#15

4.5K 183 0
                                    

"Janganlah jadi orang yang tak berguana, karena sangat merugikan kamu dan orang disekitarmu"

Sampainya mereka dikantin, keadaan kantin sangat ramai, karena ini sudah masuk jam istirahat. Otomatis banyak murid yang ke kantin untuk jajan ataupun nongkrong.

"Ya ampun, rame banget sih ni kantin. Jadi panas nih" keluh Fasya.

"Iya bener sya, ehh ehh tunggu dulu. Itu bukannya adik lo put?" balas Gea sambil menunjuk ke arah gerombolan anak laki-laki yang sedang duduk di pojokan kantin.

Putri refleks melihat ke arah yang ditunjuk oleh Gea dan melihat ada adiknya disana yang tengah mengobrol dengan teman-temannya dan ada seorang cewek yang sedang menganggu Angga.

Tiba-tiba muncul sebuah ide yang membuatnya tersenyum. Sedangkan Gea, Selly, dan Fasya bingung melihat Putri yang tiba-tiba tersenyum sendiri.

"Eh napa tu Putri, senyum-senyum sendiri?" tanya Fasya kepada kedua temannya itu dengan nada pelan.

"Mungkin ada sesuatu kali, kita lihat aja lah" jawab Gea yang diangguki Fasya.

Kemudian Putri menghampiri meja adiknya itu dan berdiri di belakangnya. Teman-teman Angga pun bingung kenapa tiba-tiba ada cewek di belakang Angga.

Putri hanya diam saja sambil melihat perlakuan cewek tadi ke adiknya itu.
Setelah itu dia duduk di samping Angga yang memang kosong.

Cewek yang mengganggu Angga melihat ke arah Putri yang dibalas lambaian tangan olehnya.

"Eh siapa lo, berani-beraninya duduk disamping Angga" ucap cewek itu dengan nada tinggi.

"Mau tau gue siapa, ha" balas Putri dengan santai.

"Nih, gue ceweknya dia" ucapan Putri tersebut membuat penghuni kantin kaget dan melihat kearahnya. Sedangkan Gea, Fasya, dan Selly tertawa melihat akting Putri, karena mereka sudah tau apa yang direncanakan Putri sekarang.

"Heh, Angga itu cowok gue. Lo nggak usah ngaku-ngaku deh" ucap cewek tersebut yang bernama Meta.

Putri pun tertawa dan berkata, "Lo yang jangan ngaku-ngaku, emangnya Angga ngakuin kalo lo itu pacarnya, nggak kan. Dasar cewek cabe" ucapan Putri membuat Meta diam.

"Ih, Angga. Lihat tu, aku dikatain sama dia" rengek Meta dengan memegang tangan Angga.

Angga kemudian melepaskan tangan Meta dari tangannya dengan kasar. "Lo itu bukan siapa-siapa gue met dan gue risih tau lihat kelakuan lo. Pergi sana" ucap Angga yang membuat semua murid yang ada dikantin menertawainya.

Meta yang malu lamgsung pergi dari kantin bersama teman-temamnya.

Setelah mereka pergi, keadaan kantin kembali seperti semula, tapi ada rasa penasaran dari murid yang ada dikantin kepada Putri. Mereka berfikir siapa sebenarnya Putri?

"Ngapain lo kak disini?" tanya Angga kepada Putri.

"Lo, emangnya gue kagak boleh gitu kesini. Dulu gue juga disini juga, jadi boleh-boleh aja lah" jawab Putri dengan memanggil ketiga temannya dengan lambaian tangan.

Salah satu teman Angga yang masih penasaran dengan siapa Putri bertanya kepada Angga, "Ngga tu siapa?".

"Kenalin ni kakak gue, Putri" kata Angga yang membuat kedua temannya mengerti siapa sebenarnya Putri. Kemudian mereka saling berkenalan tak terkecuali ketiga teman Putri.

"Kesini naik apa kak?" tanya Angga.

"Pakek mobil abang lo" jawabnya, kemudian memanggil penjaga kantin.

"Pak, saya beli baksonya tujuh sama es teh manisnya tujuh" ucap Putri saat penjaga kantin sampai dimejanya.

