10 menit berlalu ketika bel berbunyi yang menandakan sudah waktunya pulang. Hampir semua murid SMA Jayasa sudah pulang kerumah mereka masing² untuk melanjutkan aktifitas mereka.Begitu juga dengan Zarfan dan Hendrik, dua sejoli itu baru saja keluar dari kelas. "Fan maksud gue yang tadi gue omongin di kelas itu si Sasya itu loh".
"Oh" hanya kata itu yang keluar dari mulut seorang Zarfan.Hendrik yang sudah biasa menghadapi sikap acuh sahabatnya itu hanya mengehala napas "gila ya tuh cewe cantik banget udah gitu ramah lagi, menurut lo gimana fan?"
Zarfan yang merasa di tanya pun menjawab "gimana apanya?,biasa aja kok.Tapi gue-"
"Tapi kenapa?" Tanya Hendrik penasaran karena Zarfan tidak melanjutkan ucapannya."Engga udah lupain aja" jawab zarfan yang tak mau ambil pusing.Lagi-lagi melihat respon Zarfan, Hendrik hanya mengedikan bahu.
Sesampainya mereka di parkiran Zarfan langung memasuki mobil bmw hitam miliknya dan duduk di jok kemudi dan disusul oleh Hendrik yang memasuki pintu penumpang. Hendrik memang sudah biasa berangkat dan pulang bareng bersama Zarfan. Hal itu sudah mereka lakukan ketika mereka menjadi sohib saat baru memasuki sekolah ini.Entah mangapa Zarfan yang memiliki sifat cuek bisa mendapatkan teman sebawel Hendrik.Tapi zarfan bersyukur setidaknya ia masih memiliki seseorang yang mau berteman dengannya.
Ketia mobil Zarfan berbelok kearah kiri melewati gerbang sekolah yang menjulang tinggi itu ada seorang perempuan dengan wajah nya yang nampak panik dan kebingungan sedang berdiri di tepi trotoar.
"Fan fan behenti berhenti" ucap Hnderik sambil menepuk-nepuk lengan Zarfan tetapi matanya mengarah ke luar jendela mobil yang ada di sampinganya, sepertinya wajah perempuan itu tak asing. Ketika itu juga Zarfan menghentikan mobilnya dan menepikan mobil itu mendekati trotoar.
"Ngapain sih nyuruh berhenti-berhenti" kesal Zarfan ketika Hendrik menyuruhnya berhenti mendadak untung saja kecepatan mobilnya masih di bawah rata-rata.
"Itu bukannya si Sasya ya?" Ucap Hendrik yang mengerutkan dahinya dan memperjelas penglihatannya dan tak memperdulikan pertanyaan yang dilontarkan Zarfan.
Zarfan pun mengikuti arah pandang Hendrik dia melihat seorang wanita tengah berdiri di trotoar dengan wajah yang panik dan kebingungan. Perempuan itu Sasya siswi baru di kelasnya yang membuat seisi kelasnya menjadi heboh entah karena apa.Sedang apa perempuan itu berdiri di situ, entahlah.
Hendrik pun membuka kaca mobil di sebelahnya ia memajukan sedikit wajahnya agar bisa leluasa melihat keluar.
"Sasya, ngapain lo disitu?" panggil Hendrik pada wanita yang tak jauh berdiri di depannya. Wanita itu menoleh dan mendapati seorang pria yang sedang memunculkan kepalanya di kaca mobil bmw hitam itu.
"Eh hai Hendrik, gue lagi bingung nih gue mau pulang tapi gue lupa kalo gue gak hafal daerah sini, dan parahnya lagi gue lupa bawa handphone buat hubungin orang rumah buat jemput gue." Jawab Sasya to the point.
Hendrik ingin sekali menolong wanita itu dan menghantarkannya pulang tetapi ini kan bukan mobilnya, ini mobil Zarfan tentu saja ia harus meminta ijin pada sang pemilik mobil ini.
"Hendrik gue boleh gak nebeng sama lo?, gue gak tau lagi harus gimana" ucap Sasya dengan wajah yang sangat berharap, dia bingung harus minta tolong dengan siapa lagi. Om surya sudah pulang duluan saat jam pelajaran tadi, sedangkan Dira dia tidak enak hati meminta bantuan pada orang yang baru di kenal nya.Tapi jika sudah begini hanya Hendrik satu-satunya orang yang di kenalnya saat ini.mau tak mau ia harus meminta bantuan pada cowok itu meskipun ada rasa tak enak menyelimuti dirinya.
"Emm bentar ya sya" Hendrik pun langung menoleh ke arah Zarfan. Zarfan pun tau apa yang di maksud oleh Hendrik menatapnya seperti itu, ia pun mengangguk sebagai jawabannya.Tak ada salahnya membantu orang yang sedang kesusahan,hanya karena dirinya cuek bukan berarti ia manusia yang tak punya hati kan?.
Wajah Hendrik langung berubah senang ketika mendapatkan persetujuan dari sang pemilik mobil ini. "Sasya sini masuk, lo bareng kita aja" ucap Hendrik ketika dirinya sudah menoleh ke arah Sasya.
"Wah serius boleh?" Wajah Sasya yang tadi nya panik dan kebingungan seketika berubah menjadi ceria ia sangat bersyukur Tuhan masih memberikannya pertolongan.
Hendrik pun mengangguki pertanyaan Sasya,Sasya pun memasuki mobil bmw hitam itu, ketika ia masuk ada sapasang mata di sepion depan mobil yang sedang menatap ke arah nya. Manik mata mereka bertemu selama beberapa detik sebelum akhirnya suara Hendrik bergema di dalam mobil itu "alamat rumah lo dimana sya?" Tanya Hendrik kepada Sasya yang baru saja memasang seatbelt untuk keamanan dirinya.
"Rumah gue di perumahan efil residence"jawab sasya,dan setelah itu mobil melaju tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari ketiga penghuni mobil itu.
******
Sesampainya mobil hitam bmw milik Zarfan terpakir di depan rumah yang cukup besar itu. Nuansa krem dengan halaman yang luas dan rindang menjadikan rumah itu terlihat asri.
"Btw makasih ya udah mau ngasih tumpangan buat gue, oh iya nama lo siapa?" Manik mata sasya kembali melihat spion mobil tersebut, tetapi pria itu hanya membalas manik mata sasya dan tak berniat menjawabnya.
"Nama dia Zarfan sya" suara Hendrik langsung mengalihkan pandangan sasya kepadanya.cowok itu tau apa yang akan di respon Zarfa makannya ia cepat-cepat menjawab pertanyaan yang dilontarkan dari bibir mungil milik Sasya.
"ohh kalo gitu sekali lagi makasih ya Zar..fan,Hendrik udah mau nganterin gue pulang" ucap Sasya sambil melihat kearah sepion mobil itu lagi dan hanya mendapat anggukan dari pemilik mata berwarna hitam pekat itu.
Sasya pun menuruni mobil hitam itu, sebelum mobil hitam itu melaju dari hadapannya sasya melihat Hendrik melambaikan tangannya dan ia pun membalas lambaian tangan itu.
Aneh sekali mengapa dua sejoli itu memiliki sifat yang sangat berbeda yang satu ramah dan yang satu sangat cuek, entahlah lagi pula untuk apa ia memikirkan hal tersebut yang terpenting sekarang dirinya sudah sampai dirumahnya ini dengan selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU.AND.I
Teen Fiction"Ketika dua insan yang tak sengaja dipertemukan harus menghadapi sesuatu yang membuat mereka terikat"