'mulțumesc'

2.9K 193 6
                                    

˙·٠•●🅁🄾🅂🄴🅁🄴🄽 🄿🅁🄴🅂🄴🄽🅃🅂●•٠·˙





Warn typo!!
Harsh words and mengandung kegajean.

.

.

.

.

.

.

.

.

Saat itu, hari sudah malam. Hawa dingin begitu terasa hingga menusuk bukan hanya permukaan kulit namun juga hingga ke tulang.

Di dalam kamar yang pencahayaannya sedikit remang. Dua anak adam berbeda tinggi badan tengah berbaring. Yang lebih tinggi memeluk si mungil yang membelakanginya.

Si mungil hanya membiarkan. Renjun terlalu lelah untuk melayangkan protes setelah tadi di goda habis-habisan. Lelah karena kehabisan suara juga sepertinya, maklum karena baru beberapa saat lalu si mungil di buat tidak berhenti mendesah ribut.

Lengan kekar yang melingkar apik di pinggang ramping itu ia eratkan. Sesekali mengelus perut rata yang seputih dan sehalus kapas itu. Memberi rasa nyaman dan geli di saat yang bersamaan.

Jaemin. Pemuda tinggi itu menghela nafas pelan. Sadar jika istrinya benar-benar marah sepertinya. Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka berbagi keringat dan desahan yang mengalun begitu mesra.

"Sayang.."

Masih bergeming. Sungguh, demi apapun. Renjun tak ingin berbalik ataupun hanya sekedar memberi gumaman pelan sebagai jawaban pada suami besarnya itu. Ingin memberi pelajaran lebih tepatnya.

Jaemin tak menyerah. Masih memanggil nama sang istri juga tak menghentikan kegiatannya yang sedang mengelus perut rata kesukaannya. Biasanya cara ini ampuh untuk membujuk si mungil.

Namun hingga beberapa menit berlalu. Percuma. Nihil yang ia dapat.

"Injunie.. Sayang, hey.. Aku janji tak akan lama." bisik yang lebih besar pada telinga si mungil.

Namun Renjun masih memilih diam. Ia benar-benar tak tau dengan dirinya, ada apa sebenarnya. Dia hanya tak ingin Jaemin-nya pergi. Sekalipun alasan yang di gunakan itu adalah untuk keperluan pekerjaan.

Akhir-akhir ini.. Renjun merasa seperti bukan dirinya. Seperti ada yang aneh..

Tanpa aba-aba, tubuh mungil polos itu di balik hingga sang empu memekik pelan karna terkejut. Mata rubahnya langsung bertatapan dengan dada bidang milik suami besarnya. Bahkan tanpa tau malu pipinya merona malu.

"L-lepas.." gumam si mungil pelan.

Gelengan Renjun dapatkan. Oh, sungguh semuanya harus selesai malam ini juga. Tak mungkin Jaemin meninggalkan Renjun-nya dalam keadaan marahan seperti saat ini. Tak akan tenang dirinya nanti.

Pipi berisi itu ia tangkup dalam telapaknya yang besar dan sedikit kasar. Memaksa pandangan si mungil agar bersibobrok dengannya.

Jaemin bisa melihat jika istrinya ini tengah marah dan kesal. Terbukti dari wajahnya yang tertekuk dan bibir mencebik. Gemas sekali rasanya..

With You〈Jaemren〉✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang