia tidak bisa melihat dengan jelas wajah dari sosok yang telah menarik perhatian penuhnya itu.

Dan malam- tepatnya early morning berakhir dengan Off yang tidur terlelap dengan kondisi masih memikirkan sang malaikat semalamnya itu.

---

Off Jumpol Adulkittiporn, nama lengkapnya. Merupakan seorang art director dari sebuah gedung pameran seni di kawasan Bangkok. Hanya mendengar namanya pun, semua orang terutama yang bergelut dibidang seni pasti mengetahui siapa itu Off Jumpol.

Off Jumpol memiliki ciri khas dalam mengelola gedung pameran seninya ini. Yaitu style pameran yang sering dilakukan oleh Off bertema dasar social-humanities. Seperti penggambaran point of view seseorang terhadap suatu view yang dilihatnya, salah satunya adalah bagaimana seorang introvert melihat dunia di depannya.

Orang banyak berfikir jika seorang art director dengan art director lainnya tidak akan bisa memiliki relationship yang bagus, alasan umumnya adalah faktor persaingan yang terjalin diantara sesama art director.

Namun tidak untuk Off Jumpol dan sahabatnya, Tay Tawan.

Memiliki nama lengkap Tay Tawan Vihokratana, mendengar nama belakangnya saja, selain orang yang bergelut di bidang seni akan mengetahui siapa dia.

Vihokratana, merupakan nama belakang keluarga dari pengusaha terkenal yang bergelut dibidang perhotelan. Pemilik beberapa gedung pencakar langit yang digunakan sebagai hotel berbintang. Nama keluarganya selalu disebut sebagai contoh dari pengusaha sukses.

Tadinya, Tay Tawan direncanakan akan menjadi penerus ayahnya. Namun, seorang Tay Tawan memiliki sifat rebel yang tidak bisa dicegah. Dengan strategi dan kegilaannya, Tay akhirnya mendapatkan persetujuan ayahnya untuk menjadi art director dan memiliki gedung pameran seni- sama seperti sahabatnya, Off Jumpol.

Lalu, bagaimana Tay Tawan dan Off Jumpol bisa memiliki hubungan yang akrab, bahkan bersahabat?

Semuanya bermula ketika Tay Tawan menggelar debutnya- pameran pertamanya di gedungnya sendiri. Kebetulan, art director lain serta beberapa kurator menerima undangan pameran yang digelar oleh Tay. Salah satunya adalah Off.

Beberapa kurator dan art director lainnya pada awalnya tidak begitu menaruh banyak ekspektasi walaupun Tay merupakan keturunan dari Vihokratana. Namun tidak untuk Off. Dia merasa bahwa tema pameran pertama untuk seseorang yang baru pertama kali menggelar pameran seni bisa dibilang menarik. Mengangkat tema scientific art, dimana bisa dibilang bertolak belakang dengan tema khasnya, membuatnya memutuskan untuk menghadiri pameran perdana Tay.

Dan dari situlah, dengan style pameran seni yang bertolak belakang, merupakan awal dari persahabatan keduanya.

---

"Peng, dikejar hutang lo? Ngelamun mulu."

Tay melambaikan tangannya tepat di muka Off. Saat ini, Tay sedang menghabiskan waktunya di kantor Off. Merupakan hal normal lain bagi kedua pria ini, bahkan pegawai gedung pameran pun sudah menganggap hal ini normal, Off dan Tay saling mengunjungi dan bermain di ruangan mereka.

Kembali ke situasi Off dan Tay sekarang, sejak Tay tiba di ruangan Off, Off terlihat tidak fokus. Pria yang lebih tinggi dari Tay itu terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Tay, janji lo gak ngejek gue habis ini ya?"

"Iya peng. Apaan?"

"Pole dancer di klub kemarin, lo tau gak siapa?"

Suara tawa Tay kemudian menggelegar ke seisi ruangan director milik Off ketika sahabatnya itu menyelesaikan kalimatnya.

"Kenapa lo? Kepincut?"

"Ya, gue penasaran aja. Performancenya beda dari klub klub yang pernah kita kunjungin."

Tay terlihat sedang berfikir sebelum mendekatkan posisi duduknya pada Off. "Entah bener atau hoax, gue cuma denger dari kabar yang seliweran. Gaada yang tau identitas sebenernya dari 'si dia' ini, yang gue tau, nama panggung yang dia pake itu 'little angel'. Katanya, dia emang salah satu most wanted pole dancer di klub itu."

Raut wajah Off menunjukkan emosi yang sulit dibaca, bahkan untuk Tay. Dan ini merupakan yang pertama kali Off terlihat seperti ini. Terlebih lagi, menyangkut hal yang sebenarnya tidak begitu penting, setidaknya yang Tay pikirkan. Mungkin ada baiknya jika Tay tanyakan saja.

"Peng, ini kali pertama lo kaya gini. Ada apa?"

Off mengacak rambutnya sambil menghembuskan nafasnya. "Gak. Bukan hal penting."

"Malem ini-"

"Tay, minggu depan kita Blaue Liebe. Gak ada penolakan."

***

Selamat bermalam minggu! Atau sabtu malam? :)

Angel's Double LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang