I.

1.6K 127 56
                                    

Cerita ini murni dari hasil jerih payah pemikiranku sendiri.
Jika ada kesamaan alur itu faktor ketidak sengajaan.

Jangan lupa vote dan komen ya
Typo itu bonus ya.

Selamat membaca!!!

November 13, 2018

Kala itu hujan turun dengan lebat membasahi bumi dengan membabi buta, tetes demi tetes seakan mengeroyok siapa saja yang berani menghalangi jalannya menuju tanah.

Semua orang bergegas untuk berteduh, berlari-lari kecil berharap tubuh mereka tidak terguyur hujan.
Tak terkecuali seorang pemuda dengan kantong belanjaannya berlari kepinggiran toko dimana tempat itu yang akan membuatnya tetap kering.

Pemuda ini berdesis saat hujan semakin lebat dan langit yang mulai menggelap, sesekali ia menengadahkan kepalanya menyaksikan betapa lebatnya hujan turun, badannya menggigil lantaran jaket yang tidak mampu menghalangi dinginnya malam disertai hujan lebat.

Suasana dipinggiran toko itu kini kian sepi, sang pemuda memutuskan untuk melangkahkan kakinya keluar dari zona aman dan berakhir dengan tubuhnya yang sukses terguyur air hujan, langkah demi langkah dia jejakan disetiap trotoar, bukannya berlari dan mempercepat langkahnya pemuda ini malah memperlambatnya berharap semuanya berubah seiring langkah yang semakin dekat dengan tempat tujuannya.

Tak lama pemuda tersebut sampai disebuah bangunan tinggi yang besar dan mewah, tangannya bergetar tak kala jemari jengjangnya memencet setiap password pintu lalu memegang gagang pintu memutar dan menariknya pelan, dengan ragu ia masuk dan kembali menutup pintu berjalan ke arah dapur dan menaruh kantung belanjaannya di meja.

Menghela nafas sejenak dan mendudukan dirinya di kursi meja makan megusap wajahnya dan menghela nafas untuk ke dua kalinya

"Sampai kapan aku akan terus bertahan?haruskah aku menyerah dan berhenti walau ia akan sakit nantinya?" Tanyanya pada diri sendiri sambil menidurkan kepalanya dimeja dan menutup matanya berharap ini semua hanya mimpi panjang yang sangat melelahkan saat ia membuka mata di pagi hari nanti, mengabaikan keadaan badanya yang basah kuyup.

🍃 🍃 🍃

Pagi harinya seperti kebayanyakan seorang istri lainnya Winwin menyiapkan sarapan untuk suaminya Jung Jaehyun, dengan telaten tangan nya memotong dan memasukan bahan masakan kedalam wajan sesekali mengaduk dan mencicipinya, setelah dirasa semuanya pas Winwin menyajikannya di meja makan dan beranjak ke kamar sang suami untuk mengajaknya makan bersama belum sempat tangannya mengetuk pintu, pintu itu telah terbuka dan menampilkan sosok Jaehyun yang sudah rapih dengan setelan jasnya.

"Jaehyun ayo makan bersama?" Ajak Winwin dengan tersenyum dan hendak membetulkan letak dasi yang tengah dikenakan Jaehyun belum sempat ia menyentuh dasi tersebut Jaehyun terlebih dulu melenggang pergi dari hadapan Winwin tanpa sepatah katapun.

Winwin hanya bisa menatap punggung Jaehyun yang menjauh sedih dah tersenyum getir, kemudian Winwin menyusulnya dan bertanya sekali lagi

"Apa kau tidak akan sarapan dulu? Mau ku siap kan bekal untuk kau makan nanti?" Ujarnya saat melihat Jaehyun tengah memakai sepatunya.

Jaehyun berdiri dan menatap Winwin "Tidak usah aku makan di kantor saja nanti, kau makan saja duluan sayang~ aku pergi dulu" balasnya sambil mengusak rambut Winwin sekilas, Winwin yang mendengar itu mengangguk dan tersenyum.

"Hati-hati sayang"

Setelah kepergian Jaehyun Winwin hanya memandang meja makan dengan tatapan kosong

First and Last |JaeWin TAHAP REVISI📍|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang