ii-

7 6 1
                                    

Seminggu setelah kejadian itu, semua berubah. Beve menjauhi Ocafia tanpa sebab, atau bisa saja karena kejadian kemarin ?

Hanya seperti itu saja bisa membuat Beve menjauhi Ocafia ya. Wow keren, mereka belum memahami satu sama lain mungkin. Buktinya, waktu mereka berteman hanya 1 tahun, tetapi waktu juga tidak mempengaruhi persahabatan.

Ah, kejadian itu membangkitkan inisiatif Ocafia untuk menuju ke rumah Beve.

"Bev, keluar" lemah lembut suara Ocafia memanggil Beve.

"Iya iya sebentar-" tampak tergesa gesa langkahnya menuju Ocafia.

"Aku mau minta maaf soal yang kemarin" ucapnya memulai pembicaraan.

"Kenapa sih? Orang engga ada apa apa"

"Oh lupain aja hehe" senyumnya memancar

"Bev, main yuk, udah seminggu ngga main bareng" Ocafia memohon dengan penuh perasaan ke Beve.

"Ayo!" Ucap Beve sembari memakai jaket kesayangannya. Dan berlari ke teras rumah Caca, bersama; Caca.

Siang itu, matahari terik. Tapi tidak bisa mengalahkan pancaran persahabatan mereka. Panas, tapi pakai jaket. Beve berbeda, bukannya akan gerah jika memakai jaket, dia justru enjoy saja. Aneh.

"Aku tulis C disini ya, supaya Beve inget Caca terus" senyum kotaknya sungguh membunuh!

"Iya, tambahin aja tulisan Saturnus. Caca suka Saturnus kan?"

"Ah iya" tangannya memegang spidol permanen tadi dan menuliskan "Saturnus" di bawahnya.

"Beethoven-! Pulang nak" suara bapaknya menggema, memanggil kaki kecil untuk pulang.

"Iya yah," ucapnya tak kalah seru "Lain kali lagi ya mainnya Ca, aku pamit" disertai anggukan dari kepala Caca.

——————

Sinar fajar indah, udara masih segar. Disibakkan tirai jendelanya, bersamaan dibukanya jendela.

"Hoam, ngantuk pake banget" tangannya meregangkan otot otot tubuhnya.

"Kak, bangun, nanti Beve guyur mampus" ancamnya sambil tertawa kecil.

Hari yang melelahkan, di mulainya pagi itu dengan membereskan pakaian ke dalam koper besarnya.

Semua mainan kebanggaannya ia masukkan ke dalam backpack. Segala yang berharga.

Wajah riang tapi hati muram. Ia tak tau, harus menyambutnya dengan hati besar atau malah.. tidak mau menyambut.

Pukul 10
Orang tuanya—Ayahnya sudah bersiap untuk mengurus seluruh surat..

————
Heiyo! Update lagi nih. Jangan lupa voment ya;

If It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang