08. Bertiga

29 8 0
                                    

Seberat apapun masalah yang dihadapi, kadang kita tetap dituntut menjalani rutinitas kembali. Padahal, hati kita belum tentu siap menghadapi realita.

Tentu aku bersekolah hari ini, kegiatan OSIS sedang sibuk-sibuknya.

"Zar, jajanin gue cilok dong" ujar Lucas

"Kalau lo ngutang sih ya boleh" kataku

"Duit gue abis dijajanin tadi, sialan Renjun, gue kerja terus dikasih makan nggak"

"Boros banget, heran lo bisa jadi Bendahara OSIS" tawaku pada Lucas

"Karena gue suka duit, gue jadi Bendaraha" Lucas tertawa

"Kalau uang pemasukan OSIS ilang, gue curigain lo pokoknya" candaku.

Renjun tampak keliling, memastikan seluruh anggota bekerja dibidangnya. Kami akan melaksanakan PENSI (Pentas Seni) bulan April ini. Hari ini bahkan kami belum berbincang, rasanya canggung semenjak kejadian kemarin.

Hpku bergetar, menandakan ada notif yang masuk.

LINE

jen🐋
zaa, wanna go out??

zara
sorry, lagi sibuk bgt jen

jen🐋
padahal aku didepan sekret, mau jemput kamu

Ada-ada saja! Bisa babak-belur aku meninggalkan persiapan event sepenting ini. Aku pergi ke parkiran menemui Jeno, berusaha menolak ajakannya dengan halus. Di sisi lain, Renjun memperhatikan gerak-gerikku yang tampak mencurigakan.

"Jen" sapaku

"Kali ini aku gak bisa, soalnya..." belum sempat meneruskan, Jeno memotong percakapanku

"Aku mau ngenalin kamu ke temen-temen futsal aku zaa. Kali ini aja, ikut ya?" Jeno tampak memelas

Sial! Aku benar-benar lemah dihadapan Jeno. Masa menolak permintaannya saja tidak bisa!

"Hm, aku izin dulu..." ujarku ragu

"Kita gak ada waktu banyak, ayo naik aja" Jeno menepuk-nepuk bagian jok belakang.

Aku memandang sekretariat OSIS disebrang parkiran, Renjun sedang tak melihatku. Kupikir jika hanya sebentar mungkin tak apa.

"Yaudah, ayo" ujarku seraya menaiki motor Jeno.

Selama perjalanan, lagi-lagi aku bisa melupakan masalahku. Aku dan Jeno larut dalam percakapan yang menyenangkan.

"Nah, udah sampe" tunjuk Jeno pada lapangan indoor didepan.

Aku turun dari motor, menatap lapangan tersebut. Didalam terlalu banyak orang! Teman-temannya yang melihat kami langsung menghampiri

"Oh nu ieu, kabogoh Jeno teh" cengir Haechan

Jeno yang melihatku kebingungan langsung menterjemahkan "Oh yang ini pacarnya Jeno"

"Neng, kenalan jangan? Nanti jatuh cinta sama Jaemin, Jaemin gak tanggung jawab ya" cengir seseorang didepanku

"Gue Chenle, kalau lo butuh duit nanti gue sumbangin"

"Aku Jisung kak, masih kecil"

Aku menatap mereka semua keheranan. Disampingku, Jeno hanya tertawa cekikikan melihat ulah teman-temannya. Tahu begini mending aku mengurusi PENSI saja!

ADU RAYU : Jeno RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang