[COMPLETE] seorang CEO perusahaan kontruksi yang dingin kepada wanita apakah bisa memberikan kasih sayang ?
Masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan penggunaan bahasa baku yang benar
Semoga kalian tetap enjoy dengan ff pertamaku
Gomawo...
"Hufttttt! Kemana mereka berdua kenapa lama sekali aku sudah sampai di rumah tapi mereka belum juga sampai, aku sangat merindukan Hana"
"Oppa"
"Kenapa telat sekali pulang"
"Hmmm mianne Jimin aku tadi makan di luar bersama Yeojin"
"Jadi kalian sudah makan ? Padahal aku baru saja ingin membuat makanan"
"Hmmm oppa kau telat, yasudah aku balik ke kamar aku sangat lelah, besok aku harus bersiap untuk masuk asrama :( "
"Istirahatlah Yeojin besok eonni akan membangunkanmu"
"Gomawo eonni" . . . "Hana ini tidak adil!!!"
"Kenapa?"
"Kenapa kau tidak makan bersama suamimu, dan kau menyiksaku"
"Yahhh sejak kapan aku menyiksamu"
"Kau menyiksa hatiku kau membuat ku menahan rindu terlalu lama"
"Park Jimin aku baru saja meninggalkanmu 5jam dan kau sudah seperti ini ?"
"Jeon Hana... bahkan semenitpun kau tak disampingku rasanya aku ingin mati"
"Ahhh Jiminishiiii sudahlah ayok kita tidur"
"Aniyo Hana aku masi ingin dimanjakanmu"
"Jimin kau sangat imut, tapi kenapa kau bersikap dingin awalnya ?"
"Yahhh kenapa kau selalu menanyakan itu, kalau begitu ayok kita ke kamar dan tidur-_-"
"Aishhhhh!! Dasar!! Nde kita akan tidur" . . . Kamar ini sudah di penuhi cahaya dan memaksakan mataku untuk terbuka. Tapi kemana Park Jimin dia tidak di sampingku lagi. Saat aku turun dan pergi ke dapur ku lihat pria yang sangat imut..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hana kau sudah bangun?, cuci mukamu aku hampir siap membuat sarapannya"
"Aaa nde Jimin"
Aku bangga dengan suamiku iya selalu membuatkan ku sarapan, memasak untukku, memanjakan diriku, jauh dari kata dingin dan ketus. Seperti inilah sikap asli suamiku.
"Yeojin kemarilah ayok kita sarapan dan oppa akan mengantarmu ke asrama"
"Nde oppa"
"Hana hari ini kau akan sendiri dirumah, apa kau ingin ikut aku ke kantor?"
"Uhukkkk!!!"
"Minumlah sayang, apa ada yang salah dengan perkataanku?"
"Aniyo, hanya saja apakah aku boleh pergi ke kantormu?"
"Kenapa tidak ? Kau kan istriku, lagi pula jika aku bekerja sambil melihat wajahmu itu akan menjadi semangat untukku"
"Yaaa Jimin, arraso aku akan ikut denganmu" . . . "Aku sudah selesai Jimin"
