'sick'

10.6K 874 56
                                    

˙·٠•●🅁🄾🅂🄴🅁🄴🄽 🄿🅁🄴🅂🄴🄽🅃🅂●•٠·˙


Kalian tahu caranya menghargai sesuatu kan?

.
.
.
.
.

'Klik'

Terdengar suara pintu tertutup. Sosok lelaki manis berperawakan mungil memasuki sebuah apartemen. Ini bukan apartemennya, tapi ia bisa dengan mudah masuk tanpa harus memencet bel atau memanggil pemiliknya.

Sosok lelaki manis dan juga mungil itu mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam apartemen yang gelap itu. Hingga sepasang kaki mungil itu berhenti sejenak.

Renjun.
Sosok lelaki manis dan mungil itu. Dia menengok kesana-kemari. Celingukan dan berjalan menyusuri setiap sudut apartemen itu. Hanya untuk mencari seseorang. Tak ada.

Renjun bingung. Mengapa kosong? Padahal sebelum ia sampai dia sudah mengabari pemilik dari apartemen ini.

"Aishh dimana sih dia?"
Gerutu si mungil kala tak menemukan orang yang dia cari, bahkan ponselnya pun ikut mati. Menyebalkan.

Renjun terkejut. Kala merasakan sepasang lengan kekar memeluk pinggangnya. Ia pun menengok dan mendapati seorang lelaki tampan dengan senyum teduhnya.

"Dari mana? Aku mencarimu" si mungil bertanya dengan nada merajuk nya yang menggemaskan.

Yang di tanya hanya tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang si mungil.

"Mandi" hanya itu, yang Renjun dapatkan.

Renjun lalu melepaskan pelukan sang dominan. Yang lebih tinggi mengernyitkan dahi.

"Mandi? Malam-malam seperti ini?"

Ohh ingatkan Renjun untuk mematikan aliran air besok, karena sudah beberapa kali ia menjumpai hal seperti ini. Yang berujung lelaki di depannya ini akan sakit.

Yang di tanya hanya mengangguk. Lalu kembali memeluk si mungil.

"Aku merindukanmu" rasanya leher Renjun meremang, hanya mendengar suara bisikan rendah itu. Ia pun merindukan lelaki ini. Sangat. Sudah beberapa hari ini mereka jarang bertemu. Jam kerja hingga larut yang mereka miliki membuat keduanya jadi jarang bertemu. Hanya sekedar bertukar pesan yang mereka bisa.

"Na?"

Hanya di balas gumaman tak berarti. Renjun mendengus.

"Katakan. Ada apa? Kamu mau sesuatu?" Renjun tau. Jika lelakinya sudah seperti ini, maka pasti dia sedang menginginkan sesuatu.

"Aku ingin mandi"

Renjun menaikkan satu alisnya. Heran.

"Apa? Hei, tadi kau sudah mandi. Masa mau mandi lagi? Tidak" kata si mungil dengan tegas.

"Ayolah, Injunie.. Aku ingin.. Mandi hujan" mohon yang lebih tinggi.

"Na jaemin"

Jaemin mendengus, jika kekasihnya ini sudah memanggilnya dengan nama lengkapnya, itu pertanda peringatan. Tapi, kali ini ia tak akan menurut.

"Tapi aku ingin. Aku janji, tak akan sakit" masih keukeuh. Tak mau mengalah.

Renjun menghela napas panjang. Ia tau, lelakinya ini pasti tak akan mendengarnya. Jadi dari pada berdebat, ia akan membiarkan.

"Baiklah, tapi janji tak akan ada demam, flu atau apapun itu"

Setelahnya, yang si mungil rasakan adalah sebuah pelukan erat dari Jaemin. Ia tersenyum, membalas pelukannya.

With You〈Jaemren〉✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang