002

1.8K 183 5
                                    

Cerita asli dibuat oleh Santhy Agatha. Saya hanya me-remake dengan tokoh yang berbeda.
.

Perjalanan itu terasa menyiksa dan panjang. Tubuh Minseok dilempar
begitu saja dengan kasar oleh bodyguard jongdae ke bagasi dan dikunci dari luar.

Minseok berusaha menendang, berteriak, meronta, tetapi pada akhirnya dia kelelahan dan kehabisan oksigen. Menyadari bahwa ruang bagasi ini begitu sempit dan pengap dengan asupan oksigen yang makin menipis, minseok terdiam, berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar keras, campur aduk antara rasa takut dan ingin tahu, akan dibawa kemanakah dirinya?

Lama sekali minseok menunggu, sampai akhirnya mobil itu melambat, terdengar suara pintu gerbang yang berat dibuka, lalu mobil itu melaju lagi, melambat, dan kemudian berhenti.

Suara pintu mobil di banting. Dan Syukurlah, ada gerakan membuka
bagasi. Minseok bersiap melompat dan menyerang siapa saja yang membuka pintu bagasi itu, lalu kabur. Ah ya Tuhan, semoga semudah itu. Pintu bagasi terbuka sedikit dan secercah cahaya masuk melalui celah yang hanya dibuka sempit.

“minseok,” itu suara jongdae dan lelaki itu memanggil namanya. Wajah Minseok langsung pucat pasi. Lelaki itu sejak awal sudah mengetahui penyamarannya!

“Aku akan membuka pintu bagasi ini, tapi kau harus berjanji untuk bersikap tenang dan tidak memberontak.” Ada seberkas senyum di suara jongdae. Kurang ajar. Lelaki itu pasti dari tadi sudah menertawakan kebodohannya!

“Kau ada di rumahku, dan perlu kau
tahu, para pengawalku sangat tidak ramah, kusarankan kau turun dengan sikap penurut dan tenang, demi dirimu sendiri, karena para pengawalku mungkin akan melukaimu kalau kau bertindak bodoh.”

Rumah jongdae! Minseok memejamkan matanya frustrasi. Dari informasi yang dia dapatkan, Rumah jongdae yang terletak di atas tanah begitu luas di kawasan elite pinggiran kota. Rumah itu dipagari dengan pagar tinggi di sekelilingnya dan setiap akses masuk dijaga oleh pengawal-pengawal jongdae. Tidak ada seorangpun yang bisa masuk ke area rumah ini tanpa sepengetahuan jongdae. Begitupun, tidak akan ada orang yang bisa keluar dari rumah ini tanpa seizin jongdae.

“Bagaimana minseok? Apakah kau berjanji untuk bersikap baik, dan aku
akan mengeluarkanmu secara Manusiawi. Atau kau memilih bertindak bodoh lalu mungkin aku akan mengikatmu dalam karung dan kusekap di gudang.” Suara jongdae di luar menyadarkan minseok dari lamunannya.

“Kenapa kau membawaku kemari?” gumam minseok penuh keberanian.
Terdengar suara jongdae terkekeh di luar sana, “Menurutmu kenapa Minseok? Apa kau pikir aku semudah itu diracuni di tempat umum? Apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau selama ini mengendus-endus mencari kesempatan untuk membalaskan dendammu?” Suara jongdae terdengar dekat,

“Kau sudah bermain api,” bisiknya,

"sekarang saatnya kau untuk terbakar.”

Pintu bagasi itu terbuka tiba-tiba dan minseok belum siap meronta. Lagipula, percuma meronta. Dibelakang jongdae yang berdiri dengan pongahnya, ada beberapa bodyguard dengan tubuh kekar bertampang seperti batu. Dan melihat tampang dan penampilan mereka, minseok tahu, mereka tidak akan segan-segan melukainya kalau minseok berbuat sesuatu yang sekiranya akan mencelakakan majikan mereka.

Jongdae mundur selangkah, lalu mengulurkan tangannya setengah
membungkuk, “Silahkan tuan puteri, biarkan aku membantumu keluar.” gumamnya mengejek.

Minseok menatap tangan itu lalu menggeram marah, kurang ajar sekali
iblis yang satu ini! Dengan marah, ditepiskannya tangan jongdae dan
dia berusaha keluar sendiri dari bagasi sempit itu meskipun sedikit kesulitan karena kaki dan tangannya kaku dilipat di ruangan sempit dan menempuh perjalanan entah berapa puluh kilo. Akhirnya minseok berhasil berdiri keluar dari bagasi, dengan sepenuh harga dirinya.

Sleep With The Devil - CHENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang