Diperjalanan dari Jakarta Selatan ke Bogor, gue dipertemukan lagi sama Kino di awal pertemuan. Kino yang menyenangkan.
"Lo tau gak? Gue tuh dari dulu pengen banget punya kenalan namanya Marsha. Biar bisa gue panggil Mars." Katanya.
Gue mengernyit kebingungan. "Kenapa?"
"Karena gue pengen pindah ke Mars."
Lalu, dia melanjutkan. "Soalnya orang bumi pada jahat," dengan tampang cemberut yang dibuat-buat.
"Yeee, receh lo!"
"Mars, Mars, Mars. Lucu ya?" Tanyanya sambil melirik gue.
"Lo kebanyakan makan micin di taichan jadi agak oleng ya?" Tanya gue sambil pura-pura memeriks dahinya.
"Aduh, jangan pegang-pegang dong, Kak. Nanti baper."
"Ih, Kinooo! Jangan kaya gitu!" Pipi gue memerah.
Kino tertawa. "Deket Lanysa Marsha aja gue bisa seseneng ini, gimana kalo deket Marsha Aruan ya? Gue jadi pengen jadi El Rumi. Atau gue ganti nama aja dari Al Kino jadi Al Rumi terus geser posisinya El?" Celotehan Kino malam ini yang super random buat gue hanya geleng-geleng kepala.
"Jangan, nanti susah ngebedain. Jadinya Al, Al, Dul. Bukan Al, El, Dul." Tapi gue tetep aja masuk dalam bercandaannya.
"Iya juga sih. Nanti Alyssa Daguise niatnya manggil Al pacarnya, eh malah gue yang nengok kan jadi enak."
"Lo emang serandom ini ya?"
"Ini namanya cara efektif biar gak salting deket cewek." Katanya.
"Berarti lo salting deket gue?" Tanya gue.
Kino malah balik bertanya, "Lo maunya gimana?"
"Giliran di kampus aja, gak ada tuh senyum dan sapa ke gue."
"Karena... ah ya gitu deh, males bahasnya."
"Kenapa gak?" Paksa gue.
"Enggak."
"Kalo gitu mending lo gak usah ngomong kaya gitu."
"Gapapa biar lo penasaran dan jadi mikirin gue terus." Yeee, otak udang.
"Yaudah."
"Rayen apa kabar?" Tanyanya tiba-tiba.
"Apaan deh tiba-tiba Rayen."
"Kan lo tadi bahas kenapa gue dikampus jarang nyapa. Ya itu jawabannya."
"Haa? Gak jelas lo. Gue lemot gak ngerti pake cara begituan."
"Rayen kan lagi naksir berat sama lo. Jadi gue gak enak aja kalo tiba-tiba dia tau lo sama gue udah jalan duluan. Jadi maaf ya, gue seolah-olah menghiraukan lo kalo di kampus," katanya menjelaskan.
Dan gue masih keheranan, "Yaelah... padahal Rayen juga gak sebegitu demennya sama gue. Lo menyia-nyiakan kesempatan buat menyapa gue selama beberapa minggu ke belakang."
"Yaudah mulai senin besok gue gak akan menyia-nyiakan kesempatan langka itu, menyapa seorang Lanysa Marsha. Anjayyy," dan Kino bersorak sendiri.
"Lo lagi seneng banget ya hari ini?" Tanya gue.
"Hehe, thanks ya." Katanya.
"Buat?"
"Sekarang."
Lalu, gue dengan pedenya mengatakan, "Deket gue emang berasa good banget ya vibesnya?" Dengan tampang tersenyum mesam-mesem ke Kino.
"Yeee, di manisin dikit pedenya najisin lo, Bambang." Katanya. Lalu mobilnya tiba-tiba berhenti.
Gue bengong, "Udah sampe, Mbak. Jangan lupa bintang limanya."
Ooh... udah sampe. Cepet banget ya?
Gue nyengir aja, "Dah ya, gue duluan. Thank you. Bye, Kino!" Kata gue sembari turun dari mobilnya.
"Stop!" Kino menghentikan gue.
Lalu gue nengok, "Kenapa?"
"Don't bye me, but see you!" Katanya.
Gue tersenyum, "See you!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally Met You
Cerita Pendek"Jadi, gue harus manggil kakak atau enggak nih?" Tanyanya. "Jangan! Marsha aja." Jawab gue. "Oke, Mars!" Lalu, gue tertawa karena dia memanggil gue dengan panggilan aneh itu. Mars, katanya. "Nama lo itu Marsha aja? Atau Marsha Aruan?" "Marshanda." S...