•3•

2.7K 281 46
                                    

"Yeobo, kapan kita akan mengambilnya dari panti asuhan?"

"Kau yakin? Kita sedang dihadapi krisis moneter. Bagaimana dengan biaya sekolah Namjoon dan Taehyung?"

"Tentu yakin. Walau banyak hal terjadi di saat anak itu lahir, dia tetap anak kita, yeobo."

Hera duduk gelisah. Beberapa tahun silam sang suami dipecat dari perusahaan besar. Tepat ketika bayi di dalam kandungannya lahir. Anak pertama hasil buah cinta Hera dan Yongguk. Mereka beri nama Kim Yoongi.

"Sebentar lagi Taehyung masuk sekolah dan Namjoon mengikuti akselerasi. Butuh banyak biaya untuk itu semua."

"Tapi kita tetap harus mengambil kembali Yoongi, yeobo."

Tentu saja, di saat pemecatan itu terjadi, Yoongi terpaksa mereka titipkan di sebuah panti hingga bertahun lamanya. Yongguk pun perlahan mampu mengembalikan eksistensinya di dunia kerja. Keluarga Kim yang pernah tertimpa musibah mulai bangkit kembali.

"Firasatku mengatakan anak itu lah yang membawa kesialan kita semua."

"Apa maksudmu?" tanya Yongguk.

"Ketika dia lahir, kau dipecat dari perusahaanmu. Ayahmu dan ibuku meninggal karena sakit. Bukankah anak itu tidak seharusnya berada di dekat kita?"

"Jangan berpikiran sempit, Hera."

"Tidak, Yongguk-ah. Ketika aku mengandungnya pun banyak sekali hal aneh menimpaku. Sebaiknya anak itu tetap tinggal di panti."

-o0o-

Susah payah Yoongi membangunkan tubuh untuk bisa keluar dari gudang di sekolahnya. Mingyu, Hanbin, dan Changkyun memang menyeretnya ke sana sebelum memukuli Yoongi. Ketidak beruntungnya tidak berhenti di situ, ketika kesadaran Yoongi tiba-tiba menghilang setelah tendangan terakhir dari Hanbin bersarang di perutnya.

"Ya Tuhan, kau ke mana selama pelajaran berlangsung?"

Sekitar tiga puluh menit Yoongi pingsan di gudang sekolah. Untungnya waktu tersadar, gudang tidak dikunci oleh keempat berandalan itu. Atau mungkin salah seorang dari keempatnya membantu Yoongi untuk membuka kembali gudang karena kasihan padanya?

"Tadi aku terkunci di kamar mandi, jeosonghamnida." Yoongi terpaksa berbohong, sebab berandal-berandal tadi ada di dalam kelas yang sama dengannya. Dan tengah menatapnya dengan pandangan menghunus tajam.

"Bagaimana bisa? Ada yang menguncimu? Siapa? Katakan padaku."

"Aniyo, Seonsaengnim. Pintu kamar mandi sedikit rusak jadi—"

"Aish, dasar, jangan beralasan. Sudahlah, duduk kembali ke kursimu."

"Ne."

Sesudah itu Yoongi berjalan melewati barisan meja untuk duduk sebelum sebuah kaki terjulur.

'BRUK'

"Hahaha."

Yoongi jatuh tersungkur ketika sebuah kaki menjegalnya. Namun ia tak banyak bicara saat suara tawa murid sekelas disusul gebrakan meja diberikan oleh Kang Seonsaengnim yang mengajar di depan kelas.

Ia membawa tubuh itu bangkit. Yoongi juga tak lupa menatap pada kaki jenjang milik seorang adiknya itu. Namjoon mungkin tidak memukulinya, tapi perlakuannya yang seperti ini justru membuat Yoongi semakin sakit.

-o0o-

Sepanjang pelajaran, rasa pusing tidak juga pergi dari kepala. Kelas sudah kosong sejak beberapa saat lalu. Namun bocah itu masih menelungkupkan kepala di atas meja.

REACH • [MYG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang