Hari ini gue menjalani rutinitas seperti biasa. Ikram dan Akansa masih liburan di Bandung. Mereka memaksa gue untuk ikut tapi gue gak mau karena gue kuliah. Bahkan Kino pun tadinya mau ikut lagi dan rela membolos tapi karena gue menolak dia pun gak jadi ikut. Akhirnya, Ikram yang menginap di rumah Kino yang untungnya tidak jauh dari kosan gue hanya menjemput Akansa yang menginap di kosan gue. Tenang aja, mereka liburan bareng tapi tidur terpisah.
Sambil menunggu dosen datang, gue duduk di kantin bersama teman-teman gue termasuk Dira yang pagi hari ini sudah membiacarakan tetangga kosannya, Rayen.
"Iya, Dira. Gue chatingan nih sama Rayen, Gue balesin juga. Cepet lagi," gue dengan polosnya mengikuti saran Kino.
"Dan udah pindah juga ke LINE karena dia anaknya super maksa minta kontak gue." Lanjut gue.
"Dia langsung ke kamar gue soalnya ngomongin lo. Terus laporan kalo dia udah follow lo."
"Hhhm iyaaa. Eh, Dir. Kita kan semester enam nih, terus kata lo kemarin Rayen itu adek tingkat. Dia semester berapa?" Tanya gue yang memang penasaran.
Dira menjawab dengan ragu-ragu, "Ummm... dua..."
"Oke... dua... maksud lo berarti dia dua tahun dibawah kita. Artinya kalo gue anak 98 berarti dia anak 2000. Gitu?" Gue bertanya lagi untuk memastikan.
Dan jawaban Dira adalah, "Iya, gue udah liat KTPnya dia kelahiran 2000." Jawab Dira dan gue langsung memikirkan Kino. Kino adalah teman Rayen yang berarti mereka lahirnya ditahun yang sama. Yang bener aja masa gue sama dede gemes?
Karena mikirin Kino gue langsung pengen cerita ke Dira kalo gue malah pergi sama temennya Rayen. "Lo harus tau, gue tuh kemarin sama—"
"Sha, itu Rayen!" Serunya.
Yang bener aja, itu Kino dan Rayen lagi jalan bareng ke kantin sama pasukannya...
"Dir, gue cabut duluan!" Gue akhirnya bergegas pergi. Entah kenapa gue melakukan hal bodoh ini. Kenapa juga gue harus pergi?!?!?!?!?!
Saat mau buka pintu kantin, tangan gue langsung dicegah sama seseorang. Ini adegannya kaya ftv-ftv gitu lah. Gue juga gak ngerti kenapa bisa se-drama ini.
Dia adalah Rayen yang lagi memegang pergelangan tangan gue sambil bilang, "Kenapa kabur? LINE aku kok gak dibales?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally Met You
Cerita Pendek"Jadi, gue harus manggil kakak atau enggak nih?" Tanyanya. "Jangan! Marsha aja." Jawab gue. "Oke, Mars!" Lalu, gue tertawa karena dia memanggil gue dengan panggilan aneh itu. Mars, katanya. "Nama lo itu Marsha aja? Atau Marsha Aruan?" "Marshanda." S...