"Oke mbak, tunggu sebentar ya" jawab penjaga kantin tersebut.

"Lo mesenin siapa put, banyak amat" ucap Gea dengan menempelkan tangan kedagunya.

"Buat lo semua lah, gue traktir" mendengar perkataan Putri semua yang ada di meja tersebut senang, kapan lagi coba ada traktiran.

"Iya dah, yang banyak uang" ledek Selly yang dibalas tampolan dari Putri di tangannya.

"Wihh, makasih ya kak. Tau aja kalo kita lagi laper, bener kan bim" ucap salah satu teman Angga bernama Rio.

"Oyi" tambah temannya satu lagi bernama Bima.

"Cewek tadi itu, siapa sih. Masih smp juga, dandanan kayak cabe" tanya Putri ke adiknya dan kedua temannya adiknya.

"Dia tu Meta. Tu anak emang terkenal cabe di sekolah kak. Dia itu ngejar-ngejar Angga mulu dari kelas satu sampek sekarang dan dia itu matre" jawab Bima.

"Eh ngga, kalo lo punya cewek kayak Meta gimana perasaan lo?" tanya Fasya.

Angga yang ditanya langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil berkata, "amit-amit gue punya cewek kayak dia. Emang lo mau kak punya adik ipar kayak dia, nggak kan".

"Idih, gue juga kagak mau lah. Malahan nanti suami gue yang diembat sama dia" jawab Putri dengan wajah tak suka.

Kemudian pesanan mereka datang dan mengambil satu persatu. Kemudian memakannya karena sudah lapar.

"Lo kak Putri udah nikah to?" tanya Rio sambil memakan baksonya.

"Ud.." belum sempat dia menjawab sudah disahut oleh Angga.

"Udah nikah dia dan lo tau club motor yang kemarin datang ke smansa" jawab Angga yang membuat kedua temannya penasaran. Sedangkan Putri sekarang sudah memapangkan wajah kesal ke adiknya.

"Yang dari jakarta itukan. Gue termasuk ngefans sama mereka juga kali" kata Bima.

"Yap betul, salah satu anggotanya itu suaminya kakak gue dan motor yang gue pakek hari ini itu punya kakak ipar gue" ucap Angga dengan bangga.

Kedua temannya kaget mendengar ucapan Angga. "Lo kok nggak kasih tau kita sih ngga. Wah kagak setia kawan lo" ucap Rio dengan kesal.

"Maap lah bro, gue lupa kasih kabar ke kalian" jawab Angga dengan cengiran.

"Wah kapan-kapan kasih tau gue kalo to mau ketemu sama mereka bro" ucap Bima.

"Oke".

"Apaan sih lo ngga. Tu motor kak Melvin jangan sampek lecet sedikit pun. Awas ya lu" ucap Putri dengan memperingati adiknya.

"Iye-iye kak".

"Eits, kita foto-foto dulu. Biar ada tanda kalo kita dateng kesini" kata Gea yang diiyain mereka semua.

Kemudian dia memanggil salah satu siswa untuk memfotokan mereka semua. Setelah beberapa kali berfoto akhirnya Putri, Gea, Selly, dan Fasya pamit untuk pulang.

"Dek gue pamit pulang dulu. Jangan nakal, gue udah tau kenakalan lo disekolah. Assalamualaikum" ucap Putri.

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabbarokatu" jawab Angga dan kedua temanya.

Setelah sampai di parkiran mereka masuk ke dalam mobil dan Putri mengantar mereka pulang.

Dari arah kejauhan ada segerombol cewek yang melihat ke arah Putri dan teman-temanmya.

"Mereka akrab banget sama Angga met" ucap salah satu dari mereka.

"Gue sebel banget sama mereka, gara-gara tu cewek. Gue dibuat malu di depan anak-anak" jawab Meta dengan nada kesal.

"Sabar met" ucap temannya.

Setelah mobil Putri keluar dari area sekolah Meta pergi begitu saja dan diikuti oleh antek-anteknya.

****

Maaf kalo aku jarang update cerita. Lagi sibuk banget ini, menjelang UNBK. Aku mohon doanya semoga lancar waktu ujian🙏🙏

Jangan lupa vote, koment, and share cerita ini ya.

Axeline Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang