Jangan lupa Vote untuk menghargai karya orang lain
✩→★●◎※◎●
Matahari belum tenggelam sepenuhnya namun langit sudah gelap
'Bakal hujan kayanya'
Aku melirik jam dinding yg berada tepat di atas televisi
Pukul '16.58'
"Aduh Bunda keluarnya lama banget" Gerutuku sambil menatap bosan acara TV
Aku memutuskan mengambil beberapa snack yg ku beli saat di perjalanan menuju ke Bandung
Aku membuka Kantong plastik yg berada di dekat laci
Saat hendak mengambil snack tatapan ku tiba-tiba saja terpanah ke arah gelang yg jatuh di kolong laci
'"Inikan gelang..."
-flasback-
@jakartaHujan mengguyur Jakarta dengan deras aku yg baru saja selesai bimbingan belajar berteduh di bawah pohon yg tampak rindang serta lebat karena tidak membawa payung atau semacamnya
"Meraa" panggil seseorang di tengah hujan
"Kak Farel!" Girangku saat menemukan pacarku yg berdiri di tengah hujan membuat dirinya basah kuyup
"Kak sini!" Suruhku dan dia segera berlari mengahampiriku
"Kok basah-basahan abis dari mana coba?"
"Habis nyari angin eh malah ke temu bidadari" jawabnya sambil tersenyum
Aku terkekeh "garing"
Dia tertawa membuat suasana dingin berubah menjadi hangat
"Temenin aku mau ya?"
"Kemana?"
"Nyari angin"
"Hujan tau" Ucapku sambil menunjuk kubangan besar di jalan yg bergeriak
"Tenang kamu gabakal jadi putri duyung kok" Ucapnya dan kami kembali tertawa
"Laper yaa?" Tanyanya dan aku mengangguk
Kami menghabiskan waktu dengan menikmati hujan yg tanpa permisi mengguyur kami dan sekarang kami melipir ke sebuah warung kecil di pinggir jalan untuk mengisi perut yg mulai lapar
"Ini ya bu uangnya" ucap Farel sambil memberikan uang sepuluh ribuan dua kepada ibu-ibu pemilik warung yg kami singgahi
"Ini" Ucapnya sambil menyodorkan sebuah Pop Mie yg sudah di seduh dengn cepat aku mengambilnya dan mulai memakannya
Farel duduk di sebelahku dan mulai memakan pop mie miliknya
"Mer" panggilnya dan aku bergumam sebagai balasan
"Liat ibu-ibu di trotoar sebrang sana ga" tunjuknya kepada seorang ibu-ibu tua yg berusaha melindungi dagangannya dari hujan tanpa memperdulikan tubuhnya yg sudah basah kuyup
"Kasian"
Farel tersenyum lalu menepuk kepalaku pelan "nanti kesana yaa" Ucapnya
Aku mengangguk
Setelah kami menghabiskan makanan yg tadi kami berjalan ke arah Ibu-ibu tua yg masih sibuk melindungi dagangannya dari Hujan
Ternyata dia menjual gelang
"Ibu ini berapa ya?" Tanya Farel sambil menunjuk gelang yg motifnya sama namun berbeda warnanya
"Oh itu 5.000 an satunya mas" Jawab Ibu-Ibu itu yg masih saja berusaha menutupi dagangannya dari hujan yg mulai reda
"Ini bu kembaliannya ambil aja" Ucap Farel sambil memberikan uang lima puluh ribuan
"Ya ampun mass makasih ya mass semoga mass dan mbaknya langgeng sampai kepelaminan ya mass" Ucap Ibu ibu itu sambil mengadahkan tangannya kelangit
"Aamin" Sahut Farel sambil tersenyum sedangkan aku hanya tersipu malu walau dalam hati melantangkan kata 'aaminn' dgn keras keras berharap tuhan mendengar do'a kami
-flasback off-
"Meraaa!" Teriak bunda dari luar mengagetkanku
Buru-buru aku menghampiri bunda yg berada di teras
"Aduh bundaa dateng-dateng bukannya salam malah teriak manggil-manggil Mera" ucapku sambil melihat keadaan sekitar yg ternyata diguyur hujan
"Itu dong Mera keset yg tadi bunda jemur tolong angkatin!" Seru bunda yg tangannya penuh dengan kantong plastik belanjaan
"Ya ampun Mera lupa!" Aku segera mengangkati keset yg basah separuh akibat terkena hujan
"Dasar anak jaman sekarang hujan bukannya inget jemuran malah inget kenangan"
©Diligitis
Tbc💜See u next chapt💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Diligitis
Teen Fiction"Sakit memang sakit rasanya. Kecewa memang kecewa yg kudapatkan. Tetapi ini sudah konsekuensi yg harus ku terima ketika aku memilih untuk mencintaimu" ©Diligitis Start 2019●