Bagian 4 : Obrolan

9.9K 298 8
                                    

Suara adzan berkumandang. Anjani terbangun. Ia mengumpulkan nyawanya sebentar yang masih belum sepenuhnya masuk kedalam raganya.

Hampir saja Anjani berteriak saat melihat seorang laki-laki tidur di sebelahnya jika dirinya tak mengingat bahwa ia sudah menikah dengan Galaksi.

Anjani melangkah ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah selesai ia kembali guna membangunkan Galaksi.

"Ga, bangun," ucap Anjani

Anjani menggoyang-goyangkan tubuh Galaksi. Tapi Galaksi tak bergerak sama sekali.

"Galaksi," ucap Anjani sedikit berteriak.

"Hmm ...," Galaksi hanya bergumam saja.

"Bagun ih, udah subuh waktunya sholat," ujar Anjani.

Tak ada sahutan dari Galaksi. Yang ada hanya dengkurannya yang semakin keras.

"Astagfirullah, emak nih anak waktu hamil nyidam apa ya? Kebo banget," omel Anjani sambil menepuk jidatnya keras.

"Oke, fine, lo sendiri yang nyuruh gue berbuat kasar," seringaian tercetak jelas di bibir Anjani.

Anjani menarik tangan Galaksi hingga membuat cowok itu jatuh ke lantai dengan keras.

"Aw!" teriak Galaksi saat rasa nyeri mendera tubuhnya.

"Jahat lo, An. Sakit nih," ucap Galaksi masih meringis. Berusaha untuk bangun.

"Siapa suruh lo gue bangunin susah banget."

"Tapi banguninnya gak gini juga kali."

"Udahlah Ga, gak usah protes. Buruan wudhu. Waktu sholat udah mau abis," suruh Anjani.

"Masih mending gue mau bangunin lo," tambah Anjani sambil mendelik.

"Jadi gak ikhlas nih?"

"Please deh, Ga. Ini masih pagi gak usah bikin gue naik darah mulu," jengah Anjani.

"Yaudah iya," pasrah Galaksi.

Galaksi melangkahkan kakinya ke kamar mandi tetapi sebelum itu mencium pipi kiri Anjani sekilas, membuat gadis itu ingin mengumpat jika saja dirinya tak ingat bahwa sudah berwudhu.

Galaksi hanya nyengir saja, saat ditatap tajam oleh Anjani.

***

"Pengantin baru wajahnya sumringah banget," ucap Arjuna, kakak Anjani yang baru kuliah semester empat jurusan kedokteran, saat Anjani dan Galaksi baru saja duduk di meja makan.

Tak hanya ada Arjuna di sana ada kedua orang tua Anjani juga Galaksi.

Sumringah pantat lu, Bang! umpat Anjani dalam hati.

"Gimana semalem enak, gak?" tanya Arjuna sambil menaik turunkan alisnya.

Galaksi yang paham maksud Arjuna tersenyum manis.

"Enak, Bang. Gue aja ketagihan," balas Galaksi sambil melirik Anjani sekilas.

Anjani yang baru minum tersedak. Ia tahu arah pembicaraan kakak juga suaminya.

"Pelan-pelan, Sayang," tegur Galaksi mengusap punggung Anjani lembut.

Gue kesedek gara-gara lo! batin Anjani, jengkel.

"Berapa ronde?" tanya Arjuna, terkekeh.

"Satu. Gara-gara ada nyamuk jadi udahan deh," sarkas Galaksi.

Arjuna langsung tertawa terbahak-bahak mendengar sindiran Galaksi.

Sedangkan pipi Anjani memerah. Demi apa pun semalem tak terjadi apa-apa tapi tetap saja ia malu. Sepertinya ia harus memberi pelajaran pada Galaksi.

"Nanti malem mau lagi kok. Iya gak, Sayang," kata Galaksi mengedipkan matanya pada Anjani.

Anjani mencubit paha Galaksi keras membuat semua yang ada di sana tergelak karena melihat Galaksi meringis.

***

"Maksud lo apaan sih? Bohong sama Bang Juna yang enggak-enggak," protes Anjani kesal.

"Yah, gak papa kali. Biar kesannya kita tuh keluarga yang bahagia," balas Galaksi nyengir.

"Keluarga bahagia? Iyuh," balas Anjani bergidik ngeri.

Saat ini mereka tengah duduk di balkon kamar Anjani.

"Kan bener tau kita bakal jadi kelurga bahagia," ujar Galaksi.

"Sebahagia lo aja, Ga. Jijik gue ishh," desis Anjani.

"Dih, marah." Galaksi mencubit pipi kiri Anjani.

"Jangan sentuh gue!"

"Udah sah ini."

"Tapi gue ogah, paham!"

"Tapi kalau gue nyentuh lo dengan penuh cinta itu bisa lunturin dosa tau," ucap Galaksi nyengir.

"Apa? Penuh cinta? Kok tiba-tiba tenggorokan gue kayak ada yang ngeganjel ya," sinis Anjani.

"Mungkin itu cinta gue yang masih nyangkut ditenggorokan belum sampe dada lo yang nantinya bakal buat lo deg-degan," jelas Galaksi terkekeh.

"Astagfirullah, Ga. Lo abis makan apa sih? Bahasannya cinta mulu. Jangan sampe lo cinta sama gue atau gue cinta sama lo," ketus Anjani menajamkan matanya. 

"Idih ngegas, baru juga gue ngomong sekali," protes Galaksi.

"Terserah lo, Ga. Capek gue debat sama lo. Baru aja kita nikah tensi gue pasti udah naik. Apalagi kalau hidup selamanya sama lo," dengus Anjani. 

"Lo gak pengen hidup sama gue selamanya?" tanya Galaksi menatap Anjani. Ada sedikit kecewa di mata cowok itu. 

"Menurut lo?" tukas Anjani.

"Yaudah," Galaksi menghembuskan nafas berat.

"Yaudah apa?"

"Kalau lo gak mau hidup sama gue. Gue akan tetep hidup sama lo karena gue pengen menikah seumur hidup sekali, gue gak pengen nikah lagi. Sama siapapun itu," tegas Galaksi.

"Terserah lo, Ga. Yang pasti gue enggak mau mempertahankan pernikahan ini," ucap Anjani. Lalu pergi dari sana. Meninggalkan Galaksi  yang menerbitkan senyum sendunya.

~Bersambung~

Dipaksa Nikah (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang