Mavin, Roy, Carlyn, Queen, dan Vanya sedang menempati sebuah meja kantin.
Roy tidak diikuti oleh Blink, mungkin alasannya adalah...
Bell ?
Entahlah, hanya Blink dan Tuhan yang tahu. Tapi, ada kemungkinan juga bahwa Blink tidak latihan, sebab ia tak terlihat dari tadi.Mereka sudah disana sejak 5 menit yang lalu namun, tak satupun dari mereka yang memulai pembicaraan. Mungkin alasannya antara tidak ada topik pembicaraan atau ada topik pembicaraan, namun tak ada niat mempertanyakan.
Dan pada akhirnya seseorang datang memecah keheningan. Orang itu menepuk pundak Mavin. "Hai Vin."
Mavin pun menoleh ke arah orang tersebut yang tepatnya berada di belakang kanan Mavin. "Boleh gabung gak nih ?"
Tentu saja Mavin menjawab 'iya'.
Josh lalu duduk disebelah Mavin. Jadi, posisinya sekarang adalah Roy berhadapan dengan Queen, Mavin dengan Vanya, dan Josh dengan Carlyn.
Carlyn yang sedari tadi asik memainkan ponselnya, tak menyadari kehadiran Josh.
"Josh." Panggil Mavin yang membuat Carlyn ikut kaget dan secara refleks pandangannya jatuh kedepan. Sehingga posisinya kini Carlyn sedang menatap Josh.
"Iya ?" Ucap Josh yang pandangannya ke arah Mavin. Josh juga tidak menyadari bahwa Carlyn sedang menatapnya.
"Lo belum kenalan kan sama Carlyn ? Kemarin gak ketemu sama dia dan 2 hari yang lalu dia gak sekolah." Kata Mavin. Refleks, pandangan Josh beralih ke Carlyn dan terjadi kontak mata. Carlyn pun segera mengalihkan pandangannya kembali pada ponselnya.
"Lyn. Introduce yourself dong." Kata Vanya menyenggol lengan Carlyn dengan lengannya.
"A.. apa ?" Carlyn tidak terlalu mendengar apa yang dikatakan Vanya tadi.
"Introduce yourself." Ucap Vanya.
"Oh.. i.. iya." Kata Carlyn lalu ia meletakkan ponselnya dan mengulurkan tangannya.
"Gue Carlyn. Lo ?" Kata Carlyn.
"Josh." Jawab Josh sambil membalas uluran tangan Carlyn.
Setelah Carlyn dan Josh melepaskan uluran tangannya, Mavin pun membuka suara.
"Eh... Lyn. Kemarin-kemarin gue ngenalin lo ke temen gue, lo gak mau. Sekarang ke Josh, lo mau." Kata Mavin.
"Gak usah ditanya lah Vin. Ada rasa kali." Kata Roy.
"Rasa apaan tuh ?" Tanya Queen sok polos.
"Benih-benih cinta." Jawab Vanya lalu mereka berempat tertawa dan tersenyum pada Josh dan Carlyn.
"Gue cuek, lo salahin. Sekarang, gue udah berusaha mau nerima temen lagi, lo ketawain. Mau lo apasih ?" Kata Carlyn yang sepertinya terlihat kesal.
Josh hanya diam saja menanggapi mereka berlima.
Setelah Carlyn mengucapkan kalimat itu, susana yang semula dipenuhi tawa dari empat teman Carlyn berubah menjadi hening hingga Carlyn bangkit dari tempat duduknya.
"Kemana Lyn ?" Tanya Vanya. Walaupun Vanya sudah tahu bahwa Carlyn kesal padanya, Vanya tetap menunjukan rasa pertemanannya.
"Taman baru." Kata Carlyn lalu pergi.
Queen dan Vanya tak mengikuti Carlyn karena sepertinya mereka sudah tahu bahwa Carlyn sedang ingin sendiri.
Ponsel Josh yang semula diam saja tiba-tiba bergetar, menandakan ada sebuah notifikasi masuk. Josh mengambil ponselnya, mengecek notifikasi tersebut.
