Sewaktu memasuki kamar dan mendapati Yoongi menutup mata dengan bekas darah di wajah, Taehyung hanya berpikir bahwa kakaknya tertidur sebab kelelahan. Taehyung bergegas membersihkan bercak darah di wajah Yoongi menggunakan tisu. Setelah itu ia ikut naik ke atas kasur dan tidur di sebelah Yoongi. Sebelah tangannya tanpa sadar memeluk tubuh mungil sang kakak di sela-sela tidur. Dan posisi itu bertahan hingga pagi menjelang.
Akan tetapi kedamaian tersebut harus rela pergi. Sebab pagi-pagi keributan terjadi lagi di rumah Keluarga Kim. Mulanya Hera ingin mengecek ruang belakang, tempat di mana Yoongi dikurung. Amarahnya memuncak ketika tidak menemukan Yoongi di sana.
Lihatlah, Yoongi bahkan tidak ada juga di kamarnya. Hera hampir masa bodoh dengan keberadaan Yoongi di mana. Dan ketika wanita itu hendak membangunkan Taehyung, mata Hera membulat sempurna melihat Yoongi ternyata ada di sana. Anak itu dengan seenaknya tidur di kamar sang putra bungsu.
Hera menghampiri Yoongi yang tengah tidur lelap di sebelah Taehyung. Setelah memastikan tangan Taehyung tidak lagi memeluk Yoongi, barulah Hera menarik baju anak itu sekuat tenaga.
'SREEEEET'
"Bangun kau, sial!"
Dalam sekejap Yoongi merasakan kerah bajunya ditarik paksa. Mata terpejam milik lelaki pucat tersebut langsung terbuka kaget saat menyadari bahwa Hera lah yang membangunkan.
Yoongi seketika bangun dengan jantung berdetak cepat, kemudian ia cepat-cepat menunduk dalam. Tahu akan kesalahannya.
"Berani-beraninya kau keluar tanpa persetujuanku huh!" bentak Hera sambil mengguncang sekeras mungkin kerah baju Yoongi yang dicengkeramnya paksa.
Sedangkan Yoongi menahan napas, sedikit bergetar karena terkesiap sambil menunduk takut. Bibir pucat itu telah terbuka kecil, namun tidak berhasil mengeluarkan sepatah kata pun.
"J-jeosong-"
'PLAK'
Tamparan pada pipi mendarat lebih dulu sebelum Yoongi menyelesaikan kalimatnya.
Tamparan itu pula yang berhasil membangunkan Taehyung.
"Eomma?" panggil Taehyung dengan suara serak.
'PLAK'
'SREEET'
"BANGUN!"
Tamparan kedua mendarat lagi di pipi sebelahnya dan setelah itu Hera menjambak rambut Yoongi. Membuat tubuh kecil Yoongi bangkit dari duduknya dengan langkah terhuyung.
"Eomma hentikan!" pekik Taehyung pada ibunya.
'Greb'
Taehyung menahan pula pergelangan tangan pucat Yoongi. Ia tahu genggaman darinya terlalu kuat sampai tanpa sadar membuat Yoongi meringis kecil. Namun Taehyung hanya ingin sang ibu tidak membawa Yoongi ke ruang di belakang dan menghabisinya lagi.
Dilepasnya genggaman itu dari tangan Yoongi perlahan.
"Cukup Eomma. Aku tidak tahan lagi dengan ini semua."
Hera tentu saja terdiam mendengar nada rendah nan singkat keluar dari mulut Taehyung.
Berbeda dengan Yoongi yang menunduk dan sedikit bernapas lega saat tarikan pada rambutnya telah dilepas oleh Hera Eomma. Yoongi juga bersyukur rasa berdenyut semalam sudah hilang, meski perih pada luka di kepala yang memang kemarin baru saja sempat Taehyung obati masih terasa.
Yoongi menyingkirkan sakit luka itu. Pandangannya kini terangkat sedikit, mengarah pada Taehyung.
"Mengapa kalian selalu bertindak seperti penjahat? Aku menyayangi Eomma lebih dari siapa pun. Terlebih Appa sudah tiada dan hanya Eomma lah satu-satunya orang tuaku di rumah ini." Taehyung berkata panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
REACH • [MYG]
FanfictionTatapan sendu yang semakin meredup oleh waktu. "Dasar tidak berguna." Begitu perih lubuk hatinya diacuhkan oleh keberadaan semu. "Kau bukan bagian dari keluarga ini." Segala usaha dilakukan hingga titik hembusan napas terakhir. "E-Eommoni, boleh aku...