011

1.2K 156 27
                                    

Cerita asli dibuat oleh Santhy Agatha. Saya hanya me-remake dengan tokoh yang berbeda.
.

SPECIAL 1K READERS
FAST UPDATE.
.
.

Jongdae membaringkan Minseok ke atas ranjang. Jemarinya menyusup ke balik Celana Minseok dan langsung menyentuh pusat kelelakiannya.

Sentuhan itu membakar sekaligus menyejukkan dan Minseok langsung
mengangkat tubuhnya penuh gairah. Jongdae menundukkan kepalanya, mengecup leher dan pundak Minseok sambil menurunkan kemejanya,menikmati betapa Minseok menyerah kepada gairahnya.

“Ah sayangku, kau begitu indah...” Jongdae mengecup nipple Minseok, merasakan dan menikmati kelembutan itu, membuat Minseok hampir menjerit karena siksaan kenikmatan yang
berbaur menjadi satu.

Lelaki itu menurunkan celana Minseok dan mulai menyentuhnya dimana-mana, meninggalkan gelenyar panas yang membakarnya. Jemari Jongdae menyentuh analnya dan Minseok merasakan dorongan yang amat sangat untuk memohon agar Jongdae mau
memasukinya.

Dan Jongdae sudah siap, Lelaki itu terasa begitu keras dan panas di bawah sana. Minseok mendesak-desakkan tubuhnya dengan frustrasi, permohonan tanpa kata. “Tenang sayangku.” Jongdae mulai terengah, menahan pinggul Minseok yang bergairah di bawahnya, “Aku akan memuaskanmu sebentar lagi.”

Jongdae menyentuhkan dirinya, dan langsung menggertakkan giginya, melawan dorongan kuat untuk memasuki Minseok dengan kasar. Minseok sudah sangat siap menerimanya, tetapi Jongdae bertekad memperlakukannya dengan lembut, memberikan tubuhnya untuk kenikmatan Minseok.

Ketika kehangatan Jongdae merasukinya, tenggelam dalam tubuhnya yang panas dan basah, Minseok mengerang dan memejamkan mata. Oh astaga! Rasanya begitu tepat, kenikmatan ini, kedekatan yang telah dia sangkal selama ini... Rasanya luar biasa tepatnya!

Mereka bergerak dalam alunan gairah yang keras, berusaha memuaskan gejolaknya sendiri-sendiri. Sampai akhirnya tubuh Minseok terasa melayang, mencapai puncak kenikmatannya didorong oleh rasa klimaks yang begitu dalam. Ketika mendengar erangan, Jongdae mengikutinya. Menyerah dalam orgasme bersamanya.

•'•'•'•'•'•'

Ada yang berbeda dalam hubungan mereka. Minseok menyadari pagi itu, mengingat senyum lembut Jongdae ketika Minseok terbirit-birit kembali ke
kamarnya ketika hari hampir menjelang pagi.

Terutama perasaan Minseok ke Jongdae, ada yang berubah. Ternyata selama ini dia juga frustrasi oleh gairah yang tertahan, sama seperti yang dirasakan Jongdae.

Dan ketika semalaman mereka saling
memuaskan gairah masing-masing, pagi ini perasaannya luar biasa bahagia. Minseok bahkan merasa ingin bersenandung. Pagi ini, Jongdae biasanya sudah berangkat bekerja jam-jam segini.

Minseok memutuskan untuk mengisi waktunya dengan menjelajah seluruh isi
rumah. Dia memutuskan untuk menjelajahi area sayap kanan rumah
yang besar itu. Tanpa di temani siapapun, Minseok menyusuri lorong-lorong, ruangan demi ruangan, sampai akhirnya tiba di ujung lorong, dengan dinding yang sepenuhnya terbuat dari kaca, memantulkan cahaya matahari ke
seluruh lorong dan pemandangan yang luar biasa indahnya di balik kaca. Pemandangan kebun mawar berwarna merah tua yang merambat dan memenuhi taman kecil di sana.

Minseok terpesona hingga hampir sesak napas. Dia berdiri cukup lama di depan taman itu, lalu kemudian mengerutkan keningnya ketika menyadari, bahwa sayap kanan rumah ini, meskipun tampak bersih dan terawat, tampaknya hampir tidak pernah digunakan.

Minseok menoleh ke kiri, dan menemukan sebuah pintu besar berwarna keemasan, dengan penuh rasa ingin tahu dia membuka handle pintu itu. Sepertinya susah dan macet, tetapi kemudian setelah Minseok mencoba beberapa kali, pintu itu terbuka dengan mudahnya, dengan suara berderit karena engsel yang sudah lama tak diminyaki.

Sleep With The Devil - CHENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang