014

1.3K 167 30
                                    

Cerita asli dibuat oleh Santhy Agatha. Saya hanya me-remake dengan tokoh yang berbeda.
.

"Aku masih punya satu syarat lagi," Minseok tanpa sadar melangkah menjauhi Jongdae, "aku ingin tinggal di kamar putih yang dulu...kau...eh bisa mengunjungiku kalau kau perlu sesuatu..."

"Cukup! Sekarang giliranku memberikan pengaturan untuk pernikahan kita!" Kesabaran Jongdae nampaknya sudah habis, lelaki itu meraih pinggang Minseok dan merapatkan di tubuhnya membuat Minseok merasakan tubuh Jongdae yang mengeras disana, "kau rasakan itu?" Jongdae menatap Minseok, marah sekaligus bergairah,

"aku berniat untuk menjadikanmu istriku yang sesungguhnya. Bukan kekasih yang aku kunjungi jika aku perlu bercinta," jemari Jongdae menuruni sisi lengan Minseok dengan sensual dan kemudian berhenti di sisi dadanya, mengelusnya lembut, "dan jika kita melakukan itu, kita tidak akan tidur di kamar yang terpisah.."

Hening.

"Kenapa? Kau tidak suka syarat dariku?" Jongdae terus menahan dada sempit Minseok dengan posesif. Minseok adalah istrinya, sekarang dia harus menerima seluruh dirinya, tidak lagi berusaha menentangnya sekehendak hatinya. Pilihannya adalah mereka suami istri atau tidak sama sekali. "Jika kau tidak menyukainya, lebih baik kita berhenti disini sekarang juga," sambil berusaha menahan keposesifannya, Jongdae memperlembut tuntutannya. "Malam ini cukup sampai disini kalau kau tidak siap"

Satu-satunya yang mendesak saat ini adalah tubuhnya yang berhasrat, tetapi Jongdae masih mampu
mengendalikannya jika Minseok tidak mau melanjutkan. Pria cantik ini telah menunjukkan keberanian besar dengan mengemukakan persyaratannya didepan Jongdae dan Jongdae menghargainya, dan karena itu ia bersedia memberikan waktu sebanyak yang diinginkan Minseok

Minseok hanya terdiam disana, menatap Jongdae dengan tatapan kosong. Astaga, apa sebenarnya yang ada di dalam kepala mungil itu? Minseok pasti sudah larut dalam persepsi dan pemikirannya sendiri. Apalagi setelah dia tau kisah tentang Slohee.

Jongdae sendiri tidak bisa menjelaskan perasaannya. Memang pada mulanya, ia menginginkan Minseok karena kemiripannya dengan Sohee. Tetapi sekarang, dia merasa tuhan telah memberinya kesempatan kedua, dalam wujud lelaki yang sangat mirip dengan Sohee. Tidak, dia tidak pernah membayangkan Sohee. Tidak lagi. Setelah malam-malam kelam yang menghancurkan hati, yang dia lalui karena kematian Sohee dulu, Sohee telah berubah menjadi bayangan samar kadang hadir dalam bentuk kenangan masa lalu yang indah. Jongdae bahkan berhasil tidak memikirkan Sohee lagi sejak bertahun-tahun yang lalu.

Minseok terasa...berbeda. tetapi bagaimana ia menjelaskannya pada Minseok? Lelaki manis itu tidak akan percaya bahwa gairah yang meluap-luap ini memang murni untuk dirinya. Jongdae menyadari, bahwa ia menginginkan pernikahan yang nyata, bersama Minseok.

Minseok bagai malaikat yang menariknya dari kegelapan. Hatinya yang kelam telah tersentuh secercah matahari sejak kehadiran Minseok. Dan Jongdae tidak ingin melepaskannya.

"Baiklah," suara pelan terdengar dari bibir Minseok, terdengar enggan seolah-olah Minseok tidak benar-benar setuju dengan dominasi Jongdae dalam hubungan ini. Dan itu membuat Jongdae senang, seorang istri yang selalu setuju dengan pendapat suaminya sama sekali tidak menyenangkan. Didalam kehidupan pernikahan yang nyata, terdapat banyak ketidak-sepakatan, sebanyak kasih sayang, tawa, maupun kesetiaan.

Jongdae tersenyum dan menatap Minseok dengan penuh gairah, "apakah kau sudah siap untukku Minseok?" Jemari jongdae mengusap dada minseok dengan lembut.

"Aku..." sekujur tubuh Minseok bergetar.

"Mungkin aku perlu memeriksanya dulu," Jongdae meluncurkan sebuah tangannya dari dada Minseok, mengusap perut Minseok yang basah dan terus bergerak turun. Dan karena kaki Jongdae, entah sejak kapan, berada diantara kakinya, Minseok tidak bisa menghalangi niat Jongdae kalaupun dia ingin.

Sleep With The Devil - CHENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang