Part 6

368 49 1
                                    

Gun menghela nafasnya lega, akhirnya pekerjaan hari ini selesai- setidaknya itu yang dia pikirkan.

Pintu ruang tunggunya tiba-tiba terbuka membuat Gun sedikit terkejut dan terlihat sosok God menghampirinya dan duduk di sampingnya.

"Gun, aku harap kau tidak marah. Tapi ada yang ingin bertemu denganmu."

Raut muka Gun berubah menjadi agak mengeras. Dan tentu, God sudah memprediksikan hal ini.

"P'God, kan sudah kubilang aku tidak ingin berinteraksi dengan pengunjung klub diluar panggung?"

God mengangguk, mengulurkan tangannya untuk mengelus kepala Gun sebentar. "Iya, tahu. Gun ingat minggu kemarin ada yang menyewa klub malam dengan harga lebih? Dan tidak membuat kekacauan yang berarti selama klub ini disewa? P' merasa berterima kasih setidaknya, memiliki pengunjung seperti mereka. Makanya, p' mencoba memberikan balasan kepada mereka sebagai tanda terima kasih. Sepertinya, pria yang ingin bertemu denganmu bukan lelaki yang buruk seperti sebelum kau memutuskan untuk menolak semua tawaran interaksi dengan pengunjung."

Gun menundukkan kepalanya, bujukan yang dilontarkan God sedikit membuatnya merasa lega. Namun, rasa tegang itu masih saja ada walaupun Gun mencoba untuk meyakinkan dirinya. Dirinya berfikir sebentar sebelum akhirnya mengangguk setuju.

"P' yakin dia tidak akan bertindak macam-macam kan?"

"Ya. Dia terlihat tidak mencurigakan seperti yang sebelum-sebelumnya. Kelihatannya sangat tertarik denganmu, Gun."

"Hm, baiklah. Akan kutunggu disini."

---

Gun sebenarnya tidak ingin mengiyakan bujukan God untuk bertemu salah satu pengunjung klubnya, lagi.

Dirinya memiliki trauma pribadi dengan pengunjung yang dengan seenaknya berbuat terhadap Gun, seperti tidak memanusiakan Gun.

Hey, ingat. Seorang pole dancer juga manusia.

Dan sejak saat itu, dirinya sudah muak dan memberi tahu God untuk menutup semua akses pengunjung yang ingin bertemu dengannya diluar panggung.

Lamunan Gun terbuyarkan ketika terdengar suara ketukan di pintu ruang tunggunya. Gun pun bergegas untuk mengambil dan memakai topengnya -menutupi identitasnya- sebelum membukakan pintu.

Di depannya terlihat sosok pria asing dengan perawakan lebih tinggi dari dirinya, dan di belakangnya terlihat God yang sedang tersenyum mengisyaratkan kalau orang yang berada di hadapannya ini aman dan tidak akan macam-macam. Gun akhirnya mempersilahkan pria asing tersebut untuk masuk kedalam dan duduk di sofa yang berada ditengah ruang tunggunya.

---

Canggung.

Itu yang Off dan Gun rasakan ketika keduanya duduk bersebelahan dengan jarak yang sangat jelas terlihat diantara mereka. Suasana di ruang tunggu Gun hening, tidak ada yang memulai percakapan. Dan Gun merasa terheran karena apa yang dikatakan God benar, pengunjungnya ini berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Dia tidak agresif seperti pengunjung yang pernah Gun temui sebelum-sebelumnya.

Off kemudian memberanikan dirinya untuk merubah posisi duduknya, mengarah pada sang little angel dan mengeluarkan suaranya.

"Senang bertemu denganmu, little angel? Itu nama sebutanmu kan?"

Gun membalas pertanyaan Off hanya dengan mengangguk. Kemudian Off melontarkan pertanyaan kembali.

"Kalau boleh tahu siapa-"

"Um maaf, kalau bisa tidak menanyakan hal yang bersifat pribadi, ya." Sanggah Gun sebelum Off meneruskan pertanyaannya.

"Oh, okay. Maaf sudah lancang. Kalau begitu, sudah berapa lama menjadi pole dancer disini? Performancemu bagus, sepertinya kamu sudah lama bekerja disini. I like your performance a lot."

Angel's Double LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang