II.

891 111 50
                                    

Jan lupa vote ya biar aku semangat hehehe :>
Part ini pendek soalnya pikiran ku tersesat dan tak kembali :')
Typo itu bonus ya~

Happy Reading!

Sedangkan di tempat lain Taeil menunggu dengan cemas sambil memikirkan apakah ia harus mengatakannya atau tidak..

Taeil bingung apa yang harus ia katakan nanti pada Winwin, dia takut adik tersayangnya itu jauh lebih sakit dari sekarang..

Taeil terus bergelut dengan pikirannya sesekali jari-jarinya mengetuk-ngetuk meja pelan.

Lonceng kafe tersebut berbunyi menandakan ada pengunjung yang masuk, refleks Taeil menoleh ke arah pintu dan melambaikan tangannya setelah di pastikan jika orang yang baru saja datang itu adalah Winwin.

"Win disini" teriaknya memanggil

Winwin yang merasa terpanggil menoleh ke arah sumber suara dan tersenyum lebar setelah melihat Taeil memanggilnya dari sana dan menghampirinya dengan segera.

"Hyung ada apa kau memanggil ku kesini?" Tanya Winwin setelah beberapa lama mereka terdiam.

Taeil yang sedang sibuk dengan pikirannya sambil mengaduk-ngaduk minumannya sontak mendongak dan mengehela nafas sejenak kemudian memegang tangan Wiwnin dan menggenggamnya erat.
Taeil sudah memutuskan akan memberi tahu Winwin perihal ini siap atau tidak siapnya Winwin menerimanya.

Taeil menatap mata Winwin dan menarik nafas dalam sebelum berbicara

"Winnie~" panggilnya lembut

"Hmm" yang di panggil hanya berdehem dan memandang Taeil bingung

"Winnie hyung harap kau akan baik-baik saja sekarang atau nanti..." ucapnya terputus dan memandang kearah luar sejanak guna mentralkan nada bicaranya lalu memandang Winwin lagi yang sekarang terlihat kebingungan "Hyung melihatnya tadi"

"Melihat siapa hyung?" Kerutan kecil itu muncul didahinya tanda kebingungan

"Hyung melihat suamimu deng—..."

"Dengan Taeyong hyung" potong Winwin sambil tersenyum

Sontak Taeil memandang Winwin dengan pandangan yang sulit di artikan dan semakin mengeratkan genggamannya ditangan Winwin.

"Win bagaima—..."

"Aku sudah mengetahuinya jauh sebelum kau tahu hal ini hyung" Winwin berucap sambil tersenyum kearah Taeil.

Taeil yang melihat itu tak bisa berkata-kata lagi hatinya mencelos melihat adik kesayangannya begitu tegar menghadapinya.

"Winnie~ kenapa kau tidak memberitahu hyung? Kenapa kau menutupi hal ini dari hyung hmm?" Taeil berucap lembut sambil mengelus punggung tangan winwin dengan jempolnya lembut seakan itu menjadikanya sebuah kekuatan.

Winwin menggeleng dan tersenyum lagi

"Aku hanya tidak ingin kau terlibat dalam urasan rumah tanggaku hyung... aku tidak mau kau membenci Jaehyun karna ini... Aku.. aku.. Hyungg~ Aku.. Hiks sakit~ "

Hancur sudah pertahanan Winwin, kini ia menangis mengeluarkan betapa sakitnya luka yang dia terima setiap harinya, betapa sakitnya dengan apa yang ia dengar dan lihat setiap harinya. Winwin tidak kuat menghadapi ini sendirian tapi ia harus bersikap kuat didepan semuanya tapi tidak dengan Taeil.

Taeil menghampiri Winwin dan memeluknya erat membisikan kata-kata penenang, dia tau adik manisnya ini rapuh. Dan Taeil berjanji pada Winwin untuk tidak pernah membenci Jaehyun sedikitpun walau pun ia ingin.

Pertemuan siang itu menjadi saksi betapa rapuhnya Winwin selama ini, betapa besarnya kasih sayang juga cintanya terhadap Jung Jaehyun suami yang sangat ia cintai. Sekarang atau mungkin selamanya.

🍃     🍃     🍃

Jaehyun berdiri, memandangnya sambil tersenyum menampilkan dimple mempesonanya membuat objek tontonannya tersipu malu karnanya.
Tak ia pungkuri ciptaan Tuhan ini benar-benar membuat hatinya menjadi tenang hanya dengan memandangnya saja.

Matanya tak lepas dari sang objek yang semakin mendekat, kakinya ia langkahkan guna mempercepat pertemuannya dengan sang pemilik hati ini.

"Kenapa lama sekali hmm?" Ucapnya setelah memeluk tubuh yang lebih kecil darinya itu, mengusap surainya dengan lembut sesekali mengecup pucuk kepalanya.

'Benar-benar indah bukan?'

"Aku bangun kesiangan~ " jawabnya sambil mengerucutkan bibirnya lucu. Jaehyun tertawa kecil melihatnya dan mengecup bibirnya berulang kali gemas.

"Kau lucu sekali sayang~ akan ku bangunkan kau setiap paginya nanti"

"Benarkah?"

Jaehyun mengangguk mengiyakan pertanyaannya dan matanya selalu fokus kepada sosok bak malaikat di depannya itu tanpa ia tau seseorang tengah memperhatikannya dari jarak yang cukup dekat.

Kedua insan ini kemudian berjalan beriringan menuju parkiran dan melenggang pergi menggunakan mobil mewah milik Jaehyun membelah jalanan kota seoul yang cukup padat.

🍃     🍃     🍃

Jehyun menggandengnya masuk menuju restoran bintang 5 tempat favoritnya dulu sampe sekaramg.
Menarik kursi untuk sang pujaan hati dan memesan makanan untuknya.

Mereka menikmati waktu mereka berdua seperti dunia benar-benar milik mereka tanpa mereka sadar mereka telah memporak porandakan dunia seseorang.

"Taeyong~ mau kah kau menjadi milikku lagi?" Tanpa rasa apapun kalimat itu ia lontarkan begitu saja membiat sosok yang ia panggil Taeyong tadi terkejut sekaligus tersipu malu dibuatnya.

Kedua tanganya menggenggam erat jari-jari ramping Taeyong membuatnya nyaman di dalam genggamannya, sesekali mengecupnya lembut menunggu jawaban dari sosok yang lebih tua darinya itu.

"Eumm... Jaehyun.. aku.." ucapannya terputus saat Jaehyun mengecup bibirnya cepat dan tersenyum setelahnya. Taeyong mematung mukanya memerah, Jantungnya bergemuruh cepat.

Ia tau sangat tau bahkan benar-benar sangat tau jika sosok di depanya ini telah menikah, Tapi cinta di dalam dirinya untuk seorang Jung Jaehyun sangat besar. Lebih besar dari pada rasa kasihannya pada sosok mungil yang selalu tersenyum di depannya.

Ia mengangguk tanda permintaan Jaehyun tadi ia kabulkan, Jaehyun yang melihatnya tak kuasa untuk tidak mencium bibir tipis itu dan menarik tengkuknya pelan guna memperdalam ciuman mereka.

Mereka hanyut dengan suasana dan kegiatan mereka tanpa mereka pedulikan satu Hati yang tersakiti disana yang sudah hancur lebur atas apa yang mereka lakukan.

TBC

Apa ini?! :">
Maaf jika alurnya kacau balau tak beraturam seperti pikiran ku ini :")
Sebenernya aku ga tau mau lanjut apa engga buat ini ff :")
Tapi ya sudalah.. padi udah jadi beras ga bisa di tarik lagi..

Semoga terhibur

First and Last |JaeWin TAHAP REVISI📍|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang