CHAPTER 5

17 4 0
                                    

Sinar mentari memasuki celah jendela seseorang yang masih berada di alam mimpinya

Tok tok tok
"Dek bangun udah siang kamu kan sekolah"Teriak Leo yang berada di depan pintu kamar Sasya

"Engh iya kak ini mau bangun" sambil melangkahkan kakinya menuju pintu tangannya mengucek mata yang belum benar-benar terbuka

Saat pintu terbuka terlihat lah muka sang kakak yang sepertinya sudah siap untuk berangkat kuliah.

"Ya ampun sya ini udah jam berapa kamu harus sekolah sana-sana cepetan mandi iler nya bau kemana-mana"ucap Leo sambil mendorong bahu Sasya menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.

"Ihs kak gak usah dorong-dorong juga kali ini aku juga mau mandi"

"Yaudah cepetan kakak tunggu dibawah"

"Iyaa"

****

Setelah selesai memakai seragam sekolahnya Sasya langsung menuruni tangga menuju ke ruang makan.

"Pagii semuanya" ucapnya sambil menduduki salah satu bangku yang kosong

"Pagi sayang"ucap kedua orang tua Sasya berbarengan
"Pagi juga mblo"Siapa lagi yang menyebutnya seperti itu kalau bukan sang kaka yang kini tengah asik mengunyah makanannya.

"Ish biarain sih jomblo yang penting happy" jawab Saya sambil memeletkan lidahnya kepada sang kakak

"Happy dari mana nya jelas jelas mukannya gak ada happy-happy nya"

"Tau ah kak cape aku balesnya"

"Oh iya bun,hari ini Sasya berangkat naik bus aja ya" sambil mengunyah makanannya Sasya menolehkan wajahnya kepada sang bunda.

"Loh kenapa emangnya? Berangkat sama kak Leo aja kali"

"Gak mau bun Sasya mau mandiri aja lagi juga males kalo berangkat bareng kak Leo Sasya di ledekin terus"

"Yaudah terserah kamu yang penting jaga diri baik-baik ya" ucap Naya kepada anaknya,dirinya memang seperti itu tidak pernah memanjakan sang anak walaupun sebenarnya ia bisa memberi lebih.Bisa saja ia membelikan Sasya mobil tapi ia rasa anaknya belum cukup umur jadi apa salahnya ia membiarkan Sasya menjadi mandiri,agar ia bisa belajar hidup sederhana di dalam kemewahan.

"Oke deh bun,bunda baik deh jadi makin sayang"

"Bunda doang nih yang di sayang?"ucap kedua pria yang sedari tadi hanya diam memperhatikan dua wanita itu berbincang

"Ehh enggak kok Sasya juga sayang ayah sama kak Leo hehe" cengirnya yang mendapat tatapan aneh dari ketiga orang yang ada di sekitarnya.

****

Waktu menunjukan jam 6:40 pagi, Zarfan sudah siap diatas motor hitam besar miliknya entahlah dirinya sangat menyukai warna gelap yang satu ini mulai dari kamar mobil motor hampir semuanya bernuansa warna hitam.

Ketika sedang membelah jalanan yang ada didepannya ,hari ini jakarta nampaknya sangat padat terbukti dengan jalanan di depannya yang sedang sedikit macet.

Ketika dirinya melewati halte bus ia melihat ada seorang perempuan yang sedang menunggu angkutan umum bernama bus itu sendirian.

"Itu kan si Sasya,ck nunggu bus jam segini mana ada.oh iya mungkin ini awal kesempatan gue buat cari tau yang sebenarnya "batinnya dalam hati sambil menepikan motornya di samping trotoar halte,mungkin kali ini ia harus menghilangkan sifat cueknya agar ia bisa mengetahui kebenarannya

Ia membuka helm fullface nya dan langsung berbicara "ck ngapain lagi lo nunggu bus jam segini udah kesiangan kali"

Mendengar itu Sasya yang sedang mamainkan ponselnya mendongak kearah Zarfan

"Eh elo?"dengan muka terkejut Sasya menunjuk jari telunjuknya ke arah lawan bicara

"Elo-elo gue punya nama kali,nam gue Zarfan kalo lo lupa"

"Engga kok gue gak lupa cuman kaget aja,oh iya lo ngapain disini?"

"Ck,seharusnya gue yang naya elo ngapain disini?nunggu bis?"
Dengan polosnha Sasya mengangguk"iya nih tapi kok gak dateng-dateng ya mana udah siang lagi"

"Gimana mau dateng lo nya aja kesiangan.Yaudah kalo gitu bareng gue aja 10 menit lagi gerbang sekolah udah di tutup"

"Hah?serius boleh,tapi-"

"Naik atau gue tinggal!?"ucap Zarfan sambil memakai helm hitamnya

"Eh eh jangan dong iya iya gue naik"Sasya bangkit dari duduknya segera menghampiri Zarfan

Zarfan pun melepas jaket yang dipakainya dan memberikan kepada Sasya.
Sasya yang merasa bingung pun berkata "buat apa?gue gak kedinginan kok?"

"Ye pd banget lo,gue cuman gak mau orang pada salfok sama paha lo"

"Oh" padahal mah dalam hatinya ada sesuatu yang bergejolak

Sebelum menancapkan gas motor nya,Zarfan berkata"pegangan gue mau ngebut biat gak telat" Sasya yang belum mencerna ucapan Zarfan reflek memeluk pinggang Zarfan karena lelaki itu menancapkan gas motornya secara mendadak.

"Aneh"itu kata yang kini terucap batin Sasya.

*****

Tepat pada saat bel masuk berbunyi Zarfan sudah memarkirkan motornya,para murid yang berlalulalang
Sontak langsung menoleh ke arah mereka berdua dengan tatapan yang tak bisa diartikan,tetapi Zarfan tidak menghiraukan itu.

"Turun kali udah sampe,mau sampe kapan meluk gue nya? Kenyamanan ya lo" ucap Zarfan ketika dirinya merasa masih ada sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya,sambil menolehkan wajahnya ke arah belakang ia bisa melihat bahwa perempuan yang di gonceng nya sedang mendundukan kepala

"gue malu tau diliatain orang-orang,kalo soal tangan ya maaf lagian lo bawa motor udah berasa kayak rossi"ucap Sasya yang langsung reflek melepaskan tangannya

"Ngapain malu orang kita pake baju juga"

"Ih bukan itu maksud gue-
Tau ah susah jelasinnya"ucapnya sambil menuruni motor Zarfan

"Yaudah gue mau ke kelas makasih ya buat tumpangannya,nih jaket lo gue balikin"ucapnya sambil memberikan jaket kepada sang empu,Sasya yang hendak melangkahkan kaki nya tiba-tiba terhenti karena perkataan Zarfan

"Lo pulang bareng gue,gak ada penolakan" Ucap Zarfan yang langsung mendahului Sasya

"Eh tapi-- ih kenapa si tuh orang seenaknya aja belom gue jawab juga"Sasya yang sedang merutuk tiba tiba mendengar suara seseorang

"Sasya kenapa kamu masih diluar?! jam pelajaran sudah mau mulai masuk atau saya hukum"Ucap pak Joko yang membuat Sasya terkejut

"Eh eh jangan dong pak pak ini saya masuk kelas"Ucap Sasya yang langsung berlalri muenuju kelasnya.






YOU.AND.ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang