Lima

12 2 2
                                    

     GUBRAK!
     "Astagfirullahh!" Seruku saat melihat seseorang masuk dengan membawa pisau.
     "Mrrrrr.....aaaatiii...." Kata orang itu sambil menghampiri ku.
     "B-bapak siapa?!" Tanyaku sambil mencari-cari alat untuk melindungi diri.
     Tiba-tiba, tanpa perintah makhluk di depanku langsung melesat ke arah orang itu dan sontak aku menjerit karena aku melihat orang itu memberontak seperti sedang di serang. Saat itulah Mama keluar dari kamar mandi.
     "Kamu siapa?! Mau apa di kamar anak saya?!" Jerit Mama sambil menghampiri ku.
     "Mrrrrr .....tiiiii... Iaaaa mrrtiiii...." Kata orang itu sambil melotot ke arahku dan ibuku lalu secepat kilat ia berlari keluar dari kamar.
     Makhluk itu hilang.
     Sambil mengatur nafas, "Dia siapa, Dek?" Tanya Mama dengan nada memaksa.
     "Ng- ngga tau Maa, hiks." Jawabku sambil terisak.
     Sambil memelukku, "Udah ga usah dipikirin, mungkin dia tadi orang gila yang menyusul masuk kamar kamu. Bsok kita ganti rumah sakit, ya. Mama ga mau kamu ngalamin hal yang ngga ngga di rumah sakit ini."
     Aku mengangguk pelan.
     "Mama telponin temen-temen kamu dulu ya buat jaga kamu, Mama mau ngurus administrasi nya." Kata Mama sambil mengambil hp nya dan mulai menelpon.
     Aku tidak mengerti apa yang dari tadi dikatakan Mama. Aku terlalu shock atas kejadian yang baru saja menimpaku. Sejumlah pertanyaan terus berdatangan ke dalam otak ku yang tidak bisa berpikir jernih.
     "Udah, kamu jangan mikir yang ngga ngga, positive thinking aja, ya? Abis ini temen temen kamu dateng." Hibur Mama sambil berusaha tersenyum.
     "Kak Nasya... Ma, panggilin Kak Nasya, Ma. Aku bener bener butuh dia." Pintaku.
     "Kak Nasya lagi kuliah, sayang. Kamu ga boleh ganggu dia, oke?"
     Aku mendesah pelan, "Tapi kejadian tadi ga masuk akal, Ma. Masa iya orang gila yang masuk?"
     "Dek, udah Mama bilang kamu jangan mikir yang ngga-ngga. Mama bakal lapor dan komplain atas kejadian yang barusan. Udah kamu jangan mikirin lagi, oke? Lagipula mulai besok kita juga ga akan di sini, kok." Hibur Mama.
     "Ma," panggilku. "Aku mau pulang, aku ga sakit, kok. Ga ada luka sama sekali di badan aku. Dan aku juga ga ngerasa sakit di dalam badan aku. Aku baik-baik aja, Ma."
     Mama terlihat panik, "Eumm, itu kan perasaan kamu. Terkadang sakit itu tidak selalu kita rasakan, lho. Kalo kamu ga sakit, Mama juga ga mungkin bawa kamu ke rumah sakit."
     Aku sedikit curiga tapi memilih untuk diam.
     'Kenapa Mama sama sekali ga nanya siapa yang udah bikin aku kayak gini? Apa jangan-jangan Mama udah tau? Ahh, tapi mana mungkin. Ga ada saksi di saat itu. Atau jangan-jangan Mama dipaksa diem sama Nadhilah? Jangan-jangan Mama juga terancam hidupnya?'
     "Dek?" Panggil Mama.
     "Hm?" Sahutku meski sedikit terkejut.
     "Jangan kebanyakan mikir, Dek. Kan udah Mama bilang."
     "Ee, iya Ma. Ini aku lagi coba buat tidur, kok. Hehe."
     "Yaudah sana tidur." Kata Mama dengan senyum tipisnya.
     Aku pun mencoba menutup mataku meski sama sekali tidak ada niatan untuk tidur. Tapi aku melakukannya demi Mama.          Tentu saja aku sama sekali tidak tertidur alias sangat terjaga. Tetapi saat mataku mulai lelah, ada sesuatu yang janggal. Aku tidak ingin membuat sesuatu yang ku curigai berhenti melakukan aksinya, maka dari itu aku hanya mengandalkan indera pendengaran ku.
     Ini yang ku dengar.

Hai, gimana ceritanya? Agak gjls ya, hehe. Maklum lahh, masih pemula. Eps selanjutnya ditunggu ya. Secepatnya aku update.😁😂



Permainan Misteri 2 (lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang