Chapter 11

12 2 2
                                    

"Kira"
"Iya"
"Aneh. Kenapa kamu yang ada di sini?"
"Entah. Aku pernah mengalami hal yang sama seperti ini. Kemarin"

Kemarin? Oh yaaa... Kemarin juga seperti ini. Aku bertemu Kira, lalu kami bingung, dan Kira berubah menjadi Chira. Ada apa sebenarnya?

"Apa kamu punya hubungan dengan Chira?"
"Entah"
"Aku ingin tau kenapa kamu bisa ada di sini"
"Ya. Aku juga"

Akhirnya kami hanya berbincang panjang lebar tanpa adanya Chira. Tapi yang kuinginkan Chira, bukan Kira. Tapi tak apa lah. Hubungan kami di mimpi.. ternyata berpengaruh di kehidupan nyata.

🌼

8 PM.

Makan malam. Kali ini mama masak teriyaki. Sambil makan, aku menceritakan tentang Chira. Mama mendengarkan dengan baik. Mama memahami perasaanku. Mama hanya menginginkan sesuatu yang baik untukku.

Setelah makan, aku belajar sedikit dan kembali tidur. Aneh. Tidak memimpikan apa pun.

🌼

Satu bulan berlalu. Mimpiku pun juga berlalu. Satu bulan ini, tak ada satu pun mimpi yang berhubungan dengan Chira. Aneh. Aku merindukannya, tapi kenapa tidak muncul.

Chira pernah bilang, jika aku mengingatnya, dia akan selalu hadir di mimpiku. Tapi kenapa tidak dengan satu bulan ini?

🌼

10 AM

"Iya... Iya... Iya pa. Yauda kita kerja sambilan aja ya pa. Iya ga apa-apa. Tapi, Vella ga boleh tau ya pa. Iya" bincang mama dengan seseorang di telfon. Sepertinya papa?

Aku menghampiri mama. "Ma? Tadi siapa? Papa?" tanyaku. "Euh... Iya Vellaaa... Tadi papa telfon, katanya papa pulang cepet loh" kata mama.

Wajahku langsung berubah menjadi senang. Aku berlari ke ruang tamu, menunggu papa pulang.

5... 10... 15 menit!

"PAPA PULAAAAAANG!!!" sambutku girang. Aku melonjat ke papa. Papa hanya tertawa kecil melihat aku, kemudian tersenyum tipis ke mama.

Mama mengambil tas kerja yang dibawa papa. Meninggalkan aku berdua dengan papa.

"Pa. Main yuk!!" ajakku. Lagi-lagi papa tersenyum melihatku.

Papa menggendongku di belakang kemudian berlari kecil mengitari ruang tamu.

Puas bermain, seingat aku, aku tertidur di sofa. Entah gimana dengan papa.

🌼

"Vel"

Aku menengok ke kanan, ke kiri, ke belakang, ke atas. Tak ada satu pun orang di sini. Tapi aku mendengar jelas barusan ada yang manggil aku kok.

"Vel!"
"Ih siapa si! Jangan bikin takut dong!"
"Kamu mah gitu ga inget sama aku. Aku sedih loh :("

Sebentar... Chira?

"Chira?"
"(suara mengendap) Boo"

Chira mengagetiku dari belakang. Aku langsung memutar badan, melihat Chira dari bawah sampai atas. Masih tidak percaya setelah sebulan bisa melihat Chira di mimpiku lagi.

Mukaku yang awalnya bingung, berubah menjadi seperti orang yang habis dimarahi. Aku menangis di depan Chira, kemudian memeluknya.

"Eh eh? Kamu kenapa? Kok nangis? Ayo dong jangan nangiiis" katanya sambil membalas pelukanku.

"Kamu kemana aja si! Aku nungguin kamu tau" balasku masih tetap menangis.

Chira tidak membalas apapun. Dia hanya mengusap kepalaku. Aku melihat wajahnya. Dia tersenyum kecil ke aku. Aku membalasnya dengan senyum lebar, masih tetap dengan air mata yang jatuh sih hehe.

🌼

"Vella. Vella sayang. Bangun bangun. Udah siang, makan dulu yuk" samar-samar aku mendengar mama memanggilku. Aku menatap wajah mama, melihat sekeliling. Kamar? Sepertinya aku dipindahkan ke kamar setelah tertidur di sofa.

Kruyuuk.....

"Nah tuh kan laper. Yuk, cuci muka dulu ya. Mama tunggu di dapur oke" kata mama. Aku hanya mengangguk kecil sambil menuruni ranjang, berjalan menuju kamar mandi, memikirkan Chira.

'Chira, sayang sekali. Kenapa secepat itu?' pikirku

T U L P ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang