Setelah menghantar Hendrik kerumahnya Zafran langsung pulang,ia memarkirkan mobilnya dibagasi setelah terpakir dengan benar ia mengambil tas nya yang berada di kursi belakang.Ketika ingin mengambil tas nya Zarfan melihat sebuah buku yang ia yakini bukan miliknya sejak kapan dia menaruh buku di jok belakang mobilnya?atau mungkin ia lupa.Tanpa ba bi bu Zarfan langsung mengambil buku itu dan langsung nyelonong masuk kerumahnya tanpa mengucapkan salam.
"Astaga! Hantu" pekik seseorang dari dalam yang juga ingin membuka pintu.
"Ck gue manusia kali bukan hantu" jawab Zarfan yang merasa kesal dikatai seperti itu.
"Lagi elo kalo mau masuk itu salam kek kalo gak ketuk pintu kebiasaan banget sih"Ucap Sandra adik perempuan Zarfan yang berusia 14 tahun.
"Bawel deh lo lagian mau kemana sih? Mau ngapel ya lo? Masih kecil gak boleh pacaran"melihat adik nya yang sudah berpakaian rapi Zarfan jadi penasaran.
"Sok tau banget si lo,emang kenapa kalo gue mau ngapel?gak boleh?dari pada lo gak pernah ngapelin cewe umur lo tuh udah tua,oh iya lupa gimana mau ngapelin cewe kalo lo aja gak punya cewe hahah"Sandra tertawa terbahak-bahak ia tau kalo Zarfan tidak pernah mengapel cewe makannya ia berkata seperti itu.
"Eh ngerti apa sih lo soal pacaran masih bau kencur juga gak us-" perkataan Zarfan terpotong saat bundanya menghampiri mereka berdua.
"Zarfan kok malah disini belum salam lagi sama bunda" Ucap Tika yang tidak menyadari anak sulungnya sudah pulang sedari tadi,ketika ia mendengar keributan diluar makannya ia ingin mengeceknya.
"Ini nih bun si Sandra mau ngapel sama pacarnya tapi gak mau ngaku" Ucap Zarfan sambil melirik ke arah sang adik.
"Sandra itu mau kerja kelompok di rumah temennya fan tadi dia udah izin kok sama bunda"
"Tuh dengerin makannya jadi orang jangan suuzon"cekal Sandra sambil memeletkan lidahnya pada Zarfan.
"Ya bo-" Ucapan Zarfan terpotong ketika bundanya lagi-lagi memotong ucapannya
"Hey udah-udah kalian ini gak bisa ya gak ribut sehari aja pusing bunda dengernya"
"Bang Zarfan nya duluan tuh bun bukan sandra" Zarfan disekolah dengan Zarfan yang di rumah sangatlah berbeda contohnya seperti sekarang ketika ia sedang beradu mulut dengan adiknya sifat cerewetnya langsung keluar entahlah dia hanya cerewet pada orang-orang terdekat nya saja mungkin orang yang baru mengenal nya akan menilai bahwa dirinya adalah orang yang cuek.
"Udah-udah, Sandra kamu sana berangkat itu pak Tarno udah nungguin di depan gerbang" ucap bundanya sambil melihat pak Tarno yang sedang berdiri memperhatikan mereka di depan gerbang.
"Oh iya yaampun sampe lupa kan tuh,gara-gara lo nih bang gue jadi lupa kan"
"Yee nyalahin gue lagi emang dasarnya aja lo yang pikun"
"Au ah ngomong sama lo gak ada habisnya males gue,yaudah bun Sandra berangkat ya,Assalamualaikum" sebelum benar-benar meninggalkan kakak dan bundanya Sandra memeletkan lidahnya ke arah Zarfan,yang dibalas Zarfan dengan tatapan tajamnya.
"Waalaikumsallam" ucap mereka berdua serentak.
"Yaudah fan ayo masuk,bunda udah masak kamu ganti baju dulu habis itu makan"
"Oke deh bun Zarfan ganti baju dulu ya"
mereka berdua pun masuk dan Zarfan langsung menaiki tangga menuju kamarnya.
****
Zarfan melempar tas nya asal di sofa yang ada di kamarnya lalu ia menaruh buku yang dipegangnya di atas nakas setelah itu ia mengganti baju putih abu-abunya dengan kaos hitam dan celana selutut berwarna putih,sangat cocok di badannya dan itu membuatnya terlihat tampan.
Sebelum ia turun ke bawah untuk makan malam ia berencana untuk istirahat sebentar di kasurnya,sambil memandangi langit-langit kamarnya Zarfan jadi teringat akan sesuatu.
Flashback on
Ketika Zarfan mendengar suara seseorang yang memasuki kelasnya ia langsung mendongakan kepala nya dan mengabaikan ucapan Hendrik.
Ia terkejut bukan main ketika melihat wajah perempuan yang memasuki kelas nya "tunggu,bukannya itu....gak mungkin gak mungkin"ucap Zarfan dalam hatinya.
"Kenapa lo? biasa aja kali ngeliatinnya"ucap Hendrik yang sedari tadi memperhatikan Zarfan.
"Engga gue gakpapa".jawab Zarfan yang masih mengarahkan matanya kepada seseorang yang berdiri di depan kelasnya
Bu dewi menyuruh perempuan itu untuk duduk bersama dira,ketika wanita itu ingin menghampiri dira.Hendri melambaikan tanannya kepada perempuan itu,perempuan itu sempat bingung tetapi tak lama kemudian ia melambaikan tangannya pada Hendrik.Pada saat itu juga manik matanya bertemu dengan Zarfan,dengan cepat Zarfan langsung membuang muka ke arah lain agar tidak melihat wanita itu.
"Gak gak gak gak mungkin itu bukan dia kan? Gak mungkin gak mungkin"ucap
Zarfan lagi dalam batinnya merasa frustasi,ia teringat akan sesuatu yang dulu pernah membuatnya terpuruk.Flashback of
"Apa bener itu dia?tapi gue gak yakin,kejadiannya nya kan udah lama banget.ARGHH tau ah pusing gue"Sambil mengacak rambutnya Zarfan bangkit dan segera menuju keruang makan,akan ia pikirkan itu nanti dan dia harus mencari kebenarannya.
****
Ketika dirinya sudah menuruni tangga Zarfan melihat ibunya sedang menyiapkan makanan di meja makan
"Ayah mana bun kok belum keluar?"Tanya Zarfan ketika dirinya sudah duduk di kursi.
"Paling masih di kamar sebentar lagi juga keluar"ucap bundanya ketika selesai menaruh semua makanan di meja makan
"Nah itu dia ayah kamu,sini mas udah siap makanannya"ucap bunda Zarfan yang membuat Zarfan menoleh ke arah sang ayah
"Iya bun tadi ayah habis mandi makannya agak lama"ucap Rendra sambil mendudukan dirinya di kursi meja makan.
"Yaudah ayu kita mulai makannya"ucap bundanya.
Sebelum melakukan aktivitas makan mereka semua melakukan doa terlebih dahulu.
"Yah gimana kerjaan ayah lancar kan?" Tanya Zarfan kepada ayah nya.
"Lancar kok,tumben banget kamu nanyain kayak gitu fan.kenapa emangnya?"ucap Rendra sambil melihat ke arah Zarfan.
"Gapapa yah,emangnnya salah ya Zarfan nanya kayak gitu"
"Gak sih cuman tumben aja"
Mereka pun melanjutkan kegiatan makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU.AND.I
Teen Fiction"Ketika dua insan yang tak sengaja dipertemukan harus menghadapi sesuatu yang membuat mereka terikat"