A Stupid Estimation

3K 174 14
                                    

DI jalan raya yang dipenuhi kendaraan, aku memacu Porche biru-ku dengan cepat menuju kantor tempatku bekerja, DNV Enterprise. Aku menjabat sebagai CEO sekaligus pemegang saham terbesar di sana. Perusahaan yang sudah dibangun oleh Ayahku dengan susah payah selama 20 tahun, kini telah menjadi tumpuan dari roda perekonomian Korea Selatan.

Sebagai warga Korea yang patuh pada aturan berlalu lintas, aku menghentikan mobilku di depan lampu merah yang menyala. Untuk mengisi waktu, aku memperhatikan jalanan yang ada di sekitarku. Aku menoleh pada mobil berwarna merah yang berhenti di sebelah kanan mobilku. Aku seperti mengenal pria yang mengemudikan mobil tersebut. Aku mencoba mengingat-ingat kembali dimana aku pernah melihat orang tersebut.

Tiba-tiba aku ingat dengan pria yang menjemput Yoona kemarin di bandara. Dan benar saja, pria itu adalah dia. Pria itu adalah pacar Yoona. Saat aku menilik dengan jelas, wanita yang duduk di sampingnya ternyata bukan Yoona. Lama aku memperhatikan mereka, tiba-tiba saja kedua orang itu bercumbu mesra tanpa menyadari bahwa aku sedang memperhatikan mereka.

Pria itu benar-benar keterlaluan. Sepertinya saat ini dia sedang berselingkuh dengan wanita itu. Kesal dengan ulah pria itu, aku mengikuti mobil mereka dari belakang ketika lampu hijau menyala. Mobil Audi merah itu berhenti di depan Grand Hotel Century. Mereka masuk ke dalam hotel. Aku tak bisa membiarkan perselingkuhan ini terjadi. Hal ini pasti akan menyakiti hati Yoona.

Aku turun dari mobilku. Masuk ke dalam hotel dan menyusul pria itu. Sepertinya aku sudah kehilangan akal sehatku, memikirkan betapa tersakitinya perasaan Yoona nanti, ketika mengetahui pacarnya berselingkuh dengan wanita lain. Tangan dan pikiranku kehilangan kendali. Aku mengepalkan tanganku dan memukul wajah pria itu.

“Pria brengsek... Beraninya kau mengkhianati pacarmu!” teriakku pada pria itu sambil meninju wajahnya.

Pria itu jatuh ke lantai. Tampak ekspresi sangat terkejut di wajahnya. Pria itu kemudian berdiri dan menghampiriku dengan tinju balasan.

“Siapa kau? Berani-beraninya kau memukulku,” ucap pria itu sambil membalas pukulanku.

Kami pun saling adu pukul disana. Semua pengunjung hotel menyaksikan perkelahian kami, lalu keamanan hotel datang melerai perkelahian kami. Wajah kami berdua terlihat babak belur. Kami pun dibawa ke kantor polisi.

“Pria itu yang pertama memukulku,” teriak pria itu pada polisi yang menginterogasi sambil menunjuk padaku.

Polisi itu kemudian mengajukan pertanyaan padaku, “Tuan, mengapa Anda memukul pria ini? Apa alasan Anda?”

“Pria itu telah berselingkuh. Saya ingin memberikan pelajaran padanya. Saya tidak suka dengan pria yang senang berselingkuh.”

“Apa maksudmu! Siapa yang berselingkuh! Aku tidak pernah berselingkuh,” bentak pria itu padaku.

Polisi akhirnya menahan kami sampai wali kami datang untuk memberi jaminan. Dua jam terkurung di penjara akhirnya aku dibebaskan setelah sekretarisku, Kim Hoon, memberikan jaminan untukku. Mukaku menjadi lebam dan bengkak akibat pukulan pria itu.

Aku berjalan keluar dari kantor polisi dan masuk ke dalam mobil dibantu oleh sekretaris Kim. Dari kejauhan, aku melihat Yoona masuk kedalam kantor polisi. Sepertinya polisi menghubungi Yoona untuk menjadi wali dari pria brengsek itu. Aku benar-benar kesal pada pria itu mengapa ia harus menjadikan Yoona sebagai walinya.

***

A Stupid Estimation (바보 추정)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang