013

1.2K 166 21
                                    

Cerita asli dibuat oleh Santhy Agatha.
Saya hanya me-remake dengan tokoh yang berbeda.
.

Minseok mundur dengan tidak nyaman. membiarkan Jongdae masuk kerumahnya sama seperti membiarkan iblis menguasai kehidupannya. Mereka harus berbicara, panjang lebar, dan mereka tak mungkin berbicara di ambang pintu seperti ini.

Minseok memiringkan tubuhnya mempersilahkan Jongdae masuk kedalam rumah. Lelaki itu langsung duduk di sofa coklat, tampak nyaman, kemudian melepaskan kacamata hitamnya dan meletakkannya di meja.

"Apa yang kau rencanakan di ulang tahunmu?" Jongdae mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

"Tidak ada" Minseok punya cheese cake strawberry di lemari pendingin. Tapi itu untuk dia makan sendiri nanti malam.

Tanpa gangguan Jongdae.

Jongdae menatap Minseok seolah mengukur-ngukur "aku bisa mengadakan pesta untukmu."

"Aku tidak butuh pesta darimu"

"Hmmm..." lelaki itu mendesah, lalu ketika menatap Minseok, tatapannya berubah serius. "Kau tahu kan kenapa aku kemari?"

Minseok mengangguk. "Dan sebelum kau katakan maksudmu, aku ingin membuat penawaran baru."

"Aku akan mengembalikan semua uang yang sudah kau berikan kepada ayahku"

"Minseok..." Jongdae terkekeh, "hutang itu begitu besar hingga kau mungkin hanya bisa menggantinya dengan tubuhmu. Tidak.

Aku menolak penawaranmu. Dan kau..." mata Jongdae berubah sensual, "kau akan menjadi istriku sebentar lagi sesuai perjanjian."

••••••

"Aku bukan barang yang bisa dibeli seenaknya, dan kenapa kau begitu santai? Ini masalah pernikahan bukan jual beli perusahaan!"

"Aku hanya ingin kau menjadi istriku" Jongdae bersedekap, menatap Minseok yang mulai emosi "itu sudah kutetapkan sejak awal mula."

"Kenapa?" Minseok tidak bisa menahan suara tajam di lidahnya "karena kau ingin menjadikanku boneka pengganti Sohee?"

Wajah Jongdae mengeras ketika minseok menyebut nama Sohee, bibirnya mengetat "jangan hubung-hubungkan dia dengan ini semua"

"Bagaimana aku bisa tidak menghubungkan?" Minseok sudah menahan diri, tetapi suaranya meninggi "semua ini karena wajah ini, karena wajah yang sama dengan almarhum istrimu! Kau tidak bisa menganggapku menjadi penggantinya, Jongdae! Kami orang yang berbeda, dan aku menolak diperlakukan seperti itu!"

"Aku tahu kalian orang yang berbeda," Jongdae berdiri didepan Minseok, siap berkonfrontasi "percayalah, aku benar-benar tahu, karena gairah semacam ini, tidak pernah kurasakan pada siapapun!"

Lelaki itu meraih Minseok ke pelukannya dan langsung mencium bibirnya. Dengan lembut. Tidak memaksa seperti biasa, dengan pelan ia menguak bibir Minseok, mencicipinya pelan-pelan kemudian melumatnya lembut. Lidahnya menelusuri seluruh bibir Minseok, mencecapnya habis-habisan. Ketika akhirnya ciuman itu selesai, mereka sama-sama terengah-engah.

"Apa pada akhirnya kau mengakui kalau kau merindukanku?"

"Dalam mimpimu, Kim Jongdae" Minseok menjawab dengan ketus, membuat Jongdae terkekeh geli.

"Kita adalah pasangan yang sangat serasi" Jongdae mendekatkan tubuh Minseok ke tubuhnya, dalam rangkuman dadanya, "kaitkan kakimu di kakiku"

Minseok menatap Jongdae dengan cemas, "apa yang sedang kau coba lakukan, Jongdae?"

Sleep With The Devil - CHENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